Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Sunday, October 7, 2018

Berbagi Hati

Tak pernah terbayangkan olehku, pengalaman pedih di penggalan perjalanan hidup.  Berbagi hati.
Ya, tetiba Ari memintaku untuk mengijinkannya menikah lagi.
Jangan pernah membayangkan hal yang indah kala itu diungkapkan.
Duniaku, serasa runtuh.
Aku, seperti sampah yang sudah tak bermakna. Terbuang.

Nanar mataku.
Hancur semua harapan indah seperti cerita di drama Korea. Bahwa cinta takkan pernah terbagi.  Hanya menjadi satu-satunya.
Ratu dalam hatinya.

Ada apa?
Apa yang salah pada diriku?
Apa kurangnya aku?
Mengapa ia pindah ke lain hati?

Apakah jarak yang memisahkan ini mulai membentangkan lekatan cinta, yang seharusnya cuma satu.
Apakah kesepian dapat menghalalkan semua jalan?

Aku, Vie.  Pernah mempelajari tentang poligami.  Bukan menentang, tapi rasanya aku tak mampu berdamai dengan hal ini.
Berbagi hati, cinta, dan kasur.

Pisah? Mati?
Kuambil pisau berupaya mengiris nadi tangan.  Tak sanggup rasanya hidup.

Sia-sia.
Aku tak ingin lagi hidup.  Hanya ingin berpisah dengan kehidupan.  Yang sama sekali tak terlihat pelangi dan bunga-bunga.

Hai lelaki..
Pernah kau bayangkan perasaan istri yang selalu menunggumu kembali.  Bukan rumah, berlian, permata, atau kemewahan.  Istri-istrimu hanya inginkan hatimu utuh.
Tak pernah berbagi hati.

Sakit.
Terlalu sakit.  Takkan bisa kau rasakan pedih, perih menjalani kehidupan seperti itu.
Tak ada perempuan yang ingin berbagi.
Tetes airmata, yang selalu mengalirkan do'a keselamatanmu ketika jauh, mencari nafkah.

Pernahkah kau bayangkan rasanya?
Runtuhnya kepercayaan yang selama ini tersemat padamu ketika keluar dari rumah.

Love your wife. Yang menemanimu kala susah. Mendampingimu ketika tak sesorangpun mau bersama.
Dialah yang layak menerima hatimu, cintamu, ragamu utuh.

...............

Hempasan waktu itu seolah memutar ingatan pada perjalanan ibu.  Aku yang selalu menjaganya.  Ketika ayah menjauh dan memilih wanita lain.
Membantunya kembali bangkit, tersenyum membagikan senyum.
Seolah tak ada piring yang retak.
Menguatkannya, bahwa aku selalu ada.

Tak habis pertanyaan, apa arti cinta dalam perjalanan rumahtangga setelah bertahun-tahun bersama menjaga kebersamaan.  Mewujudkan mimpi-mimpi kecil ketika tangan terjabat di akad.

Aku, anaknya yang bertanya hakikat cinta. 
Cinta yang selalu utuh.
Apakah pelangi akan datang setelah hujan badai?

Jatuh.
Tak percaya lagi akan manisnya cinta.  Semua hanya kepalsuan.
Pernikahan itu menyatukan jiwa.  Itulah kenapa soulmate. Teman jiwa.
Tak ada yang seharusnya tersakiti.
Saling menjaga.

Tolonglah catat, tak ada yang sanggup berbagi hati.
Kembalilah secara utuh.
Tak perlu menyakiti istrimu.  Yang awal mula menemani.
Tak mudah bersabar.  Itu bukan hanya kata yang lepas makna.

Ikhlaslah..
Bahwa sejatinya wanita takkan pernah mampu berbagi hati.

Melangkahlah hati, terbanglah perih.
Semua akan baik-baik saja.
Peluklah istrimu 5 menit sebelum pergi.  15 menit berbicara dengan sayang.  Meluangkan waktu sekali seminggu untuk terus memupuk cinta dan sayangmu.  Cinta itu satu.

Ketika itulah kau akan sadar.  Istrimu adalah satu-satulah bidadari syurgamu

#m_possible #peacelove

No comments:

Post a Comment