Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Monday, April 29, 2013

JABAT HATI

Kutuliskan deretan kata ini atas rasa syukur padaMu,
Illahi Rabbi..
Lafadz yang tak pernah henti terlantun sepanjang nafas yang berhembus,
Jika Kau Izinkan... Rabbi..
Biarkan kumencoba bangkit dari lelah hati..
Yang membelenggu dengan uraian airmata yang tertahan,

Yaa Rabb...
Aku memang menahan airmata itu untuk tidak melukai perasaan orang,
Karena di tiap detik keindahan hidup yang Kau berikan... Rabbi,
Selalu kumohon ridhoMu, agar menjadikannya sempurna dengan keindahan senyuman..
dan pelajaran hidup yang bisa menuntun sahabat-sahabatku pada jalanMu,

Namun..
Di kekuatan senyuman yang telah Kau berikan padaku... Rabbi,
Masih tersisa kegamangan menerima ketentuanMu yang memang tak pernah salah,

Dan Kau ingatkanku kembali..
Bahwa tak ada yang hakiki serta kekal termiliki dalam hidup ini,
Rindu yang membelenguku padanya.. sahabat hatiku,
Mambuatku selalu tenggelam dalam lautan duka berminggu-minggu..
Memang sangat kuyakini.. terjadi atas kehendakMu... Yaa Rabb..

Maka,
Jika kembali Kau izinkan ia kembali mengisi keindahan relung hatiku...
Ajari aku.. Yaa Rabbi..
Untuk bisa menjaganya dengan jabat hati erat..
Dengan cinta, sayang dan kasih yang sederhana saja..
Agar ku takkan terpuruk dalam kenistaan duka mendalam..

Ajari aku kembali... Yaa Rabbi..
Keikhlasan untuk menerima kesedihan sebagai kenikmatan di dua sisi kehidupan,
Dan,
Ajari aku lagi... Yaa Rabbi,
Atas kesederhanaan cinta untuknya...
 Amiin.

Quote by Sapardi Djoko Darmono:
 Sapardi Djoko Damono 
“aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan 
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada."

(Cinta Sederhana ini untukmu... Dy)

Wednesday, April 24, 2013

SURAT UNTUK SAHABAT HATI

Dear Dy,
Apa kabarmu kini... sahabat hatiku?
Lama tak pernah kudengar cerita dan kabarmu, jika kuhadir dalam pertemuan yang selalu jadi tempat bersua.  Kau memang menghilang tiba-tiba, bagai di telan bumi.  Bukan tak pernah kucoba untuk menghubungimu di kontak pribadimu.  Karena jika kau tahu, aku selalu melakukan itu di setiap kali kusapa pagi, di tengah kesibukan kerja, ataupun ketika mengakhiri malam.  Dan semua berujung dengan kehampaan, seperti memukul angin.
Kini... kuberanikan menuliskan ini, karena benar-benar kurasakan sakit menyeruak dari hati.  Dan... airmataku pun menitik tak terbendung.  Bahkan ketika kutuliskan ini... berulang kali kuseka airmata yang menghalangi pandanganku.

Kenapa yaa... Dy?
Sakit dan sesak benar-benar memenuhi dadaku malam ini?
Adakah benar... yang kurasakan, bahwa mungkin kau pun merasakan kebenaran rasa yang ada kini?
Ataukah ini hanya pendaran rinduku semata?
Akumulasi perasaan yang tak menentu ini memang bisa menghadirkan kepekaan yang indah.  
Walau jujur, teramat sakit jika memang kepergianmu itu dipenuhi tanda tanya.

Dear Dy,
Pernahkah kau ingat... aku sudah jauh hari mengingatkanmu tentang ini?  Karena aku tahu, keterpurukan yang akan terjadi jika benar terjadi.  
"Baik.. Wie.  Tapi janji ya... jangan menangis?," katamu waktu itu tenang, setenang wajahmu.
"Iya.. aku ga akan menangis di depanmu," kataku menahan rasa.  
Karena aku tahu, jika benar kaulakukan, maka tak bisa kujanjikan tak ada airmata.  
Karena kau pun tak pernah tahu, jika itu terjadi... maka itu kehilangan ketiga kali yang pernah aku alami. Hmmmm... aku memang "tough outside but fragile inside"... Dy.

