Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Saturday, September 11, 2021

Cerita Pagi: Chapter 11/09

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ - ١٥٥
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ - ١٥٦

 . tiba2 mendengarkan ayat2 ini di beranda TikTok, kangen diimamin dan dipeluk Abang.
Pertama kali bertemu, sholat berjama'ah...
Yang mungkin Abang ga tahu, saat itu.. in deep sadness.
Merasa rapuh, mencari nafkah sendiri..
Sambil menjajakan kue kering dan pizza.
Mengetuk semua pintu hati teman2 untuk memesan.
Menguleni ketika semua sudah terlelap dan bermimpi indah.

Hanya kata Innalillahi wa inna ilaihi roji'un..
Irup iku urup,
Nerimo ing pandum..
Yang terjadi dalam hidup, adalah ridho Alloh, pilihan yang menjadi takdirNya.

Really miss you so much.. Abang,

.....

Vie?
..are you OK?

Panggilan Meta, menghentikan ketikanku.
Alur cerita novel yang sedang kubuat terhenti.
Tak sadar, memang aku sedikit menitikkan airmata.

Aku tersenyum padanya.
Menyusutkan airmata. Dan merapihkan riasan mata.
Berbalik menatapnya. Kembali berpura semua baik-baik saja.

"..m OK, dear ..
Lagi nulis. Cerita yang harusnya kelar tahun lalu," jawabku dengan senyum tipis.

"Gue pikir lo kenapa"

"Biasalah.. terkadang, sering malah.. penulis itu seolah jadi tokoh utama yang ditulisnya..
Hehehe.. sok tegar. Padahal ketika menulis barisan kata yang mengandung bawang. .mewek jg ."

Jawabku, dan langsung menggamit tangannya.

"Ke Flash Coffee dibawah yuuk..
On my treat.."

"Weehh.. beneran lo g normal..
Ga biasanya lo nraktir gue..."

"Eettdaaa..."

Kami berdua ngakak..
Dan bergegas menuju lift.

Bandung, selalu menyisipkan RIMDU.
Pun walau pernah menghempaskanmu kembali ke titik nol.
Semua perih, pedih akan terkikis dengan segala keindahan kota ini.
Braga dengan pesona kota tua. Kopi yang menyesapkan rasa pahit untuk melengkapi hidupmu yang seringkali manis.

Dan,
Aku belajar mencintai Jakarta seperti mencintai Bandung.
Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Mall Anggrek, dan penjelajahan lain masih akan terus berjalan.
Menitipkan angin RiNDU dalam sepoi, di antrian busway menuju Stasiun Palmerah.

BSD dalam kenangan, di Stasiun Rawabuntu yang selalu sesak.

Namun aku tak berlarian seperti yang lainnya. Hanya berjalan cepat, tanpa panik yang menyiksa aorta dan venaku.

Aku,
Tetap disini.
Menunggumu menjemputku.
Always waiting for you...

Friday, September 3, 2021

Jeda /chapter 5/page 22


眠れない理由に 気づかないフリをした
僕らはこの手で 明日を切り開くため
胸に見えないナイフをしまってる
愛の無い世界でうつむいた日は
星の無い夜空 切り抜いていよう
The paper cuts in my hand 光に
照らし出されて 儚く壊れそうな
The paper cuts in my hand 見えるかい
夢見た世界が
忙しく過ぎ去って行く 早すぎる時の中で
今しか出来ない (今しか出来ない)
事ばかりの (事ばかりの)
毎日を生きている
目を閉じればいつも君がそばに居る
愛がわからなくなりそうな日は
星の無い夜空 切り抜いていよう
The paper cuts in my hand 光に
照らし出されて 儚く壊れそうな
The paper cuts in my hand 愛しい
君の笑顔が
会えない時間が愛の本当の意味を
教えてくれる
Don't wanna be out of time 離れていても
The paper cuts in my hand 一人じゃない
星の無い夜空 切り抜いてごらん
The paper cuts in my hand 光に
照らし出されて 儚く壊れそうな
The paper cuts in my hand 見えるかい
夢見た未来が

Tetap melangkah meraih mimpi-mimpi, di langit..
Bukan terlalu sombong dan angkuh..
Hanya ingin jika terjatuh, masih diantara bintang-bintang.

...kepalaku sangat berat, mata masih memburam.
Deep sadness masih menjebakku dalam angan.
Sempat menghentikan ketikan, karena mata yang berkabut.
Dan,
..aku pun masih terjebak dalam RINDU. Pelarian ke Sumbing, tak jua meredakan.
Ingin mendekapmu tanpa jeda...

........

Vie, Vie...
Panggil Mona.
Memecahkan hening dalam otakku.

Semuanya terjadi begitu cepat.
Otak yang terbanting, hati yang tertikam.
Terhempas.
Hingga akhirnya ikhlas.
Demi keadaan mental dan jiwa.
Berdamai dengan keadaan.

Aira,
Mommy ingin memelukmu...