Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Friday, January 22, 2016

Terjaga Dari Mimpi

Pagi ini awal dari satu hari lagi. Ada yang berbeda, karena saat ini aku belajar arti ksejatian cinta dan ksetiaan.
Dari media sosial, nemukan ini..

Puisi dr Habibie untuk Ainun:

"Sebenarnya ini bukan ttg kematianmu, bukan itu.
Karena aku tahu bahwa semua yg ada pasti menjadi tiada pd akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yg pasti.

Dan kali ini adalah adalah giliranmu untuk pergi, dan aku sangat tahu itu.

Tapi yg membuatku tersentak sdemikian hebat, adalah kenyataan bhw kematian benar2 dpt mmutuskan kebahagiaan dlm diri seseorang, sekejap sj.
Lalu rasanya mampu membuatku nelangsa stengah mati.
Lalu, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya sperti angin yg tiba2 hilang berganti kemarau yg gersang.

Pada airmata yg jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang.
Pd ksetiaan yg telah kau ukir, pada kenangan pahit manis slama kau ada.

Aku bkn hendak mengeluh, tp rasanya trlalu sebentar kau dsini.

Mereka mengira akulah kekasih yg baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yg menjadikan aku kekasih yg baik.

Mana mgkn aku setia pdhal mmg kcenderunganku adalah mendua.

Tp kau ajarkan aku kesetiaan, shingga aku setia.
Kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu spt ini.

Selamat jalan, kau dariNya dan kembali padaNya. Kau dulu tiada untukku, dan skrg kembali tiada.

Selamat jalan sayang, cahaya mataku, pnyejuk jiwaku

Selamat jalan calon bidadari syurgaku."

Trus belajar menatap pagi dengan senyum dan kekuatan. Tak ada yang abadi...

Vie,
Bangkitlah..

Dy, aku benar merindukanmu. Tenggelam di banyak pekerjaan, tak mampu menghapus kerinduan yang kian mengekang. Waktu berlalu dengan cepat. Memang menghadirkan kelelahan fisik yang luar biasa. Namun tetap saja, sejenak ketika mata hendak terpejam, ingin mendekapmu. Sejenak menyandarkan semua rasa. Memintamu menemani di sepinya hari. Tinggal di keramaian, namun terjebak di kesendirian yang tak berbatas.

Semua semangat yang kutularkan pada semua teman, sahabat, siswa pelatihan, hanya topengku. Hanya untuk menutupi kesedihan yang selalu hadir, manakala termenung.
Aku, ternyata hanya perempuan biasa.
Buliran bening itu mengalir deras, di sepertiga malam kali ini.
Tuhan,
Aku ingin...

Tercekat lidah untuk meneruskan doa. Melanjutkannya dalam dekapan kesunyian malam.

Apakah selama ini aku terjatuh di kesombongan?
Merasa paling tahu dan pintar?
Hhhh...

Refleks, kugelengkan kepalaku. Tidak!

Di luar sana, masih banyak yang lebih pintar dariku. Mempunyai segala yang tak kupunyai.

Aku, bukan orang yang tak bisa menerima masukan.
Aku sudah menjalani hampir semua proses ujian kesabaran.
Pergulatan di dimensi ruang dan waktu yang teramat panjang.

Dimanakah kamu..Dy?
Terasa begitu jauh terbentang jarak yang memisahkan.
Seperti tak berujung.
Seperti mencari pegangan ketika terjun di laut bebas di Gili Trawangan.

Temani aku..Dy.
Pegang tanganku. Saling menjaga seperti berang-berang. Tanpa henti bersama. Menjabat hati. Menggenggam sukma.

Kelelahan jiwa yang tengah kualami, seperti melemparku ke batas kesabaran dan keimanan yang minim.
Tak menyalahkan Tuhan, untuk apa yang telah kualami. Namun masih harus belajar mensyukuri hidup yang kupunya. RahmatNya selalu melingkupiku. Kasih sayangNya pun selalu mendekapiku erat.

Vie..bangun!
Lamat kudengar bisikan dari rongga sanubari. Jadilah insan yang "rahmatan lil alamiinn.."
I'tibar perjalanan ini mampu menginspirasi. Pengorbanan ini akan selalu memotivasi. Di atas langit.. ada langit.

Tawadhu'.
Qona'ah.
Ikhlas.
Istiqomah.