Dan benar... Dy, 
malam ini aku menangis karena kulihat fotomu dengan jutaan kenangan yang kemudian bermain di pelupuk mata.  Sakiit... sangat Dy.
Di hati kubertanya... apakah kau juga ingat aku sebagai hal penting yang patut kau kenang?
Ataukah.. aku hanyalah sepenggal masa lalu yang kemudian terhapus, tergantikan oleh masa depan yang lebih baik.

Yaa... apapun aku buatmu.. Dy, 
kutuliskan untuk meredakan kegundahan ini.  Lalu berharap, jika teringat akanku, dan kau baca surat ini.... 
Jauh harapan menghampiri untuk sebuah bincang hangat berbagi, hingga kemudian tertuntaskan semua rasa untuk kembali tertulis dalam buku harian jiwa.

Tak banyak yang terharap... Dy,
Jika tersempatkan waktumu membaca ini..
Kuingin kau tahu... aku tak ingin, sangat tak ingin dirimu pergi.  Tapi kutahu... Dy,  aku tak berhak untuk itu, karena kau punya langkah yang panjang, dan bukan milikku.

Dy,
Aku sudah pernah katakan padamu... mungkin tak pernah kau sadari,, bahwa Matahari itu dirimu, Bulan itu ceritamu, Bintang itu jiwamu dan Awan itupun langkahmu.  
Huuuuufftt... kutarik napas paanjaang... Dy, karena ku tak ingin seorang pun tahu lara yang kini kutuliskan untukmu.

Dy,
Jika bisa kau kabulkan pintaku ini, anggaplah yang terakhir..
Mampirlah untuk bersua denganku, dan katakan "Selamat berpisah yaa... Wie.  Maaaaf... aku memang harus pergi....  Dan ini tak terkait dengan dirimu... Wie.  Aku hanya memang harus pergi saja.. Jaga dirimu yaa...?  Selalu tersenyum... Wie, karena di sanalah pancaran ketulusanmu."

Pasti Dy,
Aku akan berani hadapi hidupku sendiri lagi.. dengan senyum yang selalu kuhadirkan, walau orang tak pernah tahu... kecuali dirimu, di balik itu... kusembunyikan banyak airmata.  Untuk semua gundah yang kurasakan, kusimpan sendiri.

Janji yaa... Dy,
Jika kau sanggup lakukan itu.. berikan bahumu, pelukan hangatmu...
Lalu .. pergilah.. Dy,  
Kemana pun kau ingin kepakkan sayap dan kembangkan layar..
Akan kulepas kau dengan kebahagiaan, tanpa sejuta tanya lagi....

Sampai ketemu lagi yaa... Dy...

Dengarkan lagu "Dengan Hati" by Lyla... Dy,
Akan kau dengar aku nyanyikan lirih... mengiringi langkahku..

Mentari tetap bersinar, bintang pun terus berpijar
Awan teduhkan langkahmu
Taman hati pun terbuka, bermainlah kau di sana
Rindu memeluk senyummu
Di saat engkau lelah bersandarlah di bahu ternyaman ini
Terlelaplah, bermimpilah, lepaskan segala lara
Kau harus tahu kami di sini untukmu
Temanimu dengan hati
Lupakan semua keluhanmu tentang dunia
Bernyanyilah dengan hati
Mentari tetap bersinar, bintang pun terus berpijar
Awan teduhkan langkahmu
Di saat engkau lelah bersandarlah di bahu ternyaman ini
Terlelaplah, bermimpilah, lepaskan segala lara
Kau harus tahu kami di sini untukmu
Temanimu dengan hati
Lupakan semua keluhanmu tentang dunia
Menarilah dengan hati
Kau takkan mengerti bila tak pernah mencoba
Bahkan bintang butuh gelap untuk terus bersinar
Kau harus tahu kami di sini untukmu
Temanimu temanimu dengan hati
Lupakan semua lupakan semua keluhanmu tentang dunia tentang dunia
Menarilah dengan hati dengan hati
Kau harus tahu kami di sini untukmu
Temanimu temanimu dengan hati
Lupakan semua lupakan semua keluhanmu tentang dunia tentang dunia
Menarilah dengan hati dengan hati
 Bandung, April 2013
(maaaf... aku menangis karenamu Dy)





