Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Monday, August 17, 2015

Trip Dieng

Perjalanan ini kami mulai dari Bandung dengan menggunakan sepeda motor. Carrier besar diletakkan di depan dan daypack yang aku bawa. Kami memang harus berbagi tugas agar perjalanan kurang lebih akan memakan waktu sekitar 12 jam ini menjadi perjalanan yang nyaman.
Start jam 05:00 melaju mulus.
Di sepanjang perjalanan, kami berpapasan dengan banyak rombongan touring, mulai rombongan motor gede Harley Davidson, Ninja, dan lain-lain. Mungkin momen 17 Agustus menjadi alasan yang cukup sempurna.
Sedangkan kami, mengambil momen ini karena bertepatan dengan libur long weekend. Yaa.. tak mudah menyelipkan hobi di antara kepadatan kegiatan yang kami miliki masing-masing.
Setelah melakukan istirahat 3× agar tidak terlalu lelah, kami tiba di Purwokerto jam 03.30 sore.
Mm.. kota yang nanti akan menjadi tempat istirahat kami. Sahabatku akan menemui keluarganya. Mudik.
Aku? Hhh.. cukup menemaninya.
Dari sini, kami mencari jalur yang mengarah ke Wonosobo. Setelah beberapa kali bertanya kepada warga, akhirnya kami menemukan arah ke kota itu.
Selanjutnya, setelah keluar Purwokerto, Purbalingga, kami hanya melihat arahan  petunjuk yang ada. Cukup mudah memang.
Hanya, walaupun tak salah, sebaiknya kalian mengabaikan petunjuk yang mengarah ke Dieng sebelum masuk Wonosobo.
Sebaiknya, kalian hanya mengambil jalan menuju ke sana sesudah masuk Wonosobo.
Kenapa?
Karena ketika mengikuti petunjuk itu, kalian akan mengambil jalur Banjarnegara. Jalur yang amat panjang, sempit, berkelok-kelok, penuh tanjakan dan tanpa penerangan jalan yang memadai. Untuk newbie, tentunya riskan ketika melaluinya setelah maghrib. Deg-degan dan penuh kekhawatiran. Walaupun, kalian akan menikmati sunset, kabut yang eksotis, dan hawa dingin yang menusuk. Mm, cukup mewarnai petualangan.
Yang pasti, bagi kami, walaupun jalur ini penuh tantangan, hal ini merugikan di sisi jarak tempuh dan waktu.
Karena awalnya prediksi waktu kami sampai di penginapan di Dieng maghrib lebih sedikit. Tapi harus molor hingga 07:30 malam.
Yaa.. akhirnya menikmatinya tanpa keluh kesah, karena memang harus dijalani.
My trip my adventure! 😄😃
Dari pengalaman kami, akhirnya kalian bisa memilih 2 jalur ke Dieng: melalui Wonosobo atau Banjarnegara.
Kalau menggunakan angkutan umum lebih mudah. Start dari Bandung menggunakan bis Bandung-Wonosobo (seperti bis Budiman atau Sinar Jaya). Setelah itu disambung dengan minibis (rute Wonosobo-Dieng-Batur).
Kalau menggunakan kereta api, turun di stasiun Purwokerto, disambung bis Purwokerto-Wonosobo, setelah itu mengikuti rute pertama di atas.
Tarifnya, jujur kurang  tahu pasti, karena kami menggunakan sepeda motor. Maaf yaa.. hanya rutenya yang bisa kami bagi. 😒
Penginapan-penginapan  murah di Purwokerto dan Dieng, kalian bisa lihat di komunitas  Purwokerto Backpacker dengan info yang cukup lengkap dan sangat membantu.
Namun, jika kalian datang di peak season seperti kami, maka semua penginapan recommended benar-benar full booked. So..be prepare it as well as you can guys...
Saran kami: lupakan Losmen Bu Jono yang sangat recommended di komunitas backpacker, karena kalian pasti ga akan kebagian. Hehehehe.. kami juga  mengalaminya. 😄😉
Setelah perjuangan seminggu hingga 4 hari  sebelum keberangkatan, akhirnya kami mendapat kamar standar kamar mandi luar di Hotel Asri Dieng. Tak jauh dari Losmen Bu Jono.
Hotel? Mahalkah?
Aah.. jangan serem sama namanya dulu. Kamar di sini, sama tarifnya dengan penginapan atau homestay yang ada.
Secara detil ini tarif di Asri Dieng:
Standar Room KM luar (air dingin) 75k,
KM dalam (air dingin) 100k,
KM dalam (air hangat) 150k.
Untuk suhu sedingin Dieng, akhirnya saya memilih opsi ketiga. Karena ga kebayang..mandi air dingin, setelah menempuh 14 jam perjalanan dari Bandung.
16°C..guys, di malam hari.. 😱😱 bbbrrrr...
Syukurlah, akhirnya dapat juga kamar yang nyaman dengan air panas. Lantai kamar dingiiin (asli seperti menginjak es balok). Tanpa AC pun, sudah menggigil. Wuuiihh.. sudah bisa membayangkan suhu di puncak Gn. Prau, Sindoro..kan?
Setelah mandi dan sholat, kami menikmati waktu sebentar untuk wisata kuliner malam di sekitar hotel. Mencari mie ongklok khas Dieng dan tak lupa minum Purwaceng si ginseng Dieng yang sangat bermanfaat menghangatkan tubuh. Harganya cukup bersahabat: Mie Ongklok 15k, Purwaceng 7k (dicampur kopi/susu), atau teh tawar 1k.  Menu lainnya yang bisa dicoba yaitu kentang goreng ala Dieng, tempe kemul, tahu kemul, bakwan, dkk, juga bisa.
(Mie Ongklok: mie kuah kental seperti Lomie, dengan potongan tahu+irisan kol+sate ayam 3 tusuk)
Gimana?  Raamee..kok, sampai larut malam banget..
Banyak backpacker, pendaki dengan carrier hingga turis asing, yang mempersiapkan diri naik ke Prau, dst.
Yaa, mungkin karena kami hadir bertepatan dengan pelaksanaan upacara 17 Agustus di Gn. Prau. Dilengkapi juga dengan kegiatan lomba kebersihan, memungut sampah di gunung.
Hmm..
So, saran: please guys.. hentikan tindakan nyampah di gunung. Ga keren!! Asli!
Jadilah pencinta dan sahabat alam sejati, bukan penikmat alam semata. Semua harus dijaga bersama. Hentikan nyampah, bawa kembali itu ketika meninggalkan gunung. Demi kita, anak cucu, dan masa depan Indonesia.
Ooh..yaa, kalau tidak pergi berombongan, sebaiknya kalian tidak menghubungi homestay, karena biasanya mereka akan menolak. Repot..alasannya. Jujur.. kecewa, cuma mungkin memang spesialisasi mereka rombongan (only)..😥.
Teetttt...
Yuuupp, yiippiee akhirnya.. alarm berbunyi. Pukul 02:30. Walaupun beeraat..untuk membuka mata karena suhu ada di 15°C, dengan real feel 14°C.
Prepare jaket tebal, sarung tangan, kaos kaki, kupluk dan senter.. yaa??
Chop..chop..prepare untuk sunrise di bukit Sikunir.
Jam 03:00.. cuuss, melalui rute mengikuti jalan Telaga Warna, hingga desa terakhir, belok kiri. Ikuti saja jalan itu hingga desa Sembungan. Itulah desa tertinggi di Jawa.
Melintasi jalan yang sedikit tidak rata dan bergelombang, akhirnya kalian akan melihat camping ground dan parkiran.
Setelah itu, mulai mendaki.
Di sini, geelaap..
Start 03:30 dini hari.
Hati-hatilah melangkah, karena tak semua ada hand trail sebagai pembatas.
Ingat.. jaga ucapan ketika melakukan pendakian yaa..?
Just be wise!
Termasuk beristirahat sejenak untuk mengatur napas dan memulihkan tenaga ketika lelah. Jangan terlalu memaksakan diri. Apalagi ketika kalian jarang berolahraga.
Slowly but sure..do everything safely.
Kami melakukannya 45 menit, hingga puncak Sikunir, karena kondisi yang tak prima, hingga naik perlahan saja. Step by step..
Masih gelap memang, tapi kami tak sendiri. Banyak rombongan lain.
Jam 04:15. Mmm.. masih sempat mencari posisi untuk bisa mengabadikan golden sunrise, karena pasti penuuhh.
Air mineral yang kami bawa seperti air dari kulkas.
Pastikan kalian cukup  membawa ini, karena jalur ke puncak ini, cukup membuat lelah dan haus.
Hanya, saran saja.. jangan terlalu banyak minum di awal dan tengah-tengah perjalanan. Cukup makan permen, itu kebiasaan saya ketika mendaki. Lumayan..sekalian nambah energi dan bisa menghilangkan sedikit rasa haus. 😊
Dan.. akhirnya, semua penantian, perjuangan itu..
Terbayar lunas!
Indaaah.. Golden sunrise Negeri di awan.
Tak henti bertasbih, benar-benar bersyukur atas semua nikmatnya.
Jadi.. tak ada alasan untuk tetap di rumah dan selimut kalian..guys.
Singkapkan selimutmu, dan sesekali keluarlah. Berpetualanglah.
Ini Indonesia yang indah. Nikmatilah..
Jelajahilah..
Tuliskan petualanganmu sendiri.

