Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Tuesday, December 17, 2013

#I love you... Mom



Paris van Java, Penghujung 2013

Bunda,
Apa kabarmu?  Mudah-mudahan rahmat Tuhan selalu mampu menjaga Bunda, lebih baik dariku. Rasanya sudah lama kita tidak duduk bersama, bercengkrama dan berbagi cerita.  Ingin membagi kebahagiaan menyaksikan keindahan kota ini bersamamu.  Jarak hati, waktu dan jarak yang kini memisahkan memang terasa begitu menyesakkan dada.  Namun cinta memang tak pernah salah untuk memilih kepada siapa ia akan berlabuh.  Maka, jika memang kali ini kita ada di persimpangan jalan, kuharap satu saat nanti Bunda mampu menerima semua keputusan ini dengan keterbukaan pikiran dan kejernihan hati.

Bunda,
Ini bukannya tanpa makna.  Pun juga bukan terputuskan dalam ketergesaan.  Semua telah melalui belasan candra di tahun ini, ratusan jam serta detik yang tak terhitung sebelum kini.   Jangan lupa tanyakan buliran airmata dan hujan yang tertetes menemani perjalananku di kesunyian hati. Tak pula ini yang (benar) kuinginkan, namun jika memang ini takdirNya, maka aku hanya bisa menerima dengan lapang dada walau tetap dengan airmata.  

Bunda,
Seandainya kau tahu, terlalu banyak luka yang tak pernah kuceritakan padamu, karena kutabukan diriku untuk memaparkan kedukaan ke pangkuanmu... Bunda.  Hanya kusimpan di hati dan pikiranku sendiri (saja).  Ini kumaksudkan agar tak lagi menyakiti perasaanmu (lagi).  Namun ini pulalah yang menjadi celah untuk menyudutkanku di sisi pandangmu kini.

Bunda,
Apapun adanya pemikiranmu tentangku kini, aku tak begitu perduli.  Yang kuingin... hanyalah dekapan hangat kasihmu, untuk menyembuhkan lukaku, mengeringkan airmata yang selalu tertumpah mengingatmu.   
Maafkan aku yaa.. Bunda.  Hingga detik ini aku berdiri, belum mampu sedetik pun memberikan lengkungan senyuman di wajahmu dan membahagiakanmu dalam arti yang sebenar-benarnya.  Tapi Bunda... cukuplah catat di dalam hatimu, bahwa aku teramat menyayangimu lebih dari diriku sendiri.   
Tak ada yang mampu membuatku terjatuh dan gagal untuk bangkit, selain merasakan jarak antara kita kini.  Sakit... Bunda, teramat sakit.

Bunda,
Kini.. aku memang sedang tak mampu menata hati untuk menyederhanakan kegalauan dan kekalutanku tentangmu.  Maka surat ini kubuat untuk kutitipkan di dingin malam yang menyentuh beku dinding hati.  Besar harapan agar esok hari, kala terbit Mentari mampu menghangatkan (kembali) ruang jiwamu, untuk kembali menatapku dengan kelembutan perasaanmu. 

Bunda,
Apapun adanya aku kini... Tak satu pun dapat memupuskan  semua rasa yang ingin kutangkupkan dalam do’a dan airmataku untukmu.  Cintamu, bagaimana pun wujudnya, tetap menjadi penerang jalan dan penguat hidup yang terjalani. Aku tetap selalu menunggumu di ujung jalan ini.

Jaga selalu kesehatanmu ya.. Bunda.  I always love you... Mom.

Peluk cium,
VIe

1 comment:

  1. I would rather "I Love you.. Mom" than other, because of all the stories about mother could make me thouched and shed a tear..

    ReplyDelete