Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Thursday, December 12, 2013

DI (Satu) WAKTU



10/12/13

Aaah... mimpi buruk itu hadir lagi.  Napasku masih terengah ketika terbangun tiba-tiba di tengah malam.  Seperti biasa, langsung mengambil HP yang tergeletak di dekatku.  Mengetikkan 5 karakter yang telah biasa pula diterimanya.  Itu semua kulakukan untuk menghipnosis diriku sendiri, memampukan diri untuk mampu keluar dari kesedihan yang terpendam dan teramat dalam.

Aku baru saja selesai bekerja dan sekaligus menemani Dy menyelesaikan tahapan akhir studinya.  Hmmm... Tuhan memang Maha Adil, memberikanku kesempatan untuk mewujudkan salah satu janjiku.  Karena kebetulan aku mengerjakan proyek di tempat Dy menuntut ilmu, melanjutkan studinya yang tertunda.  Terimakasih... Tuhan, tangkupku dalam do’a di keheningan malam.

Mimpiku penuh tangis.  Mungkin karena memang terasa lelah hari ini, dan terus menyimpannya dalam hati.  Terkadang aku memang seringkali memendam kepedihan hati di sudut tergelap relung jiwaku.  Tawa selalu ingin kuhadirkan di keseharianku, walau bagaimana pun rasa hari yang kujalani.

Tadi, ketika tangis hampir pecah ketika kegundahan menyelusup dalam, langsung kuurai melalui tulisan:
“Meredam dan memendam Rasa. Ini jalanmoe.  Semakin berlari mengejar, tak koe genggam pasir dalam hidup,   Jika ini juga jalankoe, hhh... koe pun ada dalam hati dan mimpimoe,  #AnganTakTerjawab”
Telingaku sibuk mendengarkan playlist dari Hpku.  Ini memang menjadi kebiasaanku yang lainnya, untuk mengurai keribetanku sendiri.  Aku terdiam menatapnya datang bersama teman-temannya.  Hmmm... tampan.

Aku memang banyak terdiam.  Hanya sesekali menanyakan bagaimana proses yang baru mereka lalui.  Hanya tertegun, menahan airmata yang terus menerus berontak memaksa keluar.  Hhhh... duhai lara hati, bersabarlah dengan jiwa yang lapang.  Ini memang harus terjadi.

 Just little bit fear of tomorrow.. 
so don’t be! 

Aku mencoba berusaha kembali mengenalnya.  Pribadi yang menarik, sederhana, penyayang, tenang dan sabar.  Mmmm... memang, masih banyak lagi yang menarik darinya.  Namun, jika kuuraikan semua maka takkan pernah cukup waktu untuk menuliskannya.  Cukup dalam hatiku saja ya?  Hahaha...

Obrolan di ruang tempatku bekerja membuatku gerah.  Aahh.. rasanya topik mereka tak menarik, malah cenderung nyinyir.  Biarkanlah.. 

Aku melangkah keluar, dan melanjutkan kegiatan yang tadi ingin kulakukan.  Ini adalah harinya.  Aku (hanya) ingin menemaninya.  Menunggunya.  Mengingat Dy yang akan melanjutkan perwujudan mimpinya, menciptakan gambar abstrak ketakutan di kanvas jiwa dan pikiranku.  Don’t feel fear about the future... Vie, walau tak mudah tertepiskan rasa itu.  Karena kegamangan yang luar biasa datang menghampiri.

Menunggunya, menyaksikan tawa lepasnya bersama teman-teman.  Jujur.. membuatku merasa “sedikit” tersisih.   
Hhhh.. jealousy?  ssshh... kenapa aku menjadi sedemikian negatif untuknya.  Dia sahabatku.  Yang kutahu takkan menyakiti perasaan dengan kehalusan hatinya (mungkin).  Pernah kulihat menitikkan airmata, walau cepat dihapusnya dan tersamarkan di deras hujan.  Entah apa yang berkecamuk dalam hatinya kala itu.  Namun bagiku... itu sungguh luar biasa.

