Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Saturday, October 20, 2018

Aku, Kopi, dan Teh: pencarian gula

Aku selalu terjaga, tanpa sadar mengurangi kualitas tidur.  Selalu mencari kehidupan yang masih terbangun.
Aku, depresi, dan pemikiran tentang bunuh diri.  Bisa kubaca detil dalam artikel disini:
https://www.helpguide.org/articles/suicide-prevention/are-you-feeling-suicidal.htm

Cukuplah menjelaskan banyak hal.  Pernahkah kau belajar mendengarkan teman-teman yang membutuhkanmu ketika ia merasa sendiri?
Ini bukan masalah sepele dan ringan. Membiarkan dia berkubang, tenggelam dalam masalahnya hanya akan memperburuk keadaan.
Saatnya kau bergerak teman..
Jadilah sebenar sahabat. Menjabat hayi dan perasaan, membangkitkan semangat hidupnya.  Mengatakan lembut bahwa hidup ini berarti.  Ia masih mempunyai nilai.

...............
...nah, begitu yaa gees. Jadilah sebenar sahabat. Hentikan celotehanmu tentang agama, dan lain-lain dulu.
Karena itu belum bisa membantu letika temanmu terpuruk.
Vie pamit yaa.. have good nite,
Semoga lagu "Jingga" bisa membuatmu terlelap di pulau kapuk... mata aimashō,
........
Bergegas meninggalkan bilik siaran.  Sedikit menyapa kru, Mang Asep.. dan menunggu angkot di pinggir jalan.
Aku harus segera kembali ke kost. Lelah..

Perjalanan hari ini memang terlalu panjang untuk dilalui sendirian.  Dimana kamu, Dy?
Apakah kini aku sudah tak ada dalam jadwal harianmu.
Sakit?
..tah lah, ga ada yang bisa menjabarkan rasaku saat ini.
DP yang kukontak, hanya membuatku "awaken" sesaat, karena ia harus pula meluangkan waktu bersama keluarganya.
Tak mungkin aku meminta waktunya lebih dibandingkan yang seharusnya.

Hhh...
Menghela nafas panjang, ketika akhirnya membuka kamar, bermain bersama Shiro yang memang kelaparan. Eongannya menceritakan banyak hal.
Membuatkan makanannya, dan membersihkan badan.

Chatting yang ada di WhatsApp, sampai ratusan.  Banyak yang kuabaikan seharian ini.
Aku hanya butuh kamu.. Dy, bukan teman "palsu" yang mungkin hanya ada ketika semua bermodus.
Tak menyalahkan.  Hanya mereka ga tahu bagaimana menjalani hidup sepertiku.

Masih termangu di hp.  Menunggu dalam ketidakpastian. 
Dimana dirimu??

https://www.medicalnewstoday.com/kc/suicidal-thoughts-ideation-193026

..aku ga sendiri, aku ga sendiri...

Sunday, October 7, 2018

Berbagi Hati

Tak pernah terbayangkan olehku, pengalaman pedih di penggalan perjalanan hidup.  Berbagi hati.
Ya, tetiba Ari memintaku untuk mengijinkannya menikah lagi.
Jangan pernah membayangkan hal yang indah kala itu diungkapkan.
Duniaku, serasa runtuh.
Aku, seperti sampah yang sudah tak bermakna. Terbuang.

Nanar mataku.
Hancur semua harapan indah seperti cerita di drama Korea. Bahwa cinta takkan pernah terbagi.  Hanya menjadi satu-satunya.
Ratu dalam hatinya.

Ada apa?
Apa yang salah pada diriku?
Apa kurangnya aku?
Mengapa ia pindah ke lain hati?

Apakah jarak yang memisahkan ini mulai membentangkan lekatan cinta, yang seharusnya cuma satu.
Apakah kesepian dapat menghalalkan semua jalan?

Aku, Vie.  Pernah mempelajari tentang poligami.  Bukan menentang, tapi rasanya aku tak mampu berdamai dengan hal ini.
Berbagi hati, cinta, dan kasur.

Pisah? Mati?
Kuambil pisau berupaya mengiris nadi tangan.  Tak sanggup rasanya hidup.

Sia-sia.
Aku tak ingin lagi hidup.  Hanya ingin berpisah dengan kehidupan.  Yang sama sekali tak terlihat pelangi dan bunga-bunga.

Hai lelaki..
Pernah kau bayangkan perasaan istri yang selalu menunggumu kembali.  Bukan rumah, berlian, permata, atau kemewahan.  Istri-istrimu hanya inginkan hatimu utuh.
Tak pernah berbagi hati.

