Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Sunday, December 23, 2018

Chapter 1: Light, Love, and Rays (New Beginning)

Dear Abang,
Tak mampu menahan bulir bening yang memburamkan jendela hatiku, walau aku sudah berusaha menenangkan hati.
Ada rasa pedih yang belum selesai.
Jika saat ini, Abang ada di depanku, maka aku hanya akan diam menatap Abang dengan linangan airmata.


Begitu terhenyak kaget, karena semua status yang kutulis di WA adalah untukmu.
Kerinduan yang tak mampu kubendung jika dirimu jauh.
Bersamamu..
Aku (benar) belajar bagaimana *_ikhlas_* ..
Cukup menenangkanku bahwa Abang baik-baik saja _at home_ ..


Semalam,
Terbangun pukul 00:00, dan _Abang pasti sudah sampai, dan sedang bersama keluarga nya_ bisikku menenangkan diri.
Tapi, akhirnya hanya mengetikkan _safely landed_ menenangkan hati. Dijawab atau tidak.
Menatap TV yang memang belum dimatikan. Selalu menyalakannya untuk mengurangi rindu..


Ada Love, Rosie
Cerita tentang perjuangan memiliki, menaklukkan ego.
Tetiba aku teringat Abang, mencari gambar tentang hujan, menuliskan caption yang berasal dari film.
Begitu mencintaimu, hingga harus (terus) belajar bahwa _wherever you are, no matter who is with. Aku selalu ada buat Abang_

Semua kutulis untuk untukmu.
Selalu berharap dalam diam, Abang melihat itu. Memahami rinduku..

Hanya ketika ternyata respon Abang, kembali mengingatkan pada Dy. Pipi dan mataku panas berair..
Kenapa?

Abang tersayang,
Aku telah memilih jalanku, cerita hidup yang ingin kubagi bersamamu.
Dia adalah masa lalu.
Berjalan sendiri-sendiri.

Jika masih boleh aku meminta..
Bolehkah Abang memutuskan tali merah yang selalu dikaitkan pada cerita lalu itu?
Apa yang sudah kutuliskan dalam blog, adalah runutan cerita novel yang ingin kutuliskan. Penggalan cerita.
Dengan setting yang memang sering terinspirasi dengan rasa yang terjadi kala itu. Sebagian besar tentang kesedihan, semua selalu diiringi airmata.

Cerita itu (mungkin) tak bisa terhapus. Karena itu bagian dari kisahku.
Tapi..
Bisakah Abang meyakini, bahwa saat ini aku hanya punya satu mimpi.
Menjadikanmu Imamku, dan perjalananku kali ini akan membawaku bertemu denganmu (lagi) di Syurga.
Dan jika nanti..
Abang belum menemukanku, tolong carilah aku.

Perjalanan bersamamu, selalu membuatku takjub sejak awal.
Dalam mimpi-mimpiku, selalu berharap bisa menutup hari, memeluk lelah saling berbagi cerita. Berdiskusi ringan tentang banyak hal. Hingga lelah, dan saling menggenggam menguatkan karena terlalu banyak cerita sepanjang terpisah di siang hari.
Lalu, bertatapan dan berbisik *_I love you_*.
Mengantarkan mimpi dengan indah.
Saling menjaga..

Itulah yang selalu menjagaku dalam cinta padamu. Kita berusaha untuk jadi diri sendiri. *_I love you what the way you are_*..

Walaupun tak mudah untuk menenangkan debaran jantung, manakala Abang _shouting and yelling_.
That's part of my traumas.. also.

Dari semua taburan cerita itu, ingin kutuliskan bersamamu. Perjalanan kita.
Jika diijinkan..
Mungkin aku akan memilih menemani semua perjalananmu. Hanya untuk menenangkan rinduku. Belajar menuliskan cerita milik kita, di tengah semua kesibukan Abang.

Itulah yang aku lakukan ketika Abang memintaku menemani menyetir mobil matic itu. Psstt.. tak percaya jika itu pertama kali 😁 Dan terus ada disisi Abang hingga semua selesai.


I really love you, falling in love with you..

Kubunuh waktu dengan membaca berita di Line, mencari tempat baru untuk kita, dll.
Seraya sesekali memperhatikan Abang dalam hening dari jauh.


Really proud of you..
You are fighter, struggler, quick learner..
And having good anger management handling complaints.

Ijinkan aku menuliskan semua itu, dalam chapter baru di sini.
Semua tentang kita, RINDU ku padamu..

Miss you so badly.. Abang

...........