Sunday, April 21, 2013

[MASIH] JANGAN PERGI

Yang kau tahu,
Slalu kuucapkan itu..
Yang kau pahami,
Memang tak mau ku sendiri..
Dan yang tak kau mengerti,
Alasan ku katakan itu berulang kali..
                                                                  Bukan perpisahan yang selalu mengganjal hati,
                                                                     Bukan akhir yang membuatku menangis perih,
                                                                     Bukan pula waktu yang kuratapi,
                                                                     Yang tak pernah kau tahu,
                                                                     Telah kuhitung waktu untuk akhir ini.
Awal yang indah..
Selalu jadi tangisan,
Cerita manis..
Selalu membuat luka,
Kesemuanmu..
Memang akan jadi derita.
                                                                                   Walau kepergianmu kini...
                                                                                    Benar torehkan nanah,
                                                                                    Buatku bagai menggenggam bara..
                                                                                    Tapi..
                                                                                    Di batas hatiku...
                                                                                    Kukatakan padamu "aku akan baik saja",
                                                                                    Karena untukmu,
                                                                                    Ada Cinta Sejati tanpa sandiwara!

di [antara] ruang rinduku.....

Thursday, April 18, 2013

AKU dan KAU

Di matamu kulihat banyak harapan,
Di hatimu kusaksikan balutan kasih,
Di jiwamu kurasakan kedamaian sejati,
Di bahumu kusandarkan lelah.
                                                                                  Aku,
                                                                                  Sering ada di ruang rindu..
                                                                                  Menatap sepi dinding cinta,
                                                                                  Tercenung di batas hati
                                                                                  Selalu sendiri..
Tanganmu merengkuhku..
Membawaku jauh..
Pergi ke tempat terindah kini..
Yang kuharap memang bukan mimpi..
Hingga bisa kukatakan..
Kaulah TITIKku.
                                                             untukmu ruang rinduku.......

Wednesday, April 17, 2013

JIKA




Jika kau tanya aku..
Takkan ada jawabnya kini,
Jika kau ragukan aku..
Tiada lukanya lagi,
Jika kau ingin sendiri..
Biarkan aku melangkah dalam sepi,
                                                                   Mancarimu..
                                                                   Menembus ruang dan waktu,
                                                                   Memangkas belukar dan onak,
                                                                   Membukakan luka lama yang bernanah,
                                                                   Membuatku kembali menangis..
Dan..
Jika kau putuskan untuk tak pergi..
Kupeluk hatimu dengan rindu,
Kuhalang waktu melintas tua..
Kubentangkan keindahan tanpa kata.
                                                                             Semuanya..
                                                                             Jika kau inginkan aku dalam kasih,
                                                                             Jika kau tulus merengkuh mimpi,
                                                                             Tanpa ujung..
                                                                             Tanpa jeda..
Maka..
Walau jika semua tanpa bicara,
Biarkan sukma menelusur jalan..
Menerawang jauh..
Di batas anganku dan kau.

Monday, April 15, 2013

Chapter Review


Judul buku    :   The Discourse Reader
 Editor           :   Adam Jaworsky and Nikolas Couplan
Penerbit        :   Cambridge University Press, 1987

Chapter 9
OH AS A MARKER OF INFORMATION MANAGEMENT
Deborah Schiffirin

1.    Pokok-pokok artikel
            Dalam artikel ini diulas tentang bagaimana memahami kajian tentang penanda (marker) yang dapat memberikan kontribusi berdasarkan arti yang dikandung didalamnya.  Kemudian setelah memahaminya, dijelaskan bagaimana arti yang ada berinteraksi dengan konteks lanjutan dari sebuah penanda pada pengaruh dan interpretasi dalam kata “oh”.

            “Oh” digunakan tidak hanya berdasarkan arti semantik atau status gramatikal saja, karena secara tradisional kata ini dilihat sebagai kata seru.  Saat digunakan sendiri tanpa dukungan kalimat sintaktis “oh” diindikasikan untuk mengindikasi pernyataan emosional, seperti terkejut, takut atau sakit (Oxford English Dictionary 1971, Fries 1952).

            Lebih lanjut dikaji bahwa tanpa status sintaktis atau kontur intonasi diketahui bahwa “oh” digunakan pembicara untuk menyatakan orientasi pada sebuah informasi.  Pembicara bukan saja memindahkan orientasi selama percakapan berlangsung, tapi mereka mengganti informasi lama dengan informasi yang baru sehingga menjadi percakapan yang relevan.  Semuanya merupakan manajemen informasi yang dapat dikaji dengan berfokus pada perhatian yang menjadi target pembicara atau informasi manajemen lain.

            Secara rinci dapat diringkas pokok-pokok kajian yang ada dalam bab ini adalah:
  1. “Oh” dalam repair
Repair adalah aktifitas bicara yang ditempatkan pembicara dan mengganti unit informasi.