Sakit.
Terlalu sakit.  Takkan bisa kau rasakan pedih, perih menjalani kehidupan seperti itu.
Tak ada perempuan yang ingin berbagi.
Tetes airmata, yang selalu mengalirkan do'a keselamatanmu ketika jauh, mencari nafkah.

Pernahkah kau bayangkan rasanya?
Runtuhnya kepercayaan yang selama ini tersemat padamu ketika keluar dari rumah.

Love your wife. Yang menemanimu kala susah. Mendampingimu ketika tak sesorangpun mau bersama.
Dialah yang layak menerima hatimu, cintamu, ragamu utuh.

...............

Hempasan waktu itu seolah memutar ingatan pada perjalanan ibu.  Aku yang selalu menjaganya.  Ketika ayah menjauh dan memilih wanita lain.
Membantunya kembali bangkit, tersenyum membagikan senyum.
Seolah tak ada piring yang retak.
Menguatkannya, bahwa aku selalu ada.

Tak habis pertanyaan, apa arti cinta dalam perjalanan rumahtangga setelah bertahun-tahun bersama menjaga kebersamaan.  Mewujudkan mimpi-mimpi kecil ketika tangan terjabat di akad.

Aku, anaknya yang bertanya hakikat cinta. 
Cinta yang selalu utuh.
Apakah pelangi akan datang setelah hujan badai?

Jatuh.
Tak percaya lagi akan manisnya cinta.  Semua hanya kepalsuan.
Pernikahan itu menyatukan jiwa.  Itulah kenapa soulmate. Teman jiwa.
Tak ada yang seharusnya tersakiti.
Saling menjaga.

Tolonglah catat, tak ada yang sanggup berbagi hati.
Kembalilah secara utuh.
Tak perlu menyakiti istrimu.  Yang awal mula menemani.
Tak mudah bersabar.  Itu bukan hanya kata yang lepas makna.

Ikhlaslah..
Bahwa sejatinya wanita takkan pernah mampu berbagi hati.

Melangkahlah hati, terbanglah perih.
Semua akan baik-baik saja.
Peluklah istrimu 5 menit sebelum pergi.  15 menit berbicara dengan sayang.  Meluangkan waktu sekali seminggu untuk terus memupuk cinta dan sayangmu.  Cinta itu satu.

Ketika itulah kau akan sadar.  Istrimu adalah satu-satulah bidadari syurgamu

#m_possible #peacelove

Saturday, October 6, 2018

Sepenggal Nada

Membulir airmata, merenungkan semua perjalanan penuh makna.
Yaa.. Robb,
Sejatinya,
Aku ingin mengatakan lelah, ingin membaringkan semua yang saat ini terasa.
Tawa, ceria, itu hanya sandiwara?
Tidak..
Itu hanya upaya menahan perih tersembunyi.

Vie, Aira ingin kamu datang di ulang tahunnya, kata ibu di seberang telpon.  Aku memang sudah lebih 3 warsa menjalani dinas di luar Bandung. Karena itu aku  menitipkan Aira.
Tak mungkin membawanya, ataupun meninggalkannya.
Janji pada sahabatku, mengikatkanku padanya seumur hidup.

Iya.. bu, aku akan pulang. Insyaa Alloh..

Aku takut pada janji. Untuk sesuatu yang mungkin tak bisa aku tepati.
Pekerjaan ini memang terlalu menyita waktu.  Hampir kehilangan kebersamaan bersama Aira.
Semoga kali ini aku bisa pulang sebelum ulangtahunnya. 5 tahun.
Ya, sudah 5 tahun aku merawat Aira sebagai Mommynya. Teman yang mengajarinya arti ketulusan. Tak perlu ikatan darah untuk sebuah ketulusan. Tapi mengikatkan keluarga adalah yang utama.

Sejenak kembali merenung, aku ingin bersamamu.  Dan kembali tak bisa menahan bulir yang perlahan memburamkan.  Sesekali harus menghapus.  Karena keyboard tak terlihat. Begitu menyayat..

Dy,
Tak bisa kujabarkan dalam kalimat.  Betapa kuat keingjnan untuk bisa menghabiskan sisa usia bersama
Selalu berpegangan tangan.
Menjaga kebersamaan.

Tak sanggup rasanya, merobohkan benteng yang ada di hadapan. Sementara aku pun seperti tak mampu menjalani semua adaptasi yang sangat luar biasa.  Terlalu banyak perbedaan yang harus diselaraskan, jika bersama dengan yang lain.

Vie, semua akan berjalan bersama  qadarullah. Pejamkan saja matamu.. tidurlah sejenak.
Rebahkan lelahmu dalam malam. Biarkanlah semua berjalan sebagaimana seharusnya. IjinNya.
Genggamlah mimpi dan harapan, karena hanya itu yang bisa kita lakukan.
Ingat saja, selalu ada cahaya di ujung jalan...