Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Saturday, April 14, 2012

The Pain

Nowadays I tried to to believe what happened is the way of God,
Psychological warfare is lashed,  

I would faced with the airy heart .
Maturing process must be undertaken to prove we are worthy to be the best life.
Tucked in the heart of doubt, 

whether the conviction is for this I believe to be true?
God is there ..
God is loved by his
I rested my tired this silently,
Closed the evening with gratitude that everything would be gone ..
All would be fine ...

Amin..

Friday, March 9, 2012

HUJAN...


Hujan,,  kau ingatkan aku...

Pagi yang mendung membuat aku sedikit cemas menanti  bis kota yang tak kunjung datang untuk mengantarku ke tempat kerja, hari ini.
“Mudah-mudahan.. tidak hujan,” kataku dalam hati.
Sudah banyak yang mempertanyakan kenapa aku sangat tidak menyukai hujan.  Teman-teman dekatku selalu “bete” dekat denganku jika hujan mengguyur.
“Kenapa kamu membencinya? kan... itu sangat dinanti pak tani agar tanamannya tumbuh dengan baik..  , “ kata teman-temanku.  Mereka merasa hanya akan menjadi “kambing congek”, karena selalu aku acuhkan.

Hujan....
Hampir tak pernah aku ungkap mengapa...
 Aku kurang menyukainya, bukan membencinya... sebenarnya.
Hujan....
Saat itulah aku berusaha memupuskan semua rindu pada orang yang sangat kuinginkan jadi “belahan jiwa”.  Menghilangkan semua jejaknya dalam pikiran dan hati.  Guyuran hujan akan mengalirkan gundah itu meresap kembali ke tanah, untuk tumbuh dengan bentuk yang berbeda.
Aku bukan tak mencintainya.... 
Gelora yang aku rasakan mengalir dalam urat nadi seperti darah yang menjadi pengisi jantung hatiku. Demi kebaikannya, demi masa depannya.. aku hanya harus melupakannya.

Aku harus membuatnya “membenci”-ku karena aku merasa bukan orang yang tepat baginya.  Aku punya banyak alasan untuk apa yang harus aku lakukan untuknya.
Aku rela memendam dan menelan rasa benci yang diberikannya bagiku, karena meninggalkannya tanpa “kata”, saat turun dari bis sepulang dari Parangtritis.

Yang tak diketahuinya... aku tak pernah menoleh ke belakang, melihatnya lagi saat itu... karena airmata yang jatuh itu tak boleh diketahuinya.
Karena laki-laki amat membenci “tangisan” wanita.
Hujan yang mengguyur ,  jadi teman yang seolah mengerti tentang pergulatan hatiku menuju rumah kakakku.
Aku rela dibencinya, seumur hidupnya... asal didapatkannya belahan jiwanya, yang terbaik untuknya... dan itu bukan aku.
Kini... selalu ada di deretan lagu kesayanganku yang sangat bisa mewakili tentang gundah itu...
Mewakili semua kerinduanku... untuk yang kucintai segenap jiwaku.
Dimana pun aku..
Sejauh apapun langkahku..
“Hujan... kau ingatkan aku tentang satu rindu... di masa yang lalu... saat mimpi masih indah bersamamu...” (Satu Rindu  by Opick feat Amanda)