Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Sunday, December 23, 2018

Chapter 1: Light, Love, and Rays (New Beginning)

Dear Abang,
Tak mampu menahan bulir bening yang memburamkan jendela hatiku, walau aku sudah berusaha menenangkan hati.
Ada rasa pedih yang belum selesai.
Jika saat ini, Abang ada di depanku, maka aku hanya akan diam menatap Abang dengan linangan airmata.


Begitu terhenyak kaget, karena semua status yang kutulis di WA adalah untukmu.
Kerinduan yang tak mampu kubendung jika dirimu jauh.
Bersamamu..
Aku (benar) belajar bagaimana *_ikhlas_* ..
Cukup menenangkanku bahwa Abang baik-baik saja _at home_ ..


Semalam,
Terbangun pukul 00:00, dan _Abang pasti sudah sampai, dan sedang bersama keluarga nya_ bisikku menenangkan diri.
Tapi, akhirnya hanya mengetikkan _safely landed_ menenangkan hati. Dijawab atau tidak.
Menatap TV yang memang belum dimatikan. Selalu menyalakannya untuk mengurangi rindu..


Ada Love, Rosie
Cerita tentang perjuangan memiliki, menaklukkan ego.
Tetiba aku teringat Abang, mencari gambar tentang hujan, menuliskan caption yang berasal dari film.
Begitu mencintaimu, hingga harus (terus) belajar bahwa _wherever you are, no matter who is with. Aku selalu ada buat Abang_

Semua kutulis untuk untukmu.
Selalu berharap dalam diam, Abang melihat itu. Memahami rinduku..

Hanya ketika ternyata respon Abang, kembali mengingatkan pada Dy. Pipi dan mataku panas berair..
Kenapa?

Abang tersayang,
Aku telah memilih jalanku, cerita hidup yang ingin kubagi bersamamu.
Dia adalah masa lalu.
Berjalan sendiri-sendiri.

Jika masih boleh aku meminta..
Bolehkah Abang memutuskan tali merah yang selalu dikaitkan pada cerita lalu itu?
Apa yang sudah kutuliskan dalam blog, adalah runutan cerita novel yang ingin kutuliskan. Penggalan cerita.
Dengan setting yang memang sering terinspirasi dengan rasa yang terjadi kala itu. Sebagian besar tentang kesedihan, semua selalu diiringi airmata.

Cerita itu (mungkin) tak bisa terhapus. Karena itu bagian dari kisahku.
Tapi..
Bisakah Abang meyakini, bahwa saat ini aku hanya punya satu mimpi.
Menjadikanmu Imamku, dan perjalananku kali ini akan membawaku bertemu denganmu (lagi) di Syurga.
Dan jika nanti..
Abang belum menemukanku, tolong carilah aku.

Perjalanan bersamamu, selalu membuatku takjub sejak awal.
Dalam mimpi-mimpiku, selalu berharap bisa menutup hari, memeluk lelah saling berbagi cerita. Berdiskusi ringan tentang banyak hal. Hingga lelah, dan saling menggenggam menguatkan karena terlalu banyak cerita sepanjang terpisah di siang hari.
Lalu, bertatapan dan berbisik *_I love you_*.
Mengantarkan mimpi dengan indah.
Saling menjaga..

Itulah yang selalu menjagaku dalam cinta padamu. Kita berusaha untuk jadi diri sendiri. *_I love you what the way you are_*..

Walaupun tak mudah untuk menenangkan debaran jantung, manakala Abang _shouting and yelling_.
That's part of my traumas.. also.

Dari semua taburan cerita itu, ingin kutuliskan bersamamu. Perjalanan kita.
Jika diijinkan..
Mungkin aku akan memilih menemani semua perjalananmu. Hanya untuk menenangkan rinduku. Belajar menuliskan cerita milik kita, di tengah semua kesibukan Abang.

Itulah yang aku lakukan ketika Abang memintaku menemani menyetir mobil matic itu. Psstt.. tak percaya jika itu pertama kali 😁 Dan terus ada disisi Abang hingga semua selesai.


I really love you, falling in love with you..

Kubunuh waktu dengan membaca berita di Line, mencari tempat baru untuk kita, dll.
Seraya sesekali memperhatikan Abang dalam hening dari jauh.


Really proud of you..
You are fighter, struggler, quick learner..
And having good anger management handling complaints.

Ijinkan aku menuliskan semua itu, dalam chapter baru di sini.
Semua tentang kita, RINDU ku padamu..