Jeng..., bangun Subuh.. bisik Uci perlahan.
Ternyata aku tertidur dalam isak. Belum menyelesaikan cerita, dan masih menggunakan mukena. Tertelungkup di sajadah.

Menyelesaikan semua cerita yang kutulis di blogku. Save, hibernate. Aku harus menyelesaikan semua target hari ini. Harus dikerjakan dengan hati yang ditenangkan.

Melihat jam weker, 04:30..
Bergegas membereskan semuanya. Wudhu, sholat Subuh. Dan menutupnya dengan do'a untukmu. Kembali menyesak..
Tapi teralihkan dengan proofreading yang harus diselesaikan.
Pun membuat pizza. Yang kemarin tetiba salah resep doughnya.

Baru memahami kenapa semua begitu menyesak dan misleading. Semalam bulan purnama ketiga belas. Universe clearity..

Maka maafkan aku jika masih belum bisa melegakan kekhawatiran Abang padaku. Terimakasih, untuk semua kesempatan menemanimu. Aku selalu ingin bisa melakukannya.

Ayo fokus sayang...
Kata-kata yang membuatku selalu tersenyum. Merasakan bahwa Abang selalu ada menemani. Walaupun dalam jarak..

Percayalah Abang..
Saat ini dirimulah yang mengalihkan duniaku. Hanya dirimu.
Berproses dengan semuanya..

Aku merindukanmu utuh, selalu ingin bisa berjalan di sampingmu. Walau mungkin sesekali aku lupa. Dan melesat di depanmu. Merasakan bahwa Abang selalu mengamati langkah-langkahku, yang mungkin grasa grusu. Tersandung batu-batu kecil yang sebenarnya terlihat.

My bad..

Menaklukkan egoku bukanlah hal yang mudah. Membuatku memahami bahwa banyak hal yang sebaiknya kulakukan, tanpa mendebatmu itu adalah kekagumanku.

Beruntungnya aku, bisa memiliki Abang di penggalan waktu ini. Karena itu adalah bukti baiknya Tuhan padaku.

Ingin selalu bisa melakukan semua hal baik yang Abang ajarkan tanpa paksaan. Dan membisikkan: Paagii.. Abang, ini kubuatkan kopi dan pizza..Bukalah matamu, lihatlah ada aku..

Menemanimu..
Menyesap semua cerita dalam kopi.
Aku, menyayangimu utuh..

#mysoulmate #setjangkirkopi #cintadalamjarak

11 vs 22

Selalu ada alasan mengapa kita dipertemukan. Tak ada kebetulan di dunia ini. Semua selalu berjalan dengan ijinNya.
Mungkin, engkau tak pernah tahu bagaimana aku berproses dengan semua penggalan waktu denganmu.
Aku, yang mampu menembus hujan deras di dingin malam.
Dengan sejuta tanya..
Mengapa?

Mengapa?
Pertanyaan itu terus mengusik diamku.
Karena aku belum pernah merasa begitu bahagia bisa berbincang dengan orang lain, denganmu.
Bahkan menutup malam dengan diskusi malam yang mungkin "aneh" bagi orang lain.
Kali ini, sungguh terasa teramat berbeda..
Bersamamu, aku menemukan perjalanan yang teramat aku mimpikan.
Deep talk,
Itu yang mampu menenangkanku di ujung hari. Belum pernah aku menemukan orang sepertimu.
Senyaman bersamamu..

Sosok yang mampu membuatku tertawa lepas, tapi juga mengasah ketajaman pikiran.

Jarang aku mampu bicara jujur tentang apa yang aku rasakan, ketika semua berjarak. Saat HP hening dari sapaanmu..
Aku,
Sangat ingin berlari menjemputmu, membagi semua cerita yang kumiliki hari ini. Lalu.. memelukmu tanpa jeda..
Teramat sedih dan selalu membuat cerita di notes.
Menuliskan semuanya di sana..
Mungkin karena aku tahu, airmata kali ini begitu nyata.
Hingga tak mampu membuatnya terbuka.

Denganmu,
Ikhlas itu begitu menjadi nyata..
Bukan sebatas wacana.
Darimu,
Begitu banyak cerita sayang yang mampu membuatku terhenyak dalam diam.
Like rainbow..
Yang terlihat setelah hujan.

Setelah perjalanan panjang luka, aku dipertemukan denganmu. Tak hanya BW, istilahmu untuk monokrom.
Begitu indah.. Bang,

Masih sedikit cerita yang bisa kutulis tentang kita. Tapi yakinlah.. setelah ini selalu banyak cerita yang kita lalui bersama.
Percayalah..
Aku telah mencintai dan memlilihmu. Selalu menyebut namamu dalam do'a..

