Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Tuesday, January 27, 2015

Let me.. Let it be..

Tak ada hal yang sederhana, ketika kita memutuskan untuk berhubungan dengan komunitas atau seseorang.
Jika harus terjatuh karena gesekan komunikasi..let it be..
Karena dari sanalah kita belajar.
Yaa, belajar memahami dan mengerti. Mencari jalan tengah yang akan menyatukan kebaikan.
Perbedaan seharusnya tak dilihat sebagai ancaman.
Itulah caraNya mendewasakan kita.
..mmmm, buliran-buliran bening mengiringi tulisanku kali ini.
Berulangkali memanggil namanya dalam diam dan hening sepetak rumah singgahku ini.
Seharusnya aku tak takut..tak perlu lagi mencari masalah.
Tapi..sudahlah, memang semua sudah (semestinya) terjadi. Let it go..
Aku terbangun..
Selalu terbangun pukul 2 dini hari, jam berapa pun aku terlelap.
Perutku kembali nyeri. Menusuk. Aku tak ingin mengganggunya. Semua harus kuhadapi. Dalam diam aku memegang perut dan menekuk kaki hingga menekan perut. Hanya itu cara yang bisa meredakannya. Sementara saja..
Duuhh..Gusti nu Agung, paparin kakiatan, desahku..
Allohu Jabbar..Allohu Jadiir..
Berulangkali kubaca semua penggalan ayat yang kuingat.
Tuhan..kuatkan aku.
***
Di sebelah pojok ruangan ini, burung-burung bangau kertas masih belum terangkai.
Senbazuru..
Tradisi yang dimiliki oleh orang Jepang, untuk mewujudkan impian-impiannya. Membuat 1000 burung bangau kertas.
Tadi Aira bersorak gembira.., "waah asyiik, Mommy bikin burung-burung lagi". Dan melompat memelukku erat serta menciumiku. "..iyya..iyaa sayang, lepaskan pelukanmu dulu. Mommy ngga bisa napas niihh," ujarku. Bahagia tak terperi ketika melihatnya tersenyum begini.
Mm..semoga ia tetap seperti ini, desahku kini.
Mataku sembab. Menangis lagi. Setelah memutuskan untuk sholat witir, alhamdulillah.. semua berangsur membaik dan menenangkan.
Tuhan.. izinkan aku memilikinya sejenak. Di sisa waktu yang kumiliki..
Kusesap capuchinoku perlahan. Menikmatinya diiringi azan Subuh. Duuh..mataku belum terpejam. Hanya terpenggal di hitungan menit.
Belum mampu menenangkan pikiran yang terus berdialog dengan hatiku.
Hhhh... kulihat Aira masih memeluk mimpinya. Boneka racoon kesayangannya masih dipeluk erat. Ia merindu.
Dy,
Di manapun kau kini, kuminta lihatlah langit. Kutitipkan banyak kata-kata yang tak pernah kunyatakan.
Kita memang melintasi banyak perbedaan kini. Pergesekan yang luar biasa. Tapi.. tetaplah di sini. Jadi Bintangku dan Aira.
Tetaplah jadi Dy yang kukenal dulu. Sebelum gadget membentangkan jarak yang tak semestinya.
Ini..hanyalah masalah waktu dan adaptasi. Antara aku, kau dan Aira.
Jangan pernah letih, walau sering tertatih.
Pegang tanganku, genggamlah erat.
Cukup katakan.. "semua akan baik-baik saja.. Vie."
Pelukanmu. Kecupan hangat itu tetap di sini. Tersimpan di ruang rindu. Di hati kami. Aku dan Aira.
Let me be the one...