Miss you so badly.. Abang

...........

Jeng..., bangun Subuh.. bisik Uci perlahan.
Ternyata aku tertidur dalam isak. Belum menyelesaikan cerita, dan masih menggunakan mukena. Tertelungkup di sajadah.

Menyelesaikan semua cerita yang kutulis di blogku. Save, hibernate. Aku harus menyelesaikan semua target hari ini. Harus dikerjakan dengan hati yang ditenangkan.

Melihat jam weker, 04:30..
Bergegas membereskan semuanya. Wudhu, sholat Subuh. Dan menutupnya dengan do'a untukmu. Kembali menyesak..
Tapi teralihkan dengan proofreading yang harus diselesaikan.
Pun membuat pizza. Yang kemarin tetiba salah resep doughnya.

Baru memahami kenapa semua begitu menyesak dan misleading. Semalam bulan purnama ketiga belas. Universe clearity..

Maka maafkan aku jika masih belum bisa melegakan kekhawatiran Abang padaku. Terimakasih, untuk semua kesempatan menemanimu. Aku selalu ingin bisa melakukannya.

Ayo fokus sayang...
Kata-kata yang membuatku selalu tersenyum. Merasakan bahwa Abang selalu ada menemani. Walaupun dalam jarak..

Percayalah Abang..
Saat ini dirimulah yang mengalihkan duniaku. Hanya dirimu.
Berproses dengan semuanya..

Aku merindukanmu utuh, selalu ingin bisa berjalan di sampingmu. Walau mungkin sesekali aku lupa. Dan melesat di depanmu. Merasakan bahwa Abang selalu mengamati langkah-langkahku, yang mungkin grasa grusu. Tersandung batu-batu kecil yang sebenarnya terlihat.

My bad..

Menaklukkan egoku bukanlah hal yang mudah. Membuatku memahami bahwa banyak hal yang sebaiknya kulakukan, tanpa mendebatmu itu adalah kekagumanku.

Beruntungnya aku, bisa memiliki Abang di penggalan waktu ini. Karena itu adalah bukti baiknya Tuhan padaku.

Ingin selalu bisa melakukan semua hal baik yang Abang ajarkan tanpa paksaan. Dan membisikkan: Paagii.. Abang, ini kubuatkan kopi dan pizza..Bukalah matamu, lihatlah ada aku..

Menemanimu..
Menyesap semua cerita dalam kopi.
Aku, menyayangimu utuh..

#mysoulmate #setjangkirkopi #cintadalamjarak

11 vs 22

Selalu ada alasan mengapa kita dipertemukan. Tak ada kebetulan di dunia ini. Semua selalu berjalan dengan ijinNya.
Mungkin, engkau tak pernah tahu bagaimana aku berproses dengan semua penggalan waktu denganmu.
Aku, yang mampu menembus hujan deras di dingin malam.
Dengan sejuta tanya..
Mengapa?

Mengapa?
Pertanyaan itu terus mengusik diamku.
Karena aku belum pernah merasa begitu bahagia bisa berbincang dengan orang lain, denganmu.
Bahkan menutup malam dengan diskusi malam yang mungkin "aneh" bagi orang lain.
Kali ini, sungguh terasa teramat berbeda..
Bersamamu, aku menemukan perjalanan yang teramat aku mimpikan.
Deep talk,
Itu yang mampu menenangkanku di ujung hari. Belum pernah aku menemukan orang sepertimu.
Senyaman bersamamu..

Sosok yang mampu membuatku tertawa lepas, tapi juga mengasah ketajaman pikiran.

Jarang aku mampu bicara jujur tentang apa yang aku rasakan, ketika semua berjarak. Saat HP hening dari sapaanmu..
Aku,
Sangat ingin berlari menjemputmu, membagi semua cerita yang kumiliki hari ini. Lalu.. memelukmu tanpa jeda..
Teramat sedih dan selalu membuat cerita di notes.
Menuliskan semuanya di sana..
Mungkin karena aku tahu, airmata kali ini begitu nyata.
Hingga tak mampu membuatnya terbuka.

Denganmu,
Ikhlas itu begitu menjadi nyata..
Bukan sebatas wacana.
Darimu,
Begitu banyak cerita sayang yang mampu membuatku terhenyak dalam diam.
Like rainbow..
Yang terlihat setelah hujan.