Aku,
Ingin bersamamu..
Membagi semua cerita hidup, belajar berdampingan tanpa mengubah.

03:00
Adzan pertama telah berkumandang. Terjemahan yang sedang kukerjakan, telah selesai.
Aku, menatap Aira. Dia terlelap pulas. Cantik.

Bahagiaku bisa memeluknya. Kesempatan yang jarang kuluangkan untuknya.
Aku begitu tergerus oleh pekerjaan, yang menuntut tanggungjawab yang seringkali melupakannya. Meninggalkannya di pagi buta, ketika masih terlelap. Dan kembali ketika ia sudah memeluk Baymaxnya. Mommy, love you sweetie..
Bisikku, sambil menciumi wajahnya ketika masuk kamarnya. Selalu..

Beruntung, aku memliki bi Imas yang mampu menggantikan tugasku. Mungkin sebagian peranku. Karena Aira selalu menunjukkan karya-kayanya selama aku kerja. Atau bahkan sering membuatkan origami. Zenbazuru..
Burung khas Jepang untukku.
"It's for you.. mommy, for your luck. Love you.. always," katanya sambil memelukku erat.
Ketika dia memaksakan menahan kantuk, hanya untuj bisa menemuiku.
Maafkan mommy yaa.. sayang, belum bisa membagikan waktu yang banyak bagimu..

Menatapnya saat ini, mengingatkan pada almarhumah Fira, Bundanya. Mereka begitu mirip..
Tenang disana sahabatku, Aira dan aku selalu mengirimkan do'a terbaik untukmu.
Ia telah tumbuh menjadi gadis cilik yang cerdas. Mewarisi kecerdasanmu.
Maafkan..
Aku mengajarinya aktif berbahasa Inggris, karena aku ingin ia mampu membuka pikirannya untuk sebuah perubahan. Open mind..
Tapi, janganlah khawatir sahabatku sayang..
Aira pun mampu berbicara bahasa Sunda. Itulah kenapa aku mempekerjakan bi Imas. Untuk terus mengajari Aira kearifan lokal leluhurnya. Mm, sesekali ia pun bisa berbahasa Jawa.
Anakmu itu memiliki keterampilan bahasa yang sangat memukau..

Itulah yang tak pernah lupa menghadirkan senyum terbaikku. Atas semua perkembangan Aira saat ini. Mampu mengembalikan semangatku, untuk memberikan yang terbaik baginya.

Tunggu kami di Syurga yaa sahabatku..
Carilah kami jika kau belum bertemu. Aira, kirim Al Fatihah untuk Bunda Fira yaa sayang..
Dan bibir mungilnya pun langsung komat-kamit membaca Al Fatihah yang diajarkan gurunya di sekolah..

Duuh, sayaang 😘 betapa Mommy beruntung memilikimu..
Bintang kecilku, my sweetheart..

02:30

Kembali, sakit mulai menggerus kesadaranku. Tertatih ke kamar mandi. Berusaha untuk bisa tetap tahajjud.
Yaa Robbana,
Terimakasih untuk semua irama hidup yang Kau berikan padaku.
Sejenak..
Melambungkan ingatan pada kilasan ingatan kemarin.

"Sudah beres kerjanya?" Begitu pesan dan shareloc.
Aku masih harus menjelaskan sedikit. Melakukan evaluasi.
Lalu bergegas memesan ojol untuk memangkas waktu.

Kini, tak pernah sedetikpun aku tak merindukanmu.. Abang.
Jarak ruang dan waktu, kuterima apa adanya. Hanya bisa menarik nafas panjang memejamkan mata, bertemu denganmu di ruang rindu. Bukan virtual. Seperti dimensi lain saja.
Membiarkan hatiku menggumam, memelukmu dalam diam.

Miko Mall, siapa yang tahu itu adalah singkatan dari Milan Kopo Mall. Hh.. ternyata aku belum tahu Bandung. Tak mengenal pojok-pojoknya dengan baik.

Da*m..
Kalau dibutuhkan, tetiba Google Maps selalu lola. Seraya berusaha menelpon Abang, mencarinya. Sejurus melemparkan pandangan ke seberang. Menangkap sosoknya. Yang tak pernah henti menghadirkan senyum.

