Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Thursday, December 22, 2016

Perjalanan

"Hari ini kulantunkan untukmu seuntai doa
Dan aku tahu Tuhan pasti mendengarnya
Aku rasakan jawabannya di hatiku
Meski Dia tak ucapkan spatah pun kata.
Aku tidak meminta kekayaan atau ketenaran (aku tahu kau takkan keberatan)
Aku memohon agar Dia mengirimkan harta paling berharga dari jenis yang lebih abadi.
Aku memohon agar Dia berada dekat denganmu
Pada permulaan yang hari yang baru,
Untuk melimpahkan kesehatan dan berkahNya kepadamu, serta teman-teman untukmu berbagi jalanmu.
Aku memohonkan kebahagiaan untukmu, dalam semua hal yang besar dan yang sederhana,
Tetapi adalah penjagaanNya yang penuh cinta
Yang kudoakan untukmu senantiasa." (Ibrahim Elfiki)
***

Tulisan ini menggiringku menemukan hadiah yang akan kuberikan.
"My live and Career is my own adventure.. -Dario Argento-"

Aku, Vie, petualang sejati, melintasi batas ruang dan waktu. Penglihatan itu masih selalu ada.
Aku ingin membantunya.

Tuhan, berikan kekuatan. Karena aku percaya, bahwa tak ada kebetulan.
Semua akan menemukan jalannya.
Jalanku membantunya..

Terpendam dalam diam, terkubur di rindu, lalu trcekat hening.. padaMu,
Keriuhan jiwa dan pikiran, menuntun kerinduan dalam hening
Sunyi bukanlah hening dalam jiwa, hanya jeda sejenak pada nadi pikiran..

Melepaskan tanya di kesunyian, mengharapkan rindu dari angin yg membisik perlahan. Aku mengerti walau tanpa kata.. Tak ada penantian tersiakan.. #menantijawaban

Hening tanpa bisik angin, tercenung dalam. Dimanakah rindu yg sering tergaungkan di riuh ceritamu?
Ada kehadiranmu dlm diam, memeluk rindu prlahan. Menenangkan.. Aku ada, bisikmu bersama senja. #bukitmoko

Aku, bukannya tak merindukan waktu. Hny membungkus rasa dlm hening. Menitipkan cinta dalam kata..

Tuhan, jadikan setiap harap agar tak berlebihan, agar setiap rasa selalu dalam kadarnya, dan agar tiap cita tetap terbingkai dalam niatnya. -Jul-

Hari ini di wisuda kampusku, terhempas dalam pengkhianatan untuk sebuah kepercayaan. Cerita yang seharusnya tersimpan, mengemuka liar. Bagai api yang menyambar kayu.

Otakku terus bekerja keras mencari tahu sumber api.
Maghrib, bersama buliran rudhaksha yang terus bergerak mengiringi detak jantungku, pencarianku berujung sudah.

Kang, maafkan aku. Untuk semua kejadian yang tak terkendali ini.
Walau aku selalu percaya, bahwa semua telah diatur di Lauful Mahfudz.

Aku, hanyalah jiwa yang rapuh. Yang tak henti mencari sandaran.
Melarungkan duka yang tersimpan rapih sendiri.

Ini, akibat euforia berlebih yang meletup tak terkendali.
Jiwa-jiwa yang tak lelah mencari.
Ini, hanya kesalahan pemahamanku tentang manusia dan pemikirannya.
Ternyata sedikit yang mampu bertahan dalam amanah.
Ini, membuktikan bahwa memang tak ada hubungan yang abadi.
Selain dua: Alloh pada hambaNya, Orangtua pada anaknya.

Buliran bening itu terus mengalir, memburamkan jendela hati.

Aku, Vie, masih memeluk duka dan lara mendalam.
Merapuh bersama waktu.
Tak ada yang sempurna dalam perjalanan.
Hanya menyisakan hikmah dan pembelajaran.
Menjadi pengingat bahwa manusia itu tak jua mampu memaafkan masa lalu. Yaa.. itu aku.

Vie, adalah kerapuhan dalam jiwa. Pencarian yang berbatas di jeda waktu.
Vie, masih terus menatap ufuk senja bersama kesendirian yang belum melekang.
Vie..
Kembalilah bersama mentari,

Rudhaksa ini akan menjadi penyucian diri dan hati.
Mengalirkan energi positif untukmu.
Mengalir bersama doa dan airmata.
Abah yang memberikannya langsung.
Miliknya.

Mewariskan kearifan dan kedamaiannya.
Kutitipkan padamu, Kang..
Menemani jauh perjalanan yang nanti ada bersama perjuangan.
Damailah bersamanya nanti, jagalah baik.
Detak jantung yang nanti akan menenangkanmu. Ini keluargaku..

Walau begitu panjang waktu yang harus terarungi. Namun tak ada kata yang mampu mewakili perasaanku ketika mengenggamnya.
Denyut berdegup, mengiringi genggaman awal tanganku.

#perjalanan #novelku