  1. “Oh” dalam inisiasi repair
“Oh” menampilkan inisiasi diri dan inisiasi repair lain.  Penggantian repair tidak hanya satu unit, dalam banyak kejadian pembicara mencari informasi untuk mengisi kesenjangan sementara saat pemanggilannya.

  1. “Oh” dalam repair pelengkap
Repairs menjadi lengkap apabila diganti dengan item baru: penambahan pelengkap dilakukan melalui konfirmasi penggantian.

  1. “Oh” dalam pertanyaan/ jawaban/ pengakuan
-          Pasangan pertanyaan/ jawaban
Pasangan pertanyaan/ jawaban adalah kedekatan pasangan yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.  Dalam bahasa Inggris W-H question merupakan proporsi tidak lengkap.

-          “Oh” dalam pertanyaan
Pasangan pertanyaan/ jawaban yang sama sekali tidak terhubung secara dekat.  Beberapa permintaan klarifikasi diformulasikan sebagai bentuk sintaktik.

-          “Oh” dengan jawaban pengakuan
Pasangan pertanyaan/ jawaban seringkali diikuti respon penanya yang mengandung konten informasi jawaban yang dipaksakan.  Secara nyata variasi pengakuan bergantung pada apakah penanya menemukan jawaban pada pertanyaannya dengan informasi terantisipasi.

  1. “Oh” sebagai penerima informasi
Saat fokus pada aktifitas bicara di mana tujuan adalah memebrikan informasi manajemen dan yang mengubah struktur yang membantu pencapaian tujuan.

  1. “Oh” sebagai tanda pengenal
Pengenalan dalam iinformasi yang umum ditujukan secara percakapan, yang menghasilkan kemampuan kognitif untuk mencari informasi pada orang yang mengetahuinya.

  1. “Oh” dan pengambilan orientasi subjektif
Pembicara mengenalkan topik baru dengan mengaitkannya pada informasi yang dekat/ umum di telinga lawan bicaranya.

  1. “Oh” dan pengangkatannya dalam orientasi subjektif
Orientasi pembicara untuk sebuah informasi tidak hanya berkaitan dengan pengenalan dan penerimaan isi informasi pada percakapan yang sedang berlangsung.  Oreintasi juga melibatkan evaluasi informasi.

  1. Kenapa “oh”?
Dalam kajian penutup artikel ini menunjukkan bahwa “”oh” memiliki tugas yang berbeda pada pemberian informasi manajemen.  Hal ini menunjukkan tugas produktif dan reseptif, namun secara tegas dapt dilihat “oh” sebagai bentuk independen: pembicara dapat menganti, mengenali, menerima dan mengevaluasi ulang informasi tanpa verbalisasi melalui “oh”.
Tapi saran menggunakan “oh” memiliki pragmatik efek, tidak benar-benar menjawab pertanyaan “kenapa?”.  

Untuk menjawab pertanyaan ini bisa dikaji “oh” dalam situasi interaksi sosial sebagi berikut:
-          “Oh” mebuat saksi menjadi umum, membagi tempat pembicara dan pendengar
-          “Oh” menunjukkan individu pada status partisipasi spesifik dan kerangka kerja.
-    Berdasarkan permintaan pembicaraan tentang keseimbangan antara kepuasan kebutuhan satu dengan yang lain.

Akhirnya walaupun “oh” memiliki tugas sebagai penanda manajemen informasi secara kognitif, fakta bahwa hal itu memverbalisasi pembicara untuk penanganan yang memiliki konsekuensi interaksional.

2.     Istilah-istilah yang digunakan dalam artikel
a)      Understanding discourse
b)      Marker
c)      Semantic meaning
d)     Grammatical status
e)      Exclamation
f)       Interjection
g)      Initiate utterance
h)      Repair
i)         Self-repair and other self-repair
j)      Speaker intent
k)        Repair completion
l)    Acknowledgement sequence
m)      Elaboration request
n)      The status of information
o)      Recognition display
p)      Information receipt
q)       Shifts in subjective orientation
r)       Evaluation
t)       Intensity Exchange

3.     Ahli dan literatur yang dipakai dalam artikel
a)       Oxford English Dictionary 1971, Fries 1952
b)      Heritage 1984: 299
c)      Schegloff, Jeferson and Sacks 1977
d)     Carlson 1983
e)      Mehan 1979
f)       Labov 1984
g)      Goffman 1981: 144
h)      Goffman 1967;  Chapter 21; Lakoff 1973: Tannen 1984