Memang mudah terucap. Terlalu ringan untuk disampaikan. Namun.. cukup rumit untuk dijalani.
Always hard at the first step.
Just dream big and be the best of you!

Really miss you,
Rindu padaMu..Tuhan.
Rindu untukmu..Dy.
Rindu padamu..Aira.

Friday, January 8, 2016

Embun Pagi

Sepagi ini, mataku sudah enggan terpejam. Selalu seperti itu sejak setahun yang lalu.
Jika kegundahan mulai membuncah dalam pikiran dan dada.
Tuhan..
Aku memang rapuh.
Imanku menipis terkikis kesedihan dan airmata.
Maafkan aku.. masih sering mempertanyakan hidup dan kehidupan.
Kurang percaya terhadap pilihanMu atas perjalanan hidupku.

Monday, January 4, 2016

Back to zero (again) 2

04/01/2016

Dorongan keberanian itu entah muncul dari mana. Slalu enggan untuk membuka lembaran kepastian atas semua jalan yang tertulis dariNya.
Hari ini, perjalanan itu dimulai dengan peluh.
Aku tak mengeluh, untuk semua pengorbanan yang tersia-siakan.
Tak ingin juga melakukannya.
Tapi ketika cahaya terang itu mulai menyeruak di dalam relung hati yang gelap, dan terduduk di ruangan ini, perlahan mata memburam. Banyak cerita yang tak ingin aku dengar. Potongan kegetiran hidup dengan aneka warna. Sebagian itu yang pernah terlewati. Inilah yang sebenar-benarnya aku jauhi. Kembali ke perasaan kelam dua warsa.
Pergantian tahun menyadarkanku, bahwa selama ini aku tak bergerak. Masih di titik yang sama.
Duuuhhh.. sinyal disini jeeleek, keluhku. Padahal aku hanya ingin mengalihkan dunia agar tak mendengar semua keluh kesah itu.
Cukup!
Terlalu lama berkas itu. Selembar kertas pembuka masa depan yang baru.
Mulailah melihat media sosial: IG, FB, Path, dst. Sambil sesekali menulis di chat WA.
Hhh, akhirnya. Setelah proses penantian yang panjang, semua selesai. Titik!
Harus "titik"!

Akhirnya, semua energi negatif yang terasa terurai lewat 2 masakan ala anak kost. Teman makan siang. Dy tetap menemaniku. Bersama meluangkan waktu. Menemani di lintasan waktu.

Kusimpan semua kenangan di ruang gelap hatiku.
My darkness side.
Unworthed one.

Sayounara..El!
Dan kali ini slamanya.

***

Lahan kosong mengantarkan titik nadir di horison pemikiranku.

My life, my adventure..

Yaa..Robbil Izzati,

Pinjamkan keikhlasan untuk bisa melihat kebahagiaan yang terengkuh oleh sekitar.

Berikan keberanian menatap masa depan tanpa keinginan mendikteMu. Mengalirkan kehidupan seperti yang seharusnya terjadi.

Tetapkanlah semua sebatas kemampuan dan kesanggupanku. Kedamaian hati, kemantapan pikiran, kekuatan diri. Mewujudkan rumah impian kami yang sederhana.

Tuhan, maafkan aku jika terlalu banyak permintaan. Aamiinn..

***

Airmata yang membulir, mengingatkanku pada Aira.

Apa kabarmu..sayang? Bunda rindu dekapan tangan mungil dan celotehanmu. Kejujuran di tatapanmu.

Hhhh..

Bunda akan segera menjemputmu yaa.. Ketika semua sudah selesai. Rumah kita yang baru. Rumah kita sendiri. Kolam renang, kolam ikan dan taman dengan gazeebo untuk bercengkerama bersama. Memanjakanmu tanpa jeda. Aamiinn..

***

Perjalanan hidupku mungkin memang tak sesempurna milik kalian. Semua sudah menjadi bagian dari petualangan menjelajahi waktu. Punyaku.

Mungkin, ini tugasku. Mengajari dengan kejujuran. Pemahaman tentang keikhlasan. Yang selama ini dipertanyakan. 

Semoga... guru kehidupanmu bisa bijak kau teladani. Karena itulah milikmu.

Dy,

Dalam hening malam, butiran doa selalu tersematkan. Karena kegamangan ini ingin kujawab lantang. 

Aku selalu ingin mendekap kehidupan bersama. Menjelajah keindahan..menemukan mutiara kebahagiaan dalam keabadian.