Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Wednesday, April 24, 2013

SURAT UNTUK SAHABAT HATI

Dear Dy,
Apa kabarmu kini... sahabat hatiku?
Lama tak pernah kudengar cerita dan kabarmu, jika kuhadir dalam pertemuan yang selalu jadi tempat bersua.  Kau memang menghilang tiba-tiba, bagai di telan bumi.  Bukan tak pernah kucoba untuk menghubungimu di kontak pribadimu.  Karena jika kau tahu, aku selalu melakukan itu di setiap kali kusapa pagi, di tengah kesibukan kerja, ataupun ketika mengakhiri malam.  Dan semua berujung dengan kehampaan, seperti memukul angin.
Kini... kuberanikan menuliskan ini, karena benar-benar kurasakan sakit menyeruak dari hati.  Dan... airmataku pun menitik tak terbendung.  Bahkan ketika kutuliskan ini... berulang kali kuseka airmata yang menghalangi pandanganku.

Kenapa yaa... Dy?
Sakit dan sesak benar-benar memenuhi dadaku malam ini?
Adakah benar... yang kurasakan, bahwa mungkin kau pun merasakan kebenaran rasa yang ada kini?
Ataukah ini hanya pendaran rinduku semata?
Akumulasi perasaan yang tak menentu ini memang bisa menghadirkan kepekaan yang indah.  
Walau jujur, teramat sakit jika memang kepergianmu itu dipenuhi tanda tanya.

Dear Dy,
Pernahkah kau ingat... aku sudah jauh hari mengingatkanmu tentang ini?  Karena aku tahu, keterpurukan yang akan terjadi jika benar terjadi.  
"Baik.. Wie.  Tapi janji ya... jangan menangis?," katamu waktu itu tenang, setenang wajahmu.
"Iya.. aku ga akan menangis di depanmu," kataku menahan rasa.  
Karena aku tahu, jika benar kaulakukan, maka tak bisa kujanjikan tak ada airmata.  
Karena kau pun tak pernah tahu, jika itu terjadi... maka itu kehilangan ketiga kali yang pernah aku alami. Hmmmm... aku memang "tough outside but fragile inside"... Dy.

Dan benar... Dy, 
malam ini aku menangis karena kulihat fotomu dengan jutaan kenangan yang kemudian bermain di pelupuk mata.  Sakiit... sangat Dy.
Di hati kubertanya... apakah kau juga ingat aku sebagai hal penting yang patut kau kenang?
Ataukah.. aku hanyalah sepenggal masa lalu yang kemudian terhapus, tergantikan oleh masa depan yang lebih baik.

Yaa... apapun aku buatmu.. Dy, 
kutuliskan untuk meredakan kegundahan ini.  Lalu berharap, jika teringat akanku, dan kau baca surat ini.... 
Jauh harapan menghampiri untuk sebuah bincang hangat berbagi, hingga kemudian tertuntaskan semua rasa untuk kembali tertulis dalam buku harian jiwa.

Tak banyak yang terharap... Dy,
Jika tersempatkan waktumu membaca ini..
Kuingin kau tahu... aku tak ingin, sangat tak ingin dirimu pergi.  Tapi kutahu... Dy,  aku tak berhak untuk itu, karena kau punya langkah yang panjang, dan bukan milikku.

Dy,
Aku sudah pernah katakan padamu... mungkin tak pernah kau sadari,, bahwa Matahari itu dirimu, Bulan itu ceritamu, Bintang itu jiwamu dan Awan itupun langkahmu.  
Huuuuufftt... kutarik napas paanjaang... Dy, karena ku tak ingin seorang pun tahu lara yang kini kutuliskan untukmu.

Dy,
Jika bisa kau kabulkan pintaku ini, anggaplah yang terakhir..
Mampirlah untuk bersua denganku, dan katakan "Selamat berpisah yaa... Wie.  Maaaaf... aku memang harus pergi....  Dan ini tak terkait dengan dirimu... Wie.  Aku hanya memang harus pergi saja.. Jaga dirimu yaa...?  Selalu tersenyum... Wie, karena di sanalah pancaran ketulusanmu."

Pasti Dy,
Aku akan berani hadapi hidupku sendiri lagi.. dengan senyum yang selalu kuhadirkan, walau orang tak pernah tahu... kecuali dirimu, di balik itu... kusembunyikan banyak airmata.  Untuk semua gundah yang kurasakan, kusimpan sendiri.

Janji yaa... Dy,
Jika kau sanggup lakukan itu.. berikan bahumu, pelukan hangatmu...
Lalu .. pergilah.. Dy,  
Kemana pun kau ingin kepakkan sayap dan kembangkan layar..
Akan kulepas kau dengan kebahagiaan, tanpa sejuta tanya lagi....

Sampai ketemu lagi yaa... Dy...

Dengarkan lagu "Dengan Hati" by Lyla... Dy,
Akan kau dengar aku nyanyikan lirih... mengiringi langkahku..

Mentari tetap bersinar, bintang pun terus berpijar
Awan teduhkan langkahmu
Taman hati pun terbuka, bermainlah kau di sana
Rindu memeluk senyummu
Di saat engkau lelah bersandarlah di bahu ternyaman ini
Terlelaplah, bermimpilah, lepaskan segala lara
Kau harus tahu kami di sini untukmu
Temanimu dengan hati
Lupakan semua keluhanmu tentang dunia
Bernyanyilah dengan hati
Mentari tetap bersinar, bintang pun terus berpijar
Awan teduhkan langkahmu
Di saat engkau lelah bersandarlah di bahu ternyaman ini
Terlelaplah, bermimpilah, lepaskan segala lara
Kau harus tahu kami di sini untukmu
Temanimu dengan hati
Lupakan semua keluhanmu tentang dunia
Menarilah dengan hati
Kau takkan mengerti bila tak pernah mencoba
Bahkan bintang butuh gelap untuk terus bersinar
Kau harus tahu kami di sini untukmu
Temanimu temanimu dengan hati
Lupakan semua lupakan semua keluhanmu tentang dunia tentang dunia
Menarilah dengan hati dengan hati
Kau harus tahu kami di sini untukmu
Temanimu temanimu dengan hati
Lupakan semua lupakan semua keluhanmu tentang dunia tentang dunia
Menarilah dengan hati dengan hati
 Bandung, April 2013
(maaaf... aku menangis karenamu Dy)





No comments:

Post a Comment