Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Monday, April 15, 2013

Chapter Review


Judul buku    :   The Discourse Reader
 Editor           :   Adam Jaworsky and Nikolas Couplan
Penerbit        :   Cambridge University Press, 1987

Chapter 9
OH AS A MARKER OF INFORMATION MANAGEMENT
Deborah Schiffirin

1.    Pokok-pokok artikel
            Dalam artikel ini diulas tentang bagaimana memahami kajian tentang penanda (marker) yang dapat memberikan kontribusi berdasarkan arti yang dikandung didalamnya.  Kemudian setelah memahaminya, dijelaskan bagaimana arti yang ada berinteraksi dengan konteks lanjutan dari sebuah penanda pada pengaruh dan interpretasi dalam kata “oh”.

            “Oh” digunakan tidak hanya berdasarkan arti semantik atau status gramatikal saja, karena secara tradisional kata ini dilihat sebagai kata seru.  Saat digunakan sendiri tanpa dukungan kalimat sintaktis “oh” diindikasikan untuk mengindikasi pernyataan emosional, seperti terkejut, takut atau sakit (Oxford English Dictionary 1971, Fries 1952).

            Lebih lanjut dikaji bahwa tanpa status sintaktis atau kontur intonasi diketahui bahwa “oh” digunakan pembicara untuk menyatakan orientasi pada sebuah informasi.  Pembicara bukan saja memindahkan orientasi selama percakapan berlangsung, tapi mereka mengganti informasi lama dengan informasi yang baru sehingga menjadi percakapan yang relevan.  Semuanya merupakan manajemen informasi yang dapat dikaji dengan berfokus pada perhatian yang menjadi target pembicara atau informasi manajemen lain.

            Secara rinci dapat diringkas pokok-pokok kajian yang ada dalam bab ini adalah:
  1. “Oh” dalam repair
Repair adalah aktifitas bicara yang ditempatkan pembicara dan mengganti unit informasi.

  1. “Oh” dalam inisiasi repair
“Oh” menampilkan inisiasi diri dan inisiasi repair lain.  Penggantian repair tidak hanya satu unit, dalam banyak kejadian pembicara mencari informasi untuk mengisi kesenjangan sementara saat pemanggilannya.

  1. “Oh” dalam repair pelengkap
Repairs menjadi lengkap apabila diganti dengan item baru: penambahan pelengkap dilakukan melalui konfirmasi penggantian.

  1. “Oh” dalam pertanyaan/ jawaban/ pengakuan
-          Pasangan pertanyaan/ jawaban
Pasangan pertanyaan/ jawaban adalah kedekatan pasangan yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.  Dalam bahasa Inggris W-H question merupakan proporsi tidak lengkap.

-          “Oh” dalam pertanyaan
Pasangan pertanyaan/ jawaban yang sama sekali tidak terhubung secara dekat.  Beberapa permintaan klarifikasi diformulasikan sebagai bentuk sintaktik.

-          “Oh” dengan jawaban pengakuan
Pasangan pertanyaan/ jawaban seringkali diikuti respon penanya yang mengandung konten informasi jawaban yang dipaksakan.  Secara nyata variasi pengakuan bergantung pada apakah penanya menemukan jawaban pada pertanyaannya dengan informasi terantisipasi.

  1. “Oh” sebagai penerima informasi
Saat fokus pada aktifitas bicara di mana tujuan adalah memebrikan informasi manajemen dan yang mengubah struktur yang membantu pencapaian tujuan.

  1. “Oh” sebagai tanda pengenal
Pengenalan dalam iinformasi yang umum ditujukan secara percakapan, yang menghasilkan kemampuan kognitif untuk mencari informasi pada orang yang mengetahuinya.

  1. “Oh” dan pengambilan orientasi subjektif
Pembicara mengenalkan topik baru dengan mengaitkannya pada informasi yang dekat/ umum di telinga lawan bicaranya.

  1. “Oh” dan pengangkatannya dalam orientasi subjektif
Orientasi pembicara untuk sebuah informasi tidak hanya berkaitan dengan pengenalan dan penerimaan isi informasi pada percakapan yang sedang berlangsung.  Oreintasi juga melibatkan evaluasi informasi.

  1. Kenapa “oh”?
Dalam kajian penutup artikel ini menunjukkan bahwa “”oh” memiliki tugas yang berbeda pada pemberian informasi manajemen.  Hal ini menunjukkan tugas produktif dan reseptif, namun secara tegas dapt dilihat “oh” sebagai bentuk independen: pembicara dapat menganti, mengenali, menerima dan mengevaluasi ulang informasi tanpa verbalisasi melalui “oh”.
Tapi saran menggunakan “oh” memiliki pragmatik efek, tidak benar-benar menjawab pertanyaan “kenapa?”.  

Untuk menjawab pertanyaan ini bisa dikaji “oh” dalam situasi interaksi sosial sebagi berikut:
-          “Oh” mebuat saksi menjadi umum, membagi tempat pembicara dan pendengar
-          “Oh” menunjukkan individu pada status partisipasi spesifik dan kerangka kerja.
-    Berdasarkan permintaan pembicaraan tentang keseimbangan antara kepuasan kebutuhan satu dengan yang lain.

Akhirnya walaupun “oh” memiliki tugas sebagai penanda manajemen informasi secara kognitif, fakta bahwa hal itu memverbalisasi pembicara untuk penanganan yang memiliki konsekuensi interaksional.

2.     Istilah-istilah yang digunakan dalam artikel
a)      Understanding discourse
b)      Marker
c)      Semantic meaning
d)     Grammatical status
e)      Exclamation
f)       Interjection
g)      Initiate utterance
h)      Repair
i)         Self-repair and other self-repair
j)      Speaker intent
k)        Repair completion
l)    Acknowledgement sequence
m)      Elaboration request
n)      The status of information
o)      Recognition display
p)      Information receipt
q)       Shifts in subjective orientation
r)       Evaluation
t)       Intensity Exchange

3.     Ahli dan literatur yang dipakai dalam artikel
a)       Oxford English Dictionary 1971, Fries 1952
b)      Heritage 1984: 299
c)      Schegloff, Jeferson and Sacks 1977
d)     Carlson 1983
e)      Mehan 1979
f)       Labov 1984
g)      Goffman 1981: 144
h)      Goffman 1967;  Chapter 21; Lakoff 1973: Tannen 1984

No comments:

Post a Comment