Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Saturday, June 15, 2013

KEINDAHAN HATI

"Mbak... maaf aku ga bisa siaran pagi ini... Demam...," kabarku pada Mbak Anis.
"Oaalaaa.... Vie, kamu terlalu memaksakan diri yaa... minggu ini??," tanyanya khawatir.
"Yaa... bagaimana.. Mbak.  Semua harus aku jalani kan?? Dua kali tes... di sela-sela waktu," ujaku menenangkannya. "Hari Minggu... akan menjalani banyak rencana.. Mbak.  Jadi harus dipaksakan beristirahat hari ini."
"Ok.. Vie, take your rest time yaa...??.  Benar-benar diam di rumah...," pesannya.
"Iyyaaa.... Mbak, paling aku menulis saja... tak bisalah.. aku benar-benar diam," sanggahku.
"Iyaa..." tutupnya di percakapan kami.

Aku tersenyum ketika menyatakan itu, karena buatku (benar) diam adalah separuh mati.  Itu yang selalu buatku lalai jika fisikku mulai memberikan tanda.  Tanda harus beristirahat.  Berhenti sejenak dari kepadatan aktifitas dan fikiran yang terasa "kram".   Sambil bergurau... aku katakan pada Dy, maaf kalau memang sedikit error... lagi kram otak.  Jadi minggu ini kalau agak 'nyeleneh'.
Akhirnya aku tumbang juga.  Menyerah pada batasan .

Sejak Senin, sebenarnya aku sudah merasakan gejalanya.  Tapi kuabaikan.  Karena terlalu memikirkannya.  Dan butuh energi untuk menjadikannya positif.  Tidak mudah. Itu saja.. yang kurasakan.

You say... 
You love Rain, 
But you use umbrella to walk it..
You say..
You love Sun,
But you seek shade when it is shining..
You say..
You love Wind,
But when it comes you close the window..
So..
That's why I'm scared..
When You say...
You care about me,
Because honestly..
I couldn't stand anymore for your leaving..

Ini yang menjadi pemikiran yang melelahkan, ketika melihat fakta yang terhampar memang tak mungkin.  Aaahhh... resah yang membadai ini buatku semakin ringkih dan rapuh.  Rapuh menjalani hari yang memang tengah pekat.  Dan seperti takut kehabisan waktu... kukejar semua yang ingin kujalani dengannya.  Karena terlalu indah.  Namun biarlah waktu yang akan memberi jawaban.

Tak pernah bisa membayangkan, jika mimpi akan memisahkan.  Jarak yang teramat panjang.  Mimpi yang terlalu jauh untuk disamakan.  Hmmmmm.... lelah rasanya, memikirkan ini.  Yang kuingin, menata lagi fikiran, membuatnya positif.  Promises, promises.... bisikku menenangkan diri.  Harus berhenti di titik ini.  Titik khayalan yang melelahkan otak dan hati.

Come on... Vie, jalani saja hari per hari.  Tak perlu kau tentukan kemana arah angin membatasi.  Yang datang, akan pergi.  Tetap berjanji untuk selalu kembali, itulah pribadinya.  Yakini dan jalani.. dengan ketenangan hati.

Aku benar menghibur diri, untuk semua yang harus dijalani ini.  Kuulang kembali semua perjalanan yang kujalani.  Ada dua ujian, tetap siaran, dan banyak aktifitas tambahan lain.  Benar-benar petualang sejati.

Dari semua hari yang kujalani, hanya satu yang tak pernah terhenti.  Aku senang menepi bersama Dy, di antara kesibukan kami masing-masing.  Hanya untuk bicara, berbagi dan tertawa bersama.  Menceritakan beragam topik.  Benar-benar melintasi batas ruang dan waktu.  Memang sangat menyenangkan, jika bisa membagi cerita, di akhir kesibukan, bersama orang yang perduli.  Benar menutup kesempurnaan hari.
Peka terhadap semua perubahan yang hanya terlihat oleh jiwa yang menyatu.
Dalam rasa, jiwa dan hati.

Ini yang seringkali dilupakan banyak orang, manakala terjebak dalam kegiatan dan pekerjaannya.  Bersama Dy, aku belajar makna berbagi.  Tak perlulah selalu di tempat yang indah.  Karena hakikatnya bukan masalah tempat, yang penting adalah kebersamaan yang tak pura-pura.  Kebersamaan yang penuh makna.

