Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Thursday, September 19, 2013

CINTA: -HANYA-WANITA-BIASA



Aku takkan bawa-bawa Khadijah, karena aku bukan pengusaha kaya yang bersabar mendampingi Muhammad menyebarkan Islam.  Bukan pula Aisyah, yang memang cantik, masih muda belia dan sangat pandai.  Jujur... sejujurnya, aku  hanya wanita-yang sangat-biasa.


Baru saja, kusodorkan 3 pertanyaan kepada sahabatku.  Dy, memang selalu jadi sumber inspirasiku.  “Teman” hidupku.  Yang dikirimkan Tuhan, menemani dan mendampingiku, manakala (benar) terjatuh dalam ujianNya.  Tetap menjagaku dan memegangi tanganku (walau tak pernah dilakukannya @kantor..).  Hal yang paling kutakutkan bukanlah ketika Raqib dan Atid berembuk hendak ditempatkan dimana diriku kelak. Selama beberapa malam selalu terbangun dengan nafas tersengal dan keringat dingin yang membasahi sekujur tubuhku, rasanya tak (mampu) bernafas tanpanya.  Takkan kugenggam erat dirinya.  Karena kehidupan akan menuntunnya pada jalan miliknya.  Hanya.... (tetap) bisa melihat, merasakan, dan menjadi sahabatnya, adalah momen terindah yang pernah kujalani.  
Terimakasih Tuhan... telah izinkanku menikmati tepian celah waktu dalam kehidupan yang fana ini.

Implikatur... itu, orang bahasa pasti tahu,, 
Jawaban ini membuatku tertawa geli.  Terbahak-bahak sendiri (dan... kucing-kucingku terheran menyaksikannya).  Yaa... kami memang banyak belajar.  Transfer ilmu yang dilakukan dengan cara yang amat menyenangkan di setiap tepian waktu, di antara berjuta kesibukan masing-masing.  Terimakasih... Dy, untuk "the journey".

Vie, yang kini kau kenal sudahlah menjadi bagian lembaran hati yang baru.  Perjuangan tanpa henti di antara tubir jurang dan kegelapan, akan berbuah manis atas keikhlasan dan kesabarannya membagi bahagia bersama duka.  Jatuh karena cinta, menuntunnya pada pemahaman diri yang maju satu langkah.  Walau Dy, selalu mengatakan bahwa aku belum bisa mengendalikan 'keribetan' yang terus berdebat dalam hati dan pikiranku.  
Sementara.. Dy sudah melakukan itu selama 2 dasawarsa lebih.... 
hhmm, a.k.a dari lahir Dy tak ribet.  
Hahaha...Free Smiley Face Courtesy of www.Smiley-Faces.org

Mmmhh... 
Sesungguhnya, aku memang tak minta dilahirkan dengan daya analisis yang teramat tajam, yang seringkali menjerumuskanku pada 'keribetan'.  Itulah yang ditangkap orang ketika mulai dekat denganku.  Padahal, semua itu kulakukan untuk menuntaskan keraguan yang selalu hadir dalan keseharianku.  Bukan tanpa alasan.  
Vie, telah tertempa di kehidupan yang (tak) biasa.  Kelokan tajam di tikungan kehidupan, menenggelamkannya dalam dasar lautan masalah yang tak-biasa.  Padahal, Vie bukan perenang yang baik.  Hanya 1 gaya yang kukuasai.  Hanya gaya 'batu', tenggelam dan tak muncul lagi di permukaan. 

Orang yang 'aneh'.... 

Hehehe...Free Smiley Face Courtesy of www.Smiley-Faces.org

Dalam hidupku, di semua persinggahan pendewasaanku, perjalananku kali ini memang tak biasa.  Aku belajar memahaminya.  Namun kali ini paling tidak, aku ingin mengatakan, dia sangatlah istimewa.  Begitu istimewa.  Hingga terkadang begitu ingin mencari titik kelemahannya. Arrrrrgghh... tiidaaak!!  Gagal... selalu berujung pada kegagalan.  Karena semakin kutelusuri jejaknya, semakin kutemukan hal yang membuatnya teramat istimewa.


Serius.... isstiimeewaa,, sangat... Smiley Faces .

Tadi.. aku memeluknya erat.  Sangat erat.  Dan mungkin teramat erat.  Walau Dy sering melihat aku menangis di bahunya.  Karena selalu kulakukan itu selama lebih 1 semester perjalanan kami.  Namun, rasanya aku takkan bisa melepaskan pelukanku, hingga yakini bahwa sembab mataku tak lagi bisa tertutupi.  Kerinduan padanya sudah dimulai sejak awal kutemukannya, hingga detik ini  Hingga aku berada di ketinggian ribuan kaki di atasnya pun, takkan pernah rela melepaskan pelukanku ini.