-------

Seharian, hanya mampu terbaring. Panas tinggi. Karena rindu?
Mm.. jeda ruang memang cukup menguras energi.
Aku,
Telah menikahi semua kekurangannya. Jadi tak perlu semua kesah.
Menikmati perjalanan bersamanya dalam keadaan apapun.
Bang,
I always be the best supporter no matter what..
No worries 😊,

Aku,
Memang merindukanmu. Badly..
Bahkan ketika dekat dan tengah mendekapmu. Atau sekedar bersandar di bahumu, aku selalu merasakan tak pernah cukup waktu untuk menyampaikan semua kerinduan padamu.

Dear my hubby,
Yaa..
Aku belum pernah menuliskan betapa rasa syukur atas semua takdir yang mengikat kita kini.
Dalam semua tulisan yang kubuat, mungkin inilah kisah ternyata dalam ikatan sebenarnya.
Pernikahan.
Cinta yang semoga akan mempertemukan kita sebagai sahabat dunia dan akhirat.
Sesurga..
Aamiin yaa Robbal'alamiin 😇😍 💕

Dan jika nanti Abang belum menemukan aku disana, maukah dirimu mencariku?
Tak mudah..
Karena di dunia pun pertemuan kita melalui perjalanan yang teramat panjang.

I love you Abang..
Sakitku kali ini, biarlah menggugurkan semua dosaku.
Aku mendekapmu dalam do'a terbaik,
Di antara sujud..
Sepertiga malam yang selalu membangunkan aku, dalam sehat ataupun sakit.

I miss you so much..
Jarak dan ruang, rasanya akan selalu menjadi penguat semua rasa yang akan dipeluk hangat.
Aku,
Bahagia karenamu. Merasa lengkap dengan semua pertukaran pikiran yang hampir selalu kita lakukan di ujung hari.

Suamiku,
Dekaplah rinduku dan Aira dalam mimpimu. Berdo'alah di dinding waktu..
Untuk pertemuan kita melalui perjalanan kehidupan.
Bersama, selalu bergandengan tangan..
Happily ever after..

PS: ..my Baymax

---

"Vie,  r u okay?", sapa Mas Bono ketiks aki masuk studio.
" ... m okay, Mas, cuma demam sedikit.." jawabku santai sambil menyiapkan materi siaran.
"..merindu berat.. "

"...hahahahaha, bahagia rasanya melihatmu merona merah. Kalau bicara tentang dia," candanya.

".. aaiisshh, meni sakitu na nyaa.. Mas."

"Mmm.. ga apa Vie, you deserve on that. Aira sehat?" tanyanya kemudian.

"Sehat.. Mas, sedang di Yogya sama bi Iyem. Mereka butuh refeshing sejenak. Aku sedang banyak dikejar deadline.." jelasku

"Aah.. Vie, kamu bekerja terlalu keras" kata Mas Bono sambil melewatiku dan mengucap kepalaku lembut.

Duuh.. seperti yang sering Abang lakukan. Aku benar ingin saat ini dia ada. Mendekapku.
Mengatakan "I love you too sayaang 😘💕"
Semoga...

"Kuat yaa Vie.. jangan cengeng," lanjut Mas Bono.

"Ashiiyaaapp.. Mas," aku membalasnya dalam kelakar.

Really miss you so much.. Abang,
Selalu jaga kesehatanmu, untuk aku dan Aira.
Yaa??

#diskusiujunghari #adzanpertama #dalamjarak #kopidanaku #aksarabermakna #pecandusastra

Monday, December 17, 2018

Halaman 17:12

Ini sebuah cerita, dari lembar baru yang masih basah.
Hujan?
Tidak..
Deraian airmata, terus melaju tak berbatas.
Aku menangis untuk ke sekian kali.

Kamar yang gelap..
Aku menyalakannya seraya mengusap airmata.
Shiro dan Gogo, dua ekor kucing yang selalu menemaniku ketika aku benar-benar terpuruk.

Seolah mereka memahami, bahwa aku butuh teman.
Teman yang bisa membatasi aku dengan sebilah pisau.
Sahabat yang akan selalu mengingatkan, bahwa hidup harus dijalani. Bukan diratapi.

Aku,
Disini..
Tetap disini..
Menunggumu Bang,
Menuliskan semua cerita pilu yang masih juga belum beranjak dari hidupku.
Aku benar-benar buta, tak bisa meraba jalan masa depan mana yang hendak aku pilih.
Semua.. sunyi,

Friday, November 16, 2018

Heart Sound

Kesempatan mengenalmu, adalah jawaban semesta untuk semua pertemuan kita di dimensi tanpa batas.
Ini membuatku teramat mudah memahami semua yang terjadi.