Dan memang.. tak ada yang sempurna.
Jika terjadi perdebatan hati.. maka dalam komunikasi pun bisa menemui jalan buntu.  Dua hari aku mencoba memahami Dy, dengan kesalahpahaman di antara kami.  Tak mudah... tapi bukan tak mungkin.
Yang terpenting... jangan letih belajar...
Apa pun adanya.... akhirnya keterbukaan dan kejujuran untuk menembus jeda, itu adalah kesejatian komunikasi.   Belum pernah terlihat keindahan ini di kehidupanku sebelumnya. 
Dan... semuanya memang akhirnya kembali baik-baik saja.  Hanya hati yang selalu memaafkan dan terus belajar mengerti, serta memahamilah yang mampu menyelesaikan masalah dengan bijak.

Really missed you all the time.... Dy, terus kubisikkan itu di antara kesibukan yang mendera.

Semua selalu berawal dari, berhenti.... duduk.... dan berbagi cerita...
Indah kan...??

Dan,
Keindahan itu pun kembali mengalir...
Di tempat favorit kami.. tempat yang tenang untuk menepi..
Aku terlalu mengantuk, dan dalam terlelap pun... kerinduan itu tak pernah terhenti.  Meminta izin Dy, untuk bisa berbaring di pangkuannya.  Sesaat.. benar bisa.  Dan kemudian berganti di bahunya.. mendapatkan rasa yang lebih nyaman karena bisa terlelap dengan memegang tangannya.  Aku memang ribet kalau mau tidur... Dy... bisikku.  Selanjutnya... apa yang dikatakan Dy, hanya kujawab dengan gumaman lirih, karena aku memang sudah setengah tertidur.
Sudah beberapa hari... aku memang tak bisa tertidur dengan nyenyak.
Hingga kedamaian yang kurasakan kini, terasa sangat bermakna.
Mungkin... Dy bertanya dalam hati, kenapa aku memunggunginya.. hanya memegang erat tangannya.

Tak pernah ia tahu betapa... sebenarnya..
Takkan bisa kutahan diriku, jika bersandar di bahunya, dengan bisa mendengarkan degup jantungnya.  Harus benar kutahan tidak melakukan ritual yang sangat kusuka.  Selalu kulakukan untuk menyatakan rasa yang terdekap.  Membisikkan kata-kata lembut di telinganya, dan mengecup pipinya.  Maka semua itu akan menutup malamku dengan sangat sempurna.
Hahahahaa.... angan itu terkubur bersamaku yang mulai terlelap.

Hanya sekejap saja...
Sebentar saja... Dy,
Karena hanya (sebentar) yang bisa kuharapkan...
Tapi jika kau tahu.. itu semua mampu merebahkan hati yang lelah, dan terpendar duka yang dalam.  Kubiarkan sejenak angan melayang, meninggalkan beban yang menggelayut di langit jiwa.
Membebaskan rasa.
Seperti mengerti semua itu... Dy mengusap kepalaku.. dengan sentuhan yang indah.
Hmmm... jawabku lirih, ketika ia mengatakan kalimat yang tak berapa kudengar.
Aku hanya minta padanya waktu sejenak... karena aku memang hanya ingin sesaat saja merasakan semua.
Bukan karena aku tak suka, tapi karena aku mengerti dan memahami... Dy dan hidupnya.

Terimakasiiiihh..... sebenarnya takkan pernah cukup, untuk mengurai hal-hal yang teramat manis yang kau bagi untukku... Dy..
Izinkan saja... terus kukenang itu, nikmati itu dalam penggalan waktu kebersamaan kita kini.  Tak apalah jika kulepas kau pergi menjemput mimpimu..
#selalu kembali saja..
Bagaimana pun caramu kembali..

Perjalanan pulang yang teramat manis,  seperti biasa...
Tak ingin kukatakan apa yang berkecamuk, biarlah saja tertiup angin malam yang memang teramat dingin, oleh guyuran hujan.
Aaahhh... biarkanlah... Vie,
Bebaskan rasamu...

Pelukan yang kuberikan ketika melepasnya pulang, selalu menyelipkan do'a penutup "Terimakasih... Yaa Rabb, masih kau izinkan aku bersamanya menikmati hari ini."
Aku memang terbiasa melakukan itu... dulu..

Kemudian.. selesai sholat subuh.... kutuliskan untuknya melalui pesan singkat...

