Cin ta,
Surat ini kubuat beberapa hari setelah
merenung dalam perjalanan masa yang telah terlewati. Tak sanggup menuliskannya langsung, karena
keindahan perasaan yang membuncah, menutup mataku dalam jeda mimpi yang
panjang.
Dalam hening.... kucoba uraikan
tulisan ini, sambil menemanimu meretas cita-cita.
Sayang,
Memang... kini di langit
pergantian tak kulihat BINTANG gemerlap
yang menuntun perjalanan menuju cahaya.
Terdiam menatap kilauan lampu yang
memendar. Ini adalah keinginan yang lama
terpendam. Menatapnya, dengan kehadiran
dirimu yang mendampingi.
Yaa.... BINTANG langit itulah dirimu
kini.
Tegak berdiri memelukku dalam
diam. Sejuta makna terasa...
Tak perlu banyak kata yang terucap di
antara kita. Ikatan rasa ini biarlah
terbekap di dalam hati yang terjabat erat.
Sangat lekat.
Kasih,
Kembang di taman hati takkan pernah layu,
bermandi cahaya Mentari yang berkilau.
Bagai menyaksikan “hanami” dengan keindahan sakura yang tengah
bermekaran di Jepang. Semua terasa
lengkap. Terdiam dalam tangis yang
tertahan...
Tahun ini benar-benar “lengkap”
buatku.
Perahu Kertas itu terus melaju, dan
menghadirkan puisi termanis di dawai hati.
Sahabat jiwa,
Terhatur terimakasih tak terbilang,
untuk jabat dan genggam yang telah terjalin.
Kedamaian yang terasa kian hangat ini, mengantarku dalam rangkaian nyata
yang hampir tak kupercayai.
Kehadiranmu yang melengkapi kehidupan,
membuatku kembali percaya. Sandaran hati manakala letih itu (tetap) ada buatku...
Walau tanya selalu berkecamuk,
kubiarkan itu berlalu dalam batas malam yang berlalu.
Senyummu.. menutup hari ini dengan
lembut.
Tuhan,
Terimakasih atas kearifanMu
mengirimkan penjaga yang menemaniku dalam kerinduan terhadap Pagi dengan
Mentari, serta Malam dengan Bintang.
Izinkanlah kekuatan hadir dalam hati,
untuk melihat keindahan dan kebahagiaan yang harus dimilikinya juga.
Tetap kuat menjaga, menemani dan
menyayanginya...
Tanpa
jeda,
Aaamiiinn....
#Bintang Timur: Dy @DagoGolf
No comments:
Post a Comment