Tuhan,
Terimakasih untuk semua nikmat,
Yang masih Kau izinkan untuk mampu kurasakan,
Oksigen pagi ini,
Mengisi paru-paru kehidupan dengan kesegaran,
dan,
Memang membukakan cahaya terang kekuatan,
Karena Mentari terus tersenyum
ramah,
Tuhan,
Jika aku memang masih harus belajar
berdamai dengan kesedihan dan kepedihan hati,
Berikanlah aku waktu yang cukup,
Untuk mampu belajar mengerti dan
memahaminya,
Tetap di keindahan dan kebahagiaan
pula,
Tuhan,
Maafkan aku untuk semua kesombongan yang
seringkali melebihiMu,
Ketidaksempurnaan ini....
Seringkali menjerumuskanku pada tujuan
yang tak pasti,
Maafkan aku dalam ketidakyakinan
dengan pertanyaan yang tak lazim,
Kegamangan ini....
Selalu menjatuhkanku dalam jurang keinginan
tanpa batas,
Tuhan,
Di setiap perenungan malam yang
kulakukan,
Dapat kurasakan belaianMu mengusap airmata ,
Yang tersembunyikan dengan angkuh,
Kerapuhan hati,
Tak jua mampu menjawab kegelisahan –kegelisahan
,
Yang Kau berikan sebagai ujian
kehidupan,
Tuhan,
Aku hanya ingin membagi kehadiranku
untuk terkasih,
Dan cukupkan waktuku untuk
menemaninya,
Aku hanya mau membuka celah untuk
secercah sinar,
Lalu kuatkan hati untuk mengerti kepedihannya,
Aku terlahir dengan ketidaksempurnaan
hati,
Maka tegarkan diri agar mampu
melindungi perasaannya,
Aku hanya jiwa yang menyayanginya
tanpa jeda,
Izinkanlah..
Kehadiranku mengantarkan di jalan masa
depan mimpinya,
Tuhan,
Penantian panjang ini memang hadirkan
sejuta tanya,
Ujung jalanMu datang dengan selaksa
kegamangan.,
KehidupanMu tetap harus dijalani
dengan keikhlasan ,
Jawaban atas do’a-do’a yang tertangkup,
Pun tetap merapuh di untaian airmata,
Tuhan,
Jika tak mampu kusembunyikan kepedihan jiwa,
Kumohon...
Genggam tanganku untuk merasakan
kekuatanMu,
Manakala terbelenggu dalam
ketidakpastian dalam meyakini,
Kupinta...
Berikanlah sedikit keteguhan dalam
kedamaian,
Ketika aku terjebak mempertanyakan
keputusanMu,
Diamkanlah dengan membukakan
pemahamanku untuk yang terbaik...
Karena walau kupaksakan semua dalam
tawa,
Selalu terselip kegelisahan melintasi
dinding waktu,
Dan memohonkan kekuatanMu untuk tetap
jadi Pagi,
Jauh di lubuk sanubari...
Aku tetap memeluk rapuh dan tangis,
Karena aku hanya‘biasa’,
Terimakasih Tuhan (lagi),
Untuk semua waktu yang telah Kau
berikan...
Bagi semua ‘ruh’ kehidupan kini yang
dijalani ...
dan, atas rahasia masa depan yang akan
terengkuh...
Dalam kesederhanaan yang mampu
berdamai,
Jika masih ada waktu menjalani...
Tangkupkan saja ketabahan,
Sematkan sedikit kekuatan,
Selipkan secercah keikhlasan,
Dalam memeluk keindahan ketegaran dan
senyuman milik Dy.
@Do’aPagi;
#JiwaTertahan
No comments:
Post a Comment