Kupanggil kau Bintang, bukan tanpa alasan..
Walaau ia tak seterang Bulan, atau sebesar Matahari..
Tahukah kau...
Bahwa ia adalah Pemandu Nelayan yang tersesat,
juga selalu jadi Sahabat bagi Petualang yang kesepian,
Dan itulah arti hadirmu dalam hidupku...
Di malamku, 
Kau jadi penerang hati bersama Kunang-kunang..
Di siangku,
Kau Sahabat yang menjabat erat..
Di hari-hariku,
Kau adalah embun yang menyejukkan..
Maka,
Izinkanlah aku meminta..
Terulah temani dan dampingi langkah-langkahku... BINTANG,
#tanpalelahdanjeda

Paagiiii.... Mentari...
Sapa Dy yang sangat khas..

Paaagiii...
Karena aku sangat menyukai pagi.  Kukatakan itu pada mahasiswa yang menghubungiku untuk melakukan konsultasi.  Tak ingin aku menyimpan sendiri semua ilmu yang kupunya.  Keindahan berbagi selalu menjadi semangat menjalani hari.  Semangat yang selalu ada.. walau hati tetap berkecamuk dengan kerumitannya.

Andai Dy ada di sini..
Akan kembali kukecup pipinya, dan kubisikkan.. "I love you...." yang akan membuatnya terjaga dari tidurnya, dan kemudian pasti akan kulanjut dengan do'a "Terimakasih... Yaaa Rabb, hari ini aku masih bisa menghabiskan waktu bersamanya... lagi."
Seperti yang kutulis...
Aku selalu melakukan itu.. dulu..

Buatku...
Kehidupan itu memang harus dinikmati per detik, per menit, per jam dan per hari saja.  Itulah yang membuatku.. selalu ditanya Dy... berapa lama waktu yang merentang kala kami tak bersama.
Mungkin... tak ada orang lain yang melakukan itu.
Mungkin.. karena mereka tak tahu makna kehilangan dan belum pernah kehilangan.
Tidak seperti diriku...
Yang selalu terjebak dan terperangkap dalam rasa "takut" kehilangan...

Hari ini... (seharusnya kutulis kemarin),
Keterlambatan tes yang harus kujalani... membuang semua keresahan yang ditimbulkan oleh banyak ketidaknyamanan hidup yang ada.
Aaahhh... man shobaro dhofaro...
Kesabaran itu memang tak berbatas, karena batasan ada dalam fikiran han hati kita saja, desahku.
Pertemuan dengan Teh Dya, membuatku kembali semangat menjalani proses meretas mimpiku ini.
Walau kutahu... sangat bisa mengerti.. ini akan semakin merentangkan jarak antara aku dan Dy.

Biarlah waktu yang mengalirkan cerita ini, menepikan waktu.. yaa...
Jalani juga hidup dan mimpimu... Dy,  jelasku padanya hari ini.

Sssttttttttttttttt..... jarimu menutup bibirku untuk lanjutkan kalimat yang telah kususun.

Kami tetap bisa berkomunikasi, melalui rentangan kecanggihan teknologi, melalui satelit.  Dan inilah nanti cara kami.  Selalu beda... Vie, enak kalau ketemu, keluhnya ketika itu.  Aku tertawa.   
Sudahlah... bagaimana kalau nanti kau juga ikut menyusul..., gurauku sambil menyembunyikan kekhawatiran yang sama.   Memang tak akan pernah sama... Dy, gumamku.  Sentuhan itulah yang membongkar jarak antara kita.  Mendobrak jarak antara kita.  Benar-benar membuat komunikasi yang teramat indah dan manis.   Seperti Brown Sugar.. yang tak lagi kita temukan selain di Kopi Ireng.

Hahahaha... enaknya yaa.. Dy, jika kita duduk dan berbagi, kukirimkan pesan padanya, di tengah kesibukanku membantu Nana menyelesaikan tesisnya.
Say... bukan begitu.... jelasku pada Nana, ketika aku melihatnya melanjutkan editanku, memotong pesan yang akan kukirim, karena Dy memang rupanya juga ingin kami bertemu.
Duuuh.... betapa berat yaa.. Dy, buatku (menurutku) untuk tak menghabiskan satu pertemuan untuk bisa duduk dan bercerita bersama.  Membagi tawaku yang hanya bisa muncul lepas, jika bersamamu.  Percayakah kau... Dy??

Kelelahan yang muncul di wajahku pagi ini, terhapuskan oleh gurauan aku dan Nana, dengan mengirimkan SMS pada Yuni yang akan menikah, menanyakan apakah kami di bagi seragam panitia.
#beingbeingonly
Sudahlah... panik nanti diaa.... mereka menyiapkan semua persiapan pernikahan ini sendiri.. Say, kataku pada Nana, yang terus terbahak melihat respon Yuni.
Akhirnya... kuketikkan, don't bother with that.. dear, we (me+Nana) are in deep depression.  It's all just the jokes.  dan kembali lega karena membaca respoon yang positif.

