Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Thursday, November 28, 2019

/catatanperjalanan_chapter28/

Selamat pagi..cinta,

Mungkin tak pernah disadarinya, itu salah satu hal trrmanis yang pernah aku terima. Yaa.. tak cuma satu, tapi lebih,

Catatan perjalanan bersamamu, memang menuliskan kisah yang berbeda.
Alloh Maha Baik,
Memberikan lebih dari yang kuminta..

Tak putus syukur untuk itu semua,

....

12:01
Terbangun dari mimpi buruk yang sudah beberapa kali datamg.
Astaghfirullah..
Aku memang lelah,

Kembali menyesap kopi lebih dari seharusnya.
5-6 cangkir kopi hitam tanpa gula,

Sesekali aku melepaskan tatapan ke gawaiku. Menatap orang-orang yang bergegas di depan Gelora Bung Karno.

Pintu busway 1F pun terbuka, menaikkan para penumpang.
Suasana yang tak pernah kusaksikan di Bandung.
Tak ada yang tengah mengudap.
Pun tak tercium aroma cilok, bacil, basreng, dll.

Bandung,
Benar telah lekat dalam darah.
Sepekat seduhan robusta dalam setjangkir KOPI ku.

Apa kabar Aira?
Hampir setiap malam, kami selalu vc.
Cerita-ceritanya mengalir deras.
Makin cerewet saja..
Rambut ikalnya pun tumbuh lebat.
Diikat seperti Princess Elsa...Mommy
Pintanya, jiika aku pulang.

Sayang,
Berjauhan denganmu, benar tak pernah mudah.
Aku sering merasa sendirian di antara pikuk Jakarta.

Dini hari, kutuliskan semua gelisahku dalam catatan pesan untukknya.
Merujuk pada khawatir yang tak pernah berujung.

Jangan tanyakan,
Betapa merindunya.
Memeluknya ketika sedang ada di titik nadir, adalah janji yang tak pernah kuingkari.

Jeda,
Selalu membatasinya.
Dan aku menangis..

Aku,
Melakukannya lagi..
Nanar menatap kosong layarku.
Blank point..

Terduduk di emper stasiun ini.
Tak menyesap kopi,
Hanya wedang sereh yang kubuat pagi ini.

Merasakan lukanya.
Menitikkan airmata dalam masker (kembali).
Sudah tak ada kata yang mampu terucap.
Berulangkali menguatkan iman..
Terlihat jelas..
Suicidal thoughts,
Aku takut..

Perjalanamku sebagai penyiar tak terhenti. Mengadu skill di Jakarta..
Memulainya dari bawah.
Berjuanglah..
Kuatkan jiwa,

Bandung,
Bandung,
Bandung..
Cinta tak tertahan, mengalirkan deras airmata..
Perih jika menatap langit yang kemudiam memerah, dari halte Bundaran Senanyan.

Aitmata kali ini..
Sudah tanpa suara, senyap dalam riuh pagi,

Ayah.. lapar,
Seorang gadis kecil, seumuran Aira..
Merengek pada ayahnya.
Disamping mereka, setengah karung botol air mineral.
Jika ditimbang..
Mungkin hanya dapat sebungkus nasi tanpa lauk.

Hatiku semakin perih,
Otakku kram..
Jiwaku biru,

Tuhan,
Berikanlah aku kemampuan berempati..
Tak hanya ingin dimengerti tanpa memahami,
Banyak meminta, tanpa mau memberi..
Jadikan aku orang yang tawadhu, qana'ah,
GarisMu,
Adalah ikhlas dalam sabar..
Tak berbatas..
Tanpa harap balasan,

Maafkan aku, Vie

#aksarabermakna #perjandusastra