Setelah perjalanan panjang luka, aku dipertemukan denganmu. Tak hanya BW, istilahmu untuk monokrom.
Begitu indah.. Bang,

Masih sedikit cerita yang bisa kutulis tentang kita. Tapi yakinlah.. setelah ini selalu banyak cerita yang kita lalui bersama.
Percayalah..
Aku telah mencintai dan memlilihmu. Selalu menyebut namamu dalam do'a..

Aku,
Ingin bersamamu..
Membagi semua cerita hidup, belajar berdampingan tanpa mengubah.

03:00
Adzan pertama telah berkumandang. Terjemahan yang sedang kukerjakan, telah selesai.
Aku, menatap Aira. Dia terlelap pulas. Cantik.

Bahagiaku bisa memeluknya. Kesempatan yang jarang kuluangkan untuknya.
Aku begitu tergerus oleh pekerjaan, yang menuntut tanggungjawab yang seringkali melupakannya. Meninggalkannya di pagi buta, ketika masih terlelap. Dan kembali ketika ia sudah memeluk Baymaxnya. Mommy, love you sweetie..
Bisikku, sambil menciumi wajahnya ketika masuk kamarnya. Selalu..

Beruntung, aku memliki bi Imas yang mampu menggantikan tugasku. Mungkin sebagian peranku. Karena Aira selalu menunjukkan karya-kayanya selama aku kerja. Atau bahkan sering membuatkan origami. Zenbazuru..
Burung khas Jepang untukku.
"It's for you.. mommy, for your luck. Love you.. always," katanya sambil memelukku erat.
Ketika dia memaksakan menahan kantuk, hanya untuj bisa menemuiku.
Maafkan mommy yaa.. sayang, belum bisa membagikan waktu yang banyak bagimu..

Menatapnya saat ini, mengingatkan pada almarhumah Fira, Bundanya. Mereka begitu mirip..
Tenang disana sahabatku, Aira dan aku selalu mengirimkan do'a terbaik untukmu.
Ia telah tumbuh menjadi gadis cilik yang cerdas. Mewarisi kecerdasanmu.
Maafkan..
Aku mengajarinya aktif berbahasa Inggris, karena aku ingin ia mampu membuka pikirannya untuk sebuah perubahan. Open mind..
Tapi, janganlah khawatir sahabatku sayang..
Aira pun mampu berbicara bahasa Sunda. Itulah kenapa aku mempekerjakan bi Imas. Untuk terus mengajari Aira kearifan lokal leluhurnya. Mm, sesekali ia pun bisa berbahasa Jawa.
Anakmu itu memiliki keterampilan bahasa yang sangat memukau..

Itulah yang tak pernah lupa menghadirkan senyum terbaikku. Atas semua perkembangan Aira saat ini. Mampu mengembalikan semangatku, untuk memberikan yang terbaik baginya.

Tunggu kami di Syurga yaa sahabatku..
Carilah kami jika kau belum bertemu. Aira, kirim Al Fatihah untuk Bunda Fira yaa sayang..
Dan bibir mungilnya pun langsung komat-kamit membaca Al Fatihah yang diajarkan gurunya di sekolah..

Duuh, sayaang 😘 betapa Mommy beruntung memilikimu..
Bintang kecilku, my sweetheart..

02:30

Kembali, sakit mulai menggerus kesadaranku. Tertatih ke kamar mandi. Berusaha untuk bisa tetap tahajjud.
Yaa Robbana,
Terimakasih untuk semua irama hidup yang Kau berikan padaku.
Sejenak..
Melambungkan ingatan pada kilasan ingatan kemarin.

"Sudah beres kerjanya?" Begitu pesan dan shareloc.
Aku masih harus menjelaskan sedikit. Melakukan evaluasi.
Lalu bergegas memesan ojol untuk memangkas waktu.

Kini, tak pernah sedetikpun aku tak merindukanmu.. Abang.
Jarak ruang dan waktu, kuterima apa adanya. Hanya bisa menarik nafas panjang memejamkan mata, bertemu denganmu di ruang rindu. Bukan virtual. Seperti dimensi lain saja.
Membiarkan hatiku menggumam, memelukmu dalam diam.

Miko Mall, siapa yang tahu itu adalah singkatan dari Milan Kopo Mall. Hh.. ternyata aku belum tahu Bandung. Tak mengenal pojok-pojoknya dengan baik.

Da*m..
Kalau dibutuhkan, tetiba Google Maps selalu lola. Seraya berusaha menelpon Abang, mencarinya. Sejurus melemparkan pandangan ke seberang. Menangkap sosoknya. Yang tak pernah henti menghadirkan senyum.