"Say... gue turun di sini yaa... ", kataku tiba-tiba ketika melihat Taruna Bakti.
"Do you have an appointment with someone?," tanya Nana penuh curiga dan keterkejutan.
"Yes.."
"Ok.. just don't go home late... Say..," pesannya.
"I will....," jawabku ringan.


Tak lama berselang... aku membelakangi jalan raya, dan kudengar seseorang memanggil, "haaaiii...."
Aku sontak menoleh dan kemudian mendapati wajahnya.. yang di selalu kurindukan.  Wajah yang lelah, wajah yang sepertinya menahan sakit.
"Are you okay?," itu selalu kutanyakan. 
Namun  Dy selalu menjawabnya ringan.. "Yes.."

Hmmmmm.... Dy, seharusnya tak perlu kau sembunyikan kesakitanmu dariku.
Tak tahukah dirimu... Kau akan tetap jadi Dy yang terhebat yang kumiliki, walau kau menangis, lelah atau mengatakan sakit.

Dan waktu pun melesat dengan cepat...
Kami pun harus mengakhiri perjalanan waktu hari ini, setelah panjang bercerita.  Begitu lepas.  Membuang semua jarak.  karena sejak kemarin kami dengan bebasnya berbagi makanan dan minuman, dengan sendok, garpu, gelas dan sedotan yang sama...  (kutuliskan semua yaa... Dy).

Dan hari ini setelah hampir 24 jam, waktu yang terlalui tanpa menutup kesempurnaan hari ini dengan pelukan hangat dan bisikan yang buatku tenang.  Kulepaskan semua keresahan ini di dingin air yang mengguyurku dingin.  Meredam suhu badan yang meninggi.  Aku akan baik-baik saja.

Mungkin...
Jika ini kulihat dengan jalan deJa Vu,  kujadikan ini kesempatan kedua memperbaiki kesalahan yang telah kuperbuat pada Dy dulu.  Mungkin.... Aku tak pernah merasakan asing pada Dy, sejak awal berjumpa dua tahun yang lalu.  Tak ada kebetulan itu... always reason behind something..
Jika kini apa yang ingin kulakukan itu, mengadaptasi kebiasaanku (dulu).. hanya kuharap Dy mengerti...
Aku telah berdamai dengan masa laluku.. Tak harus melepaskannya, dengan jebakan emosi... hanya berdamai dengan kemarahan yang dulu pernah ada.

Dy..
Aku adalah aku..
Bukan masa laluku...
Jika kau izinkan... aku tak akan keberatan membagi semua tentang aku.
Hanya kuminta.. tetaplah ada di masa kini... karena di masa inilah aku ada kini bersamamu..

"Vie.... kau baik-baik saja??," tanya Mbak Anis yang seharian memang tak kukabari apa-apa.
"Baiik... Mbak, membaik sajalah.....  Aku tak pernah benar beristirahat," Aku sambil tersenyum dan menahan kesakitanku.  Aku tak ingin orang yang menyayangiku ini memiliki kekhawatiran yang berlebih.

Maaf yaa... Mbak, tak ada niat menutupi semuanya, bisikku dalam hati.

"Oke... jangan lupa makan dan minum obat yaa.. Vie," ingatnya padaku yang sering melewatkannya.
"Baik.. Mbak... makasiyy....," tutupku di ujung percakapan tetap dengan keceriaanku.
"Besok aku siaran yaa...??
"Vie... lihat kondisimu.. besok yaa...??  Jangan memaksakan..."
"hehehehehe... oke.. oke.." jawabku dengan tawa renyah.

Di ujung malam ini...
Kuterhenti hati ini dalam titik nadir... untuk kembali ke horizon pagi yang penuh keceriaan (lagi).
Semua yang kutuliskan...
Untukmu...
Kekhawatiran dan ketakutan itu selalu ada menghantui diriku, jika kurasakan sesuatu.. tentangmu..
Selalu ada...  Tak pernah kusampaikan.  Kejujuran yang baru kemarin kusampaikan pada Dy.
Walau coba kuhilangkan dengan mengatakan "He'll be fine.. always be fine... Vie", seperti apa yang selalu dikatakannya.   Hmmmm.... Saling percaya sajalah... Vie,,


Perkenankanlah... Vie yang telah berdamai dengan masa lalu ini... 
Terus kau izinkan..  menemanimu.. Dy,
@Impian

No comments:

Post a Comment