Mengagumimu?
Ya, mungkin saat ini itulah yang aku rasakan. Jujur, melambungkanku ke langit.
Aku dan dirimu, berasal dari dua sisi yang berbeda. Langit dan bumi.
Maka, hanyalah mimpi yang indah.
Itulah yang saat ini kusadari. Sekarang memang meninggalkan jejak dalam hati.

Pertemuan yang singkat, membekas dalam hati.
Namun, ini adalah bentuk kelemahan hatiku. Karena pada dasarnya kau baik pada banyak orang. Hatimu bagai lentera penerang bagi banyak orang.

Seandainya, pun kita dipertemukan dan dipersatukan dalam komitmen tanpa jarak, itu adalah nikmat serta anugerah dari Sang Kuasa.
Aku, hanyalah debu dalam hidupmu. Mungkin tak lebih besar dari kuman, yang hanya bisa terlihat dengan mikroskop.

Aku memanggilmu dengan "Hart" yang dekat pelafalannya dengan "heart".

Hati, dimanakah sosok itu kini?
Aku ingin memeluknya dalam canda. Satu hal yang mampu dilakukannya secara berbeda dari milyaran manusia lain di bumi lain.

Tuesday, November 13, 2018

Halaman 1:11

"Bang, bangun..Kopimu sudah mulai dingin..."

Sungguh, tak ada kalimat lain yang mampu menggambarkan perasaan bahagia untuk bisa menyapamu setiap pagi dengan cara itu. Karena seperti itulah yang selama ini aku minta dalam do'a.

Andai dekat, tentu saja aku akan membisikkan lembut kalimat itu di telinganya. Dengan kecupan hangat di pipi dan bibirnya.
Dengan cara itulah.. aku mengucap syukur..

"Terimakasih yaa Rabb, hari ini aku masih bisa mencintai dan menjalani satu hari lagi bersamanya."

Begitu banyak cerita yang kemudian terajut, sejak aku mengomentari statusmu dengan kata "cebong". Yaa.. aku yang memberanikan menyapamu Bang.
Dan..
Perjalanan hidup dengan warnamu dimulai. Entah darimana energi yang selalu membuatku merindukan percakapan denganmu.
Benar, dirimu banyak mengajariku tentang bagaimana seharusnya kita mengalirkan energi positif.
Benarlah..
Dirimu jawaban dari do'a yang terjawab.

Lalu hari ini, mungkin aku melukai perasaan dan hatimu. Dengan kata-kata tajamku.
Maafkan yaa.. Bang,
Sekarang baru aku mengerti tentang hal itu.
Penyesalan yang menusuk..
Ungkapan yang aku nyatakan adalah bentuk lain ketakutanku kehilanganmu.

Karena kini..
Semua tentangmu adalah candu yang menyesakkan. Merindumu adalah cahaya.
Maafkan.. Bang,
Masih belajar melepaskan ketakutanku. Pun juga belajar mengalir seperti air.

Jika dekat, tentu aku akan mendekapmu erat. Menjagamu dalam lelap. Memuaskan hati menatap wajahmu. Begitu tenang..
Seperti malam itu,
Rasanya aku enggan terpejam, karena selalu ingin bisa memelukmu.
Seolah aku begitu takut kehabisan waktu bersamamu.
"Sungguh.. maafkan aku, jika masih belum bisa melegakan hatimu ketika menutup hari."

Terimakasih.. Bang,
Mengajariku banyak hal tentang bagaimana bersikap baik, optimis, menghargai diri sendiri, dan terus menebar energi positif.

Robbil Izzati..
Jagalah Abang selalu,
"Terimakasih Tuhan, untuk kesempatan satu hari lagi memeluknya di ujung hari.."
Aamiin yaa Robbal'alamiin..

Sunday, November 11, 2018

Cerita 111108

Halaman 1111:

Di ujung hari, aku kembali meneteskannya. Janji untuk selalu tegar manakala berada d tubir duka.. sirna.
Dia, sosok yang mulai menggoyahkan kebencianku. Mampu menerima semua ketengilanku.
Vie..
Mana, ketegaranmu? , tanya Mang Udi yang ternyata masih memperhatikanku di sudut studio.
Malam ini, aku memang memutuskan untuk datang ke sini untuk sekedar melarungkan kesedihan yang menumpuk.
Kejujuran itu kembali membunuhku.

Padahal aku sedang berusaha meyakini komunikasi terbuka dua arah akan menyelamatkan hubungan antar manusia.
Karena ini bukan komunikasi yang harus dibalut dengan kepura-puraan.