Aku baru saja selesai membaca ulang buku "Jatuh Karena Cinta" karena ingin membuat ulasan yang akan menjadi memoar hidup yang telah terlewati.  Di dalam 1 bagian ceritanya, ada tulisan yang ingin kukutipkan, dan berasal dari pengalaman membaca penulisnya dari sebuah buku usang.

"Natnitnole adalah nama bunga yang selalu berserakan di taman-taman kota Hatna Hatnareb saban pagi.  Orang-orang yang lalu lalang di jalan setapak taman bagai bersicepat menginjaknya.  Makin remuk mahkota dan kelopaknya, makin menyebarlah bau-bau harum yang bersumber dari kotak sarinya yang pecah."

Makin hancur bunga itu, makin semerbak wanginya.  Makin dibunuh cinta itu, makin hiduplah ia.  (Benny Arnas-Jatuh dari Cinta)

Vie...
Mampukah kau mengampuni sepertinya? Tetap membagi keharuman walau terinjak?
Pertanyaan yang kemudian menggelitik hatiku.  Aku memang sedang tak (mampu) mengampuni dan memaafkan.  Mungkin... terlalu egois untuk melakukannya.
Setiap pagi, memang selalu katakan dan ucapkan dalam hati, 
"apapun yang terjadi... tersenyum sajalah... Vie.  dan kau akan baik-baik saja."  Pilihan hatiku memang hanya jadi orang yang selalu merasa bahagia, apapun adanya hidupku.
Mengampuni... setiap orang yang telah membuat luka dalam sayatan-sayatan panjang dan bernanah dalam hati.  

Mampukah kau... Vie? 

Dan yang harus kutegaskan... Dy tak termasuk daftar orang-orang itu.  Karena Dy menggoreskan banyak catatan keindahan di lembaran hati yang tengah terkoyak.  Belum pernah kukatakan padanya, bahwa cincin yang melingkar di jari manisku kini, akan selalu menjadi kenangan terindah tentang dirinya.  Kupilih untuk mewakili 2 jalan yang melingkar berbeda, dengan bulatan merah batu rubi untuk hati, yang menyatukan.  Dengan warna putih, untuk mengambarkan 'ketulusan'.

la Vie...
"The life" memang dihadirkan dengan segala bentuknya.  Dengan keindahan bunga-bunga cinta, merah muda di perjumpaan yang mendebarkan dengan bentuk tautan yang membebaskan.  Sementara di sisi lain, bisa kau temui sebentuk obsesi naif bertubir perasaan hampa yang berkepanjangan.

Nah.. Vie,
Pilihlah sendiri.. jalanmu.  Kehendakmu.  Dimanakah.. tepian yang kau inginkan menghiasi hidupmu kini?

Dy, mengatakan itu dengan ketenangan dan kesabaran yang luar biasa,
(hmm... walau kupikir, terkadang timbul juga kegeraman ingin mencekikku.. (mungkin)).
 Free Smiley Face Courtesy of www.Smiley-Faces.org
Aaahh.. dia bagai "malaikat" yang ada di tubuh manusia.  Free Smiley Face Courtesy of www.Smiley-Faces.org
Walau tadi dinyatakannya, dia tetap tak se'simple' yang kupikirkan.. 
Aaahh... kau tetaplah "istimewa" (buatku).  Dan selalu.. begitu adanya.



Dy,
Ingin kukatakan melalui angin yang melintasi Armidale kali ini...
Pesan yang ingin kusampaikan sejak lama.  Yang seharusnya (sudah) terucap ketika belum kuretas mimpiku di sini.  Tak ada seorang pun yang mampu menyadarkanku, bahwa aku -hanya-wanita-biasa.  Kecuali di antara tepian waktu itu.  Bersamamu.  
Kutahu... sangat kutahu, tak mudah berjalan berdampingan denganku, di atas semua perbedaan.  Namun... kau sendiri tuliskan bahwa "always a reason behind something".  Maka.. sebenar-benarnya, tak ada perbedaan itu.  Kau sendiri yang telah membuatnya "setara".  

Dy,
Bersama awan 'merah muda' ini ingin kutitipkan pesan -tak-biasa-, dariku wanita-biasa...
Izinkan kudekapmu dalam 'la Vie' dengan perjumpaan yang selalu mendebarkan. Dengan tautan yang membebaskan.  Cinta yang merentang pada keutuhan rasa yang haqiqi. Yaa... Free Smiley Face Courtesy of www.Smiley-Faces.org 
Dalam ketidaksempurnaan diriku..

Makasiihh... 'yaa' 'ayy',, (psssttt.... perhatikan komposisinya) @Vie.
Izinkanlah........ []

;yang selalu memberiku pelajaran tentang hidup, Dy[]

Emoticon

No comments:

Post a Comment