Mentari..
Itulah sebenarnya makna
kalian buat Bunda..
Tak sanggup rasanya
jalani hari tanpa melihat senyuman bahagia kalian. Selalu menahan tangis ketika kalian
membutuhkan pelukan Bunda untuk menenangkan kegelisahan menjalani proses
pendewasaan di kehidupan yang memang tak mudah.
Satu hal yang bisa Bunda
katakan....
Dekaplah kasih Bunda...
Datang saja dengan keluh kesah, tangisan atau kekecewaan..
Kapan pun kalian
inginkan itu.
Bunda selalu ada buat
kalian...
Di mana pun Bunda,
Di mana pun Bunda,
Pejuang-pejuang masa
depanku..
Makna itu yang Bunda
sematkan pada kalian, ketika tangisan kelahiran .. Karena itulah.. makna
awal kehidupan yang kalian tangkap. Sebuah makna pembelajaran dari Ilahi
Robbi..
Perjuangan itu dimulai
sejak udara terhirup di paru-paru mungil kalian.
Dan..
Rasanya... kini,
Bunda yang ingin kalian mulai berjuang untuk menjalani proses dari sebuah ‘makna’ yang seharusnya tak termiliki dan terjadi..
Bunda yang ingin kalian mulai berjuang untuk menjalani proses dari sebuah ‘makna’ yang seharusnya tak termiliki dan terjadi..
Maaafkan Bunda...
Untuk
hal ini..yaa sayang,
Walaupun jika kalian
memandang ini sebuah kesalahan... (kalian tetap berhak kecewa pada Bunda)
Hanya satu pinta Bunda..
Singkirkan kebencian
dari hati kalian.. karena Bunda memang sedang “kehilangan”. Cobalah mengerti... sayang,
Bunda
tengah menjalani dan melewati sebuah fase hidup yang juga tak mudah . Jalan yang teramat terjal buat Bunda. Dan selama ini Bunda hanya 'sendiri', karena tak ingin melibatkan kalian dalam ceruk terdalam. Biarkanlah...
Permata hatiku..
Jauuuh di lubuk hati
terdalam... jujur,
Kalianlah yang selalu
membuat Bunda kuat, ketika Bunda terjatuh tersungkur. Memandangi wajah kalian ketika terpulas,
selalu menghadirkan energi positif di esok hari. Karena kalian memang “mentari” buat Bunda kan??
Namun,
Jika kali ini Bunda ingin
menyerah pada sebuah garis takdir kehidupan. Tidak
lagi berjuang dengan gigih mempertahankan...
Pahamilah.. bahwa Bunda tidak sedang berlari meninggalkan kalian. Bunda hanya ingin ‘sendiri’ dulu. Merenungi dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Pahamilah.. bahwa Bunda tidak sedang berlari meninggalkan kalian. Bunda hanya ingin ‘sendiri’ dulu. Merenungi dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Tetap sayangi Bunda semampu
pemahaman kalian.. yaa Nak?
Selama berada di
langityang sama, tangan Bunda selalu ada buat kalian..
Di mana pun Bunda berada
kini..
Maafkan Bunda yaa... sayang,
Tak sempat jelaskan
banyak tentang apa yang Bunda rasakan.
Walau secara tersamar, Bunda pernah membahas kemungkinan ini. Karena memang Bunda selalu menjaga hati kalian agar tak terluka.
Bunda tahu..
Tak mudah buat kita
semua untuk tetap bisa berdiri...
Wajarlah jika ‘sesaat’ langkah terasa limbung..
Tapi waktu akan menguatkan kita semua.. kan sayang?
Wajarlah jika ‘sesaat’ langkah terasa limbung..
Tapi waktu akan menguatkan kita semua.. kan sayang?
Izinkan Bunda..
Untuk melangkah jauh ‘sendiri’
(dulu)..
Karena Bunda ingin menenangkan hati Bunda, menyembuhkan luka.
Sebelum Bunda kembali untuk merengkuh kalian dalam kedamaian dan ketenangan jiwa.. yaa nak?
Bunda (akan) selalu kembali untuk kalian..
Karena Bunda ingin menenangkan hati Bunda, menyembuhkan luka.
Sebelum Bunda kembali untuk merengkuh kalian dalam kedamaian dan ketenangan jiwa.. yaa nak?
Bunda (akan) selalu kembali untuk kalian..
Bunda hanya ingin....
Tetaplah pegang tangan Bunda,
Karena sampai kapan pun.. Bunda memeluk hati, jiwa dan raga kalian..
Tetaplah pegang tangan Bunda,
Karena sampai kapan pun.. Bunda memeluk hati, jiwa dan raga kalian..
Selalu berjuang demi
kalian..
Janji yang terikrar ketika kelahiran kalian.
Proses yang kita jalani dan lewati bersama-sama...
Janji yang terikrar ketika kelahiran kalian.
Proses yang kita jalani dan lewati bersama-sama...
Ingatlah itu slalu.. yaa
sayang? (berjanjilah pada Bunda)
Bunda hanya meminta..
Bunda hanya meminta..
Kesabaran kalian untuk
tetap bertahan.. di antara puing hati yang terserak. Bunga kaca itu memang pecah...
Tapi jagalah.. agar pecahan kacanya tak membuat kita semakin terluka.
Semua terjadi atas izin dan kuasa Tuhan, sayang...
Tapi jagalah.. agar pecahan kacanya tak membuat kita semakin terluka.
Semua terjadi atas izin dan kuasa Tuhan, sayang...
Untuk mendewasakan kita,
dengan kasih sayangNya..
Jaga baik-baik diri kalian,
Melangkahlah selalu.. di jalan kebenaran.
Jaga baik-baik diri kalian,
Melangkahlah selalu.. di jalan kebenaran.
Peluk cium Bunda slalu,,
@BulirAirMata ... yang menetes dalam keheningan
#LangitYangSama
#LangitYangSama
Surat ini kutemukan.. ketika tengah
berjuang mencari jati diri. Membacanya
dengan tangis, karena memang rasanya.. Ketulusan dan keikhlasan ‘Bunda’ akan
selalu membahagiakan...
Tak pernah putus dan lapuk tergerus masa...
selalu tanpa jeda.
Bunda...
Di mana pun Bunda berada kini,
berbahagialah...
Aku tetap menjaga adik-adik, dengan semua nilai-nilai
kebenaran yang kau ajarkan. Biarkanlah
bunga kaca itu pecah. Karena proses
kehidupan tak bisa kita pilih. Semua sudah
digariskan Ilahi.
Masih ada bunga abadi... Bunda.
Edelweiss itu kini tetap tersemat dalam
hati kami, dan masih tertempel di ruang tamu rumah kita. Selalu menguatkan, mengingatkanku atas
kelembutan dalam keteguhan wanita yang pernah kami saksikan.
Kutahu dan pahami... airmata yang kau
tahan, karena aku menjadi saksi ‘bisu’ perjuanganmu meretas mimpi dan masa
depan bagi kami.
Kami baik-baik saja.. Bunda, dan tetap
selalu merindukanmu..
Menitipkannya pada angin, karena kau memang
“Petualang Sejati”. Menunggumu kembali..
(lagi) dengan senyum bahagia yang merekah.
No comments:
Post a Comment