-------

Seharian, hanya mampu terbaring. Panas tinggi. Karena rindu?
Mm.. jeda ruang memang cukup menguras energi.
Aku,
Telah menikahi semua kekurangannya. Jadi tak perlu semua kesah.
Menikmati perjalanan bersamanya dalam keadaan apapun.
Bang,
I always be the best supporter no matter what..
No worries 😊,

Aku,
Memang merindukanmu. Badly..
Bahkan ketika dekat dan tengah mendekapmu. Atau sekedar bersandar di bahumu, aku selalu merasakan tak pernah cukup waktu untuk menyampaikan semua kerinduan padamu.

Dear my hubby,
Yaa..
Aku belum pernah menuliskan betapa rasa syukur atas semua takdir yang mengikat kita kini.
Dalam semua tulisan yang kubuat, mungkin inilah kisah ternyata dalam ikatan sebenarnya.
Pernikahan.
Cinta yang semoga akan mempertemukan kita sebagai sahabat dunia dan akhirat.
Sesurga..
Aamiin yaa Robbal'alamiin 😇😍 💕

Dan jika nanti Abang belum menemukan aku disana, maukah dirimu mencariku?
Tak mudah..
Karena di dunia pun pertemuan kita melalui perjalanan yang teramat panjang.

I love you Abang..
Sakitku kali ini, biarlah menggugurkan semua dosaku.
Aku mendekapmu dalam do'a terbaik,
Di antara sujud..
Sepertiga malam yang selalu membangunkan aku, dalam sehat ataupun sakit.

I miss you so much..
Jarak dan ruang, rasanya akan selalu menjadi penguat semua rasa yang akan dipeluk hangat.
Aku,
Bahagia karenamu. Merasa lengkap dengan semua pertukaran pikiran yang hampir selalu kita lakukan di ujung hari.

Suamiku,
Dekaplah rinduku dan Aira dalam mimpimu. Berdo'alah di dinding waktu..
Untuk pertemuan kita melalui perjalanan kehidupan.
Bersama, selalu bergandengan tangan..
Happily ever after..

PS: ..my Baymax

---

"Vie,  r u okay?", sapa Mas Bono ketiks aki masuk studio.
" ... m okay, Mas, cuma demam sedikit.." jawabku santai sambil menyiapkan materi siaran.
"..merindu berat.. "

"...hahahahaha, bahagia rasanya melihatmu merona merah. Kalau bicara tentang dia," candanya.

".. aaiisshh, meni sakitu na nyaa.. Mas."

"Mmm.. ga apa Vie, you deserve on that. Aira sehat?" tanyanya kemudian.

"Sehat.. Mas, sedang di Yogya sama bi Iyem. Mereka butuh refeshing sejenak. Aku sedang banyak dikejar deadline.." jelasku

"Aah.. Vie, kamu bekerja terlalu keras" kata Mas Bono sambil melewatiku dan mengucap kepalaku lembut.

Duuh.. seperti yang sering Abang lakukan. Aku benar ingin saat ini dia ada. Mendekapku.
Mengatakan "I love you too sayaang 😘💕"
Semoga...

"Kuat yaa Vie.. jangan cengeng," lanjut Mas Bono.

"Ashiiyaaapp.. Mas," aku membalasnya dalam kelakar.

Really miss you so much.. Abang,
Selalu jaga kesehatanmu, untuk aku dan Aira.
Yaa??

#diskusiujunghari #adzanpertama #dalamjarak #kopidanaku #aksarabermakna #pecandusastra

Monday, December 17, 2018

Halaman 17:12

Ini sebuah cerita, dari lembar baru yang masih basah.
Hujan?
Tidak..
Deraian airmata, terus melaju tak berbatas.
Aku menangis untuk ke sekian kali.

Kamar yang gelap..
Aku menyalakannya seraya mengusap airmata.
Shiro dan Gogo, dua ekor kucing yang selalu menemaniku ketika aku benar-benar terpuruk.

Seolah mereka memahami, bahwa aku butuh teman.
Teman yang bisa membatasi aku dengan sebilah pisau.
Sahabat yang akan selalu mengingatkan, bahwa hidup harus dijalani. Bukan diratapi.

Aku,
Disini..
Tetap disini..
Menunggumu Bang,
Menuliskan semua cerita pilu yang masih juga belum beranjak dari hidupku.
Aku benar-benar buta, tak bisa meraba jalan masa depan mana yang hendak aku pilih.
Semua.. sunyi,