Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Wednesday, April 17, 2019

170419

/halaman 17/

...Aku, menciumi Aira yang masih pulas dalam lelap. Wajahnya begitu menggemaskan. I love you so much.. sayang, bisikku lembut di telinganya.
Memeluknya erat. Sangat erat.
Dia sedikit menggeliat. Membuka matanya. Menatapku.
Aku menciumnya lagi. Masih ngantuk.. sayang? Tidurlah lagi... , bisikku.
... really missed you, Mommy, gumamnya. Lalu kembali terlelap.

Begitu takut pagi ini..
Tadi, ada kejadian yang mampu membuatku menggigil ketakutan. Ketika bangun di sepertiga malam, seperti hari-hari sebelumnya. Menghantarkan do'a terbaik dan rasa syukur pada Ilahi Robbil Izzati, untuk semua hal yang hadir dalam hidupku. Bahagia dan sedih. Suka atau duka. Kunikmati dengan mengalir bersama rasa.

Bleeding (lagi)...
Gumamku perlahan. Menyaksikan kejadian yang hampir selalu kututupi. Dari ibu, keluargaku, Abang, dan Aira. Tak ingin membuat mereka sedih dan khawatir. Itu alasanku..
Darah mengalir  deras di paha dan betisku. Lantai kamar mandi mungil di kamar kostku ini pun berubah warna. Aku terduduk lemas.
Kenapa?
Ada apa?

Aku sudah melakukan semua langkah preventif yang disarankan dokter. (Masih) menahan sakit di perut bagian bawah.
Yaa.. Robbi, kuatkanlah aku.
Aira masih membutuhkan aku. Dia sendirian sejak bayi. Setelah Fira meninggal satu jam setelah melahirkannya.
Fir, maafin gue. Harusnya gue menjaga kesehatan demi Aira. Mengantarkannya menapak masa depannya.
Maafin gue...

Aku terisak. Dadaku menyesak dan mataku pun memburam.
Tak sanggup lagi menahan kepedihan yang selalu kusimpan sendiri.
Seharusnya aku melakukan endoscopy. Memperjelas apa yang sebenarnya terjadi.
Colonoscopy, Enterocopy, Gastrocopy. Itu semua prosedur medisnya.

Kolonoskopi, untuk mengamati kondisi usus besar.Enteroskopi, untuk mengamati kondisi usus halus.Gastroskopiuntuk mengamati kondisi kerongkongan (esofagus), lambung, dan usus 12 jari (duodenum).

Apapun adanya hidupku.. aku akan menjaga Airamu Fir. Itu janjiku ketika tanah merah basah memisahkan kita.
Gue kangen lo..
Yang selalu menguatkan gue, menghadapi ketakutan.

Robbii..
Yang kutahu, tak ada yang tak bisa dilewati. Badai pasti berlalu.
Pinjamkan padaku kekuatan Mu.
Kuatkanlah aku untuk selalu bersyukur menjaga kesehatan.

Maafkan aku.. Bang,
Aku masih ceroboh dalam hidupku. Yang seharusnya sudah terjaga dengan pola hidup sehat. Masih sering melalaikan pesan yang terakhir kau bisikkan saat mengantarkanmu. Jaga kesehatanmu yaa.. sayaang 😘.
Memelukku erat.
Lalu beranjak memasuki bus. Tanpa menoleh (lagi). Karena aku tahu, semua tak mudah (juga) bagimu.
Jeda jarak ini memang begitu menguras energi rasa.
Tahukah Bang?
Aku terus menatapmu hingga tanganmu menutup pintu bus. Berat melangkah meninggalkan terminal.
Sudah pula merindukanmu..
Selalu begitu di setiap detik waktu dan helaan napasku (kini)..
_*
Maafkan Mommy.. Aira,
Belum maksimal menjagamu dengan sentuhan kasih sayang. Ajari (terus) ketulusan, kejujuran, dan cinta tanpa batas.

Semoga kita selalu dibersamakan, hingga ujung usia itu tiba... Aamiin, aamiin allohumma aamiin yaa Robbal'alamiin 😇😍 💕..angkatlah penyakitku ini, Robbil Izzati,
Aira..
Abang..
Semua akan baik-baik saja kan?

Ceria dan senyumku tulus. Bukan pura-pura seperti wajah-wajah palsu kebanyakan orang. *_
Itulah caraku menikmati hidup, dengan semua ombaknya. Berselancar dengan bahagia. Menikmati hidup dan kehidupan, dengan menyimpan sakitku sendirian.
_Caraku bertahan dengan keterbatasan kesehatan. _
Agar mampu membahagiakan orang-orang yang menyayangiku tanpa khawatir...

Lelahku, kembali mengantarkanku dalam lelap. Yaa Alloh, bukakan mataku esok pagi (lagi). Agar aku mampu menjalani satu hari lagi. Bermanfaat bagi sesama. Menyayangi tulus tanpa batas...
Mampu memeluk dingin dengan mesra,
Aamiin yaa Robbal'alamiin 😇..

#aksarabicara #pecandusastra #170419 #elegisubuh