Yaa Rabb,
Haruskah?
Apakah ini caraMu untuk bicara denganku? ..dengan mengajariku sebuah kepedihan (lagi). Kesakitan lagi?

Semua terlalu sakit..
Terlalu pedih. Hatiku semakin merapuh.
Jagalah Iman Islamku yaa Rabb..

Seluruh barisan kata yang tertulis, teriringi dengan mata yang memburam. Tak lagi menangis tersedu. Hanya isak tertahan, dengan lelehan kecil, namun sulit terhentikan.
Aku,
Sdh tak sanggup lagi..

Suicidal thoughts mulai mnyerang. Tidak..
Aku masih memiliki arti..
Walau tak mudah, aku akan kembali tegar dan tegak.
Stigma negatif itu akan terhenti dengan pembuktian.

Larang aku..
Cegah aku..
Untuk kembali meletakkan pisau di nadi, mengakhiri semua indahnya hembusan napas yang digunakan untuk manfaat pada sesama manusia.

Aku, mencintai jiwa, pikiran, dan hatimu.
Dengan segala kurang dan lebihnya.
Aku ingin menikah dengan sisi spriritualmu.
Bukan dengan fisik yang kasat.
Karena aku yakin inilah cinta sejati..
Yang tulus tanpa syarat.

Hanya mencintai..

----------

Vie, lagunya diganti.. teriak Kang Dede.
Hayoo.. fokus,

Aku terhenyak, semua terbang.
Khayalan, kesedihan.
Bergegas menyusun list lagu di chart yang akan diputarkan.

Malam semakin menua. Pagi mun menjelang.
Kepompong ini bisa keluar, menjadi kupu-kupu.
Terbang melesat mengejar mimpi..

Bang,
Aku merindukanmu..

Dalam secangkir kopi yang kuseduh, kusematkan semua rasa yang bisa membuatmu bahagia. Karena aku takkan mencari gula.
Aku ingin kita saling menemani.

Sampai di satu waktu, nyawa benar diambil oleh malaikat Izrail.
Takkan kubiarkan hatiku kembali mengeluh atas semua KuasaNya.

Perjalanan kopi, membuatku menyampaikan ILY from 10.000 ft.
Cinta dalam jarak itu telah usai..

Di hening malam, kutemukan damai..
Tuhan..
Semua yang terjadi, pasti sesuai rencana terbaikMu.
Ringankan langkahku.. untuk menjalani,
Pinjamkan bahuMu, untukku menyandarkan letih.
Maafkanku..
Jika aku masih mengeluh..

#setjangkirkopi #diskusimalam

Saturday, October 20, 2018

Aku, Kopi, dan Teh: pencarian gula

Aku selalu terjaga, tanpa sadar mengurangi kualitas tidur.  Selalu mencari kehidupan yang masih terbangun.
Aku, depresi, dan pemikiran tentang bunuh diri.  Bisa kubaca detil dalam artikel disini:
https://www.helpguide.org/articles/suicide-prevention/are-you-feeling-suicidal.htm

Cukuplah menjelaskan banyak hal.  Pernahkah kau belajar mendengarkan teman-teman yang membutuhkanmu ketika ia merasa sendiri?
Ini bukan masalah sepele dan ringan. Membiarkan dia berkubang, tenggelam dalam masalahnya hanya akan memperburuk keadaan.
Saatnya kau bergerak teman..
Jadilah sebenar sahabat. Menjabat hayi dan perasaan, membangkitkan semangat hidupnya.  Mengatakan lembut bahwa hidup ini berarti.  Ia masih mempunyai nilai.

...............
...nah, begitu yaa gees. Jadilah sebenar sahabat. Hentikan celotehanmu tentang agama, dan lain-lain dulu.
Karena itu belum bisa membantu letika temanmu terpuruk.
Vie pamit yaa.. have good nite,
Semoga lagu "Jingga" bisa membuatmu terlelap di pulau kapuk... mata aimashō,
........
Bergegas meninggalkan bilik siaran.  Sedikit menyapa kru, Mang Asep.. dan menunggu angkot di pinggir jalan.
Aku harus segera kembali ke kost. Lelah..

Perjalanan hari ini memang terlalu panjang untuk dilalui sendirian.  Dimana kamu, Dy?
Apakah kini aku sudah tak ada dalam jadwal harianmu.
Sakit?
..tah lah, ga ada yang bisa menjabarkan rasaku saat ini.
DP yang kukontak, hanya membuatku "awaken" sesaat, karena ia harus pula meluangkan waktu bersama keluarganya.
Tak mungkin aku meminta waktunya lebih dibandingkan yang seharusnya.