Budget:
Bensin (motor) PP: Premium+Pertamax (karena di keberangkatan via Banjarnegara pom bensinnya kehabisan premium..😥)
60k x 2 = 120k
Penginapan Dieng 150k
Makan perjalanan 3 hari (-bekal sendiri wkt berangkat&pulang) @25k x 3 = 125k

Nah.. jika tujuan kalian termasuk wisata di komplek Dieng maka tambahkan dana di masing-masing objek, seperti Kawah Sikidang, Telaga Warna, komplek Candi Arjuna, dll. (Jumlahnya tergantung keinginan. Untuk berdua cukuplah dana tambahan 100k). 😜

Total Trip Dieng (motor) 3 hari PP 2 orang:
120k+150k+75k+100k= 445k

PS: ketika hendak mampir di Purwokerto, tambahlah budget sekitar 300k untuk biaya  penginapan, makan dan tiket masuk objek wisata (Baturaden, Pancuran Pitu, Telaga Sunyi, dst)

Penginapan Dieng: Hotel Asri Dieng, Purwokerto: Hotel Roda Mas
(Sstt..bukan pesan sponsor..hanya berdasarkan kepuasan saja 😁).

Terimakasih.. Tuhan, masih Kau kesempatan di hari-hari untuk menjelajah keindahan alam ciptaanMu.. 😇
Makaasiiihh..sahabat, kita bisa saling menemani dan merajut rasa, belajar saling memahami.. 😍😘

#MyTripMyAdventure #MTMA #exploreIndonesia #backpacker #purwokertobackpacker
#mytrip #memories