Hhh...
Menghela nafas panjang, ketika akhirnya membuka kamar, bermain bersama Shiro yang memang kelaparan. Eongannya menceritakan banyak hal.
Membuatkan makanannya, dan membersihkan badan.

Chatting yang ada di WhatsApp, sampai ratusan.  Banyak yang kuabaikan seharian ini.
Aku hanya butuh kamu.. Dy, bukan teman "palsu" yang mungkin hanya ada ketika semua bermodus.
Tak menyalahkan.  Hanya mereka ga tahu bagaimana menjalani hidup sepertiku.

Masih termangu di hp.  Menunggu dalam ketidakpastian. 
Dimana dirimu??

https://www.medicalnewstoday.com/kc/suicidal-thoughts-ideation-193026

..aku ga sendiri, aku ga sendiri...

Sunday, October 7, 2018

Berbagi Hati

Tak pernah terbayangkan olehku, pengalaman pedih di penggalan perjalanan hidup.  Berbagi hati.
Ya, tetiba Ari memintaku untuk mengijinkannya menikah lagi.
Jangan pernah membayangkan hal yang indah kala itu diungkapkan.
Duniaku, serasa runtuh.
Aku, seperti sampah yang sudah tak bermakna. Terbuang.

Nanar mataku.
Hancur semua harapan indah seperti cerita di drama Korea. Bahwa cinta takkan pernah terbagi.  Hanya menjadi satu-satunya.
Ratu dalam hatinya.

Ada apa?
Apa yang salah pada diriku?
Apa kurangnya aku?
Mengapa ia pindah ke lain hati?

Apakah jarak yang memisahkan ini mulai membentangkan lekatan cinta, yang seharusnya cuma satu.
Apakah kesepian dapat menghalalkan semua jalan?

Aku, Vie.  Pernah mempelajari tentang poligami.  Bukan menentang, tapi rasanya aku tak mampu berdamai dengan hal ini.
Berbagi hati, cinta, dan kasur.

Pisah? Mati?
Kuambil pisau berupaya mengiris nadi tangan.  Tak sanggup rasanya hidup.

Sia-sia.
Aku tak ingin lagi hidup.  Hanya ingin berpisah dengan kehidupan.  Yang sama sekali tak terlihat pelangi dan bunga-bunga.

Hai lelaki..
Pernah kau bayangkan perasaan istri yang selalu menunggumu kembali.  Bukan rumah, berlian, permata, atau kemewahan.  Istri-istrimu hanya inginkan hatimu utuh.
Tak pernah berbagi hati.

Sakit.
Terlalu sakit.  Takkan bisa kau rasakan pedih, perih menjalani kehidupan seperti itu.
Tak ada perempuan yang ingin berbagi.
Tetes airmata, yang selalu mengalirkan do'a keselamatanmu ketika jauh, mencari nafkah.

Pernahkah kau bayangkan rasanya?
Runtuhnya kepercayaan yang selama ini tersemat padamu ketika keluar dari rumah.

Love your wife. Yang menemanimu kala susah. Mendampingimu ketika tak sesorangpun mau bersama.
Dialah yang layak menerima hatimu, cintamu, ragamu utuh.

...............

Hempasan waktu itu seolah memutar ingatan pada perjalanan ibu.  Aku yang selalu menjaganya.  Ketika ayah menjauh dan memilih wanita lain.
Membantunya kembali bangkit, tersenyum membagikan senyum.
Seolah tak ada piring yang retak.
Menguatkannya, bahwa aku selalu ada.

Tak habis pertanyaan, apa arti cinta dalam perjalanan rumahtangga setelah bertahun-tahun bersama menjaga kebersamaan.  Mewujudkan mimpi-mimpi kecil ketika tangan terjabat di akad.

Aku, anaknya yang bertanya hakikat cinta. 
Cinta yang selalu utuh.
Apakah pelangi akan datang setelah hujan badai?

Jatuh.
Tak percaya lagi akan manisnya cinta.  Semua hanya kepalsuan.
Pernikahan itu menyatukan jiwa.  Itulah kenapa soulmate. Teman jiwa.
Tak ada yang seharusnya tersakiti.
Saling menjaga.

Tolonglah catat, tak ada yang sanggup berbagi hati.
Kembalilah secara utuh.
Tak perlu menyakiti istrimu.  Yang awal mula menemani.
Tak mudah bersabar.  Itu bukan hanya kata yang lepas makna.

Ikhlaslah..
Bahwa sejatinya wanita takkan pernah mampu berbagi hati.

Melangkahlah hati, terbanglah perih.
Semua akan baik-baik saja.
Peluklah istrimu 5 menit sebelum pergi.  15 menit berbicara dengan sayang.  Meluangkan waktu sekali seminggu untuk terus memupuk cinta dan sayangmu.  Cinta itu satu.

Ketika itulah kau akan sadar.  Istrimu adalah satu-satulah bidadari syurgamu

#m_possible #peacelove

Saturday, October 6, 2018

Sepenggal Nada

Membulir airmata, merenungkan semua perjalanan penuh makna.
Yaa.. Robb,
Sejatinya,
Aku ingin mengatakan lelah, ingin membaringkan semua yang saat ini terasa.
Tawa, ceria, itu hanya sandiwara?
Tidak..
Itu hanya upaya menahan perih tersembunyi.

Vie, Aira ingin kamu datang di ulang tahunnya, kata ibu di seberang telpon.  Aku memang sudah lebih 3 warsa menjalani dinas di luar Bandung. Karena itu aku  menitipkan Aira.
Tak mungkin membawanya, ataupun meninggalkannya.
Janji pada sahabatku, mengikatkanku padanya seumur hidup.

Iya.. bu, aku akan pulang. Insyaa Alloh..

Aku takut pada janji. Untuk sesuatu yang mungkin tak bisa aku tepati.
Pekerjaan ini memang terlalu menyita waktu.  Hampir kehilangan kebersamaan bersama Aira.
Semoga kali ini aku bisa pulang sebelum ulangtahunnya. 5 tahun.
Ya, sudah 5 tahun aku merawat Aira sebagai Mommynya. Teman yang mengajarinya arti ketulusan. Tak perlu ikatan darah untuk sebuah ketulusan. Tapi mengikatkan keluarga adalah yang utama.

Sejenak kembali merenung, aku ingin bersamamu.  Dan kembali tak bisa menahan bulir yang perlahan memburamkan.  Sesekali harus menghapus.  Karena keyboard tak terlihat. Begitu menyayat..

Dy,
Tak bisa kujabarkan dalam kalimat.  Betapa kuat keingjnan untuk bisa menghabiskan sisa usia bersama
Selalu berpegangan tangan.
Menjaga kebersamaan.

Tak sanggup rasanya, merobohkan benteng yang ada di hadapan. Sementara aku pun seperti tak mampu menjalani semua adaptasi yang sangat luar biasa.  Terlalu banyak perbedaan yang harus diselaraskan, jika bersama dengan yang lain.

Vie, semua akan berjalan bersama  qadarullah. Pejamkan saja matamu.. tidurlah sejenak.
Rebahkan lelahmu dalam malam. Biarkanlah semua berjalan sebagaimana seharusnya. IjinNya.
Genggamlah mimpi dan harapan, karena hanya itu yang bisa kita lakukan.
Ingat saja, selalu ada cahaya di ujung jalan...

Monday, September 24, 2018

Makna

Bagaimanapun caranya dan banyaknya kegagalan, nggak bisa menghalangi kucing untuk mencapainya. Selalu menghadapi ketakutan.

Banyak cerita yang akan tersampaikan, ketika kau membuka hati. Mungkin tanpa sadar, kau akan menyentuh egomu, lalu melukai.

Semua ingin terlihat sempurna.
Aku?

Sebenarnya, aku biasa saja.
Hanya mungkin seringkali kebiasaan "attention of details" akan menjauhkanku dari peradaban.
Seperti terasing oleh pikuk jeritan sekitar.
Karena aku sulit untuk berpura, semua akan mengalir bersama waktu.

Hh, sudahlah..
Waktu takkan bisa menarik kata-kata. Biarkanlah menguap bersama air laut ke awan, lalu tertiup untuk kembali jatuh ke bumi. Terserap tanah..
Dari tanah kembali ke tanah,

(Terus) belajar jujur, tak menghilangkanmu dari kehidupan. Semua akan bisa mengalir bersama perbedaan pandang.

Seperti aku, yang senang menatap lahirnya cahaya Mentari. Bagai kelahiran asa yang sempat tertunda dan menyelesaikan semua.
Sementara kamu menyukai sebaliknya.
Sunset,
....masa untuk merenung, dan diam. Mengalirkan masalah, pikiran yang membenamkan luka dan duka.

Kelak, ketika kau menemukan tulisan ini..
Kau akan tahu bahwa (sebenar) bahagia itu adalah KITA.

24/09/2018
#pecandusastra #diskusisenja #setjangkirkopi