There’s a hard feeling in my heart....
Hey.. lo ngelamun...

Sepenggal pesan singkat yang terketik ketika memutuskan untuk menemuinya saja.  Belajar berdamai dengan perasaanku ini.  Aku merasakan kesedihan dan kepedihan luar biasa.  Entah darimana asalnya.  Selang 1 hari berganti, dan aku memang tahu, kenapa...
Jika kau bisa merasakan hatiku, mungkin kau tahu apa yang kurasakan.  Tak kuminta kau mengertinya.  Aku hanya sedang terlempar di ruang gelap sudut hatiku.  Meredamkan semua kegelisahan itu.  Dan semua memang tentangmu.  Menatapmu begitu dalam... 

Begitu ingin rasanya terus mendekap, memimpikan dan merindukanmu.  Egoiskah aku?  Kirimkan jawabanmu bersama angin malam, yang memenuhi ruang jiwaku yang tengah memekat.  Aku terlelap dengan baju lengkap, di ruangan tempat pertamamu memelukku hangat.   
Tak pernah terjawabkan tanya, mengapa? Ataukah, nyatakah?  Namun, percayalah.. jika aku berada di sini, terus mampu kurasakan hadirmu.. Walau candra terus berganti, dan luka itu terus ada.  Apapun itu... aku tetap sahabatmu.

Duhai Malam pekat,
Ingin kumilikinya selalu..
Mungkinkah?
Duhai Pagi yang terang,
Mampukah kusembunyikannya di cahaya Mentari?
Duhai angin semilir,
Adakah aku di aliran darahnya,
Untuk memompakan semangat hidup baginya?
Duhai Embun,
Sanggupkah aku hadir menyejukkan hatinya?
Duhai Sang Pemilik Cinta dan Kasih,
Masihkah aku “ada”?

Aku memampukan diri, mengiringi kebahagiaanmu malam ini...
Untuk meretas mimpi-mimpi di WAKTUmu,
Terus ada di sisimu, selama kau (masih) inginkan itu...


11/12/13

Hari ini tanggal yang teramat cantik.  Tanggal 11 adalah tanggal kelahiranku.  Hari Rabu adalah hari kelahiranku.  Hmmm... namun yang terjadi hari ini, bisa kukatakan tak terlalu manis.  Yaa.. Tuhan menghadirkan cintaNya dengan beragam cara.  Dan itulah takdir.

Everything happens by reason...

Kuketikkan pesan ini berulang kali ke phone cell-nya.  Badanku demam.  39© C... wow, dan aku hanya sendiri di kos.  Hhh..  hujan di luar semakin menderas, sederas airmata yang memang menggulirkan kegalauan yang luar biasa.

Tak ada yang buatku terpuruk dan terjatuh, kecuali jika itu tentang My Mom.. Dan amat membenci orang yang berusaha keras menjauhkanku darinya.  Tapi, semua kejadian memang ada alasannya.  Belajar menerimanya, berdamai dengan rasanya... itu sakit..

Banyak yang berkecamuk dalam perasaanku hari ini.  Hmm.. Tuhan pinjamkan sedikit kekuatanmu. 
Bolehkah aku menyandarkan lelah ini sejenak padamu... Dy?

Terus berusaha menjaga kesadaranku, dengan mengiriminya pesan.  Benar-benar tak sanggup sendiri.  Sejenak terlelap dan terbangun kembali.  Mencoba bangkit untuk mencari sesuatu yang bisa kugunakan untuk menurunkan panas tubuhku.  Bisa benar-benar konslet otakku..

Fari kemudian pulang.  Kukenali suara motornya.  Menengok dan menemaniku berbincang sejenak, sebelum kembali ke kamarnya.  Pintu kamarku memang jarang terkunci. Ia selalu marah tentang hal itu, karena amat membahayakan keselamatanku. Ia memang teman yang baik.   
Sebelum terduduk, ia membuatkan teh manis untukku dan mengatakan, “semua pasti ada hikmahnya... Vie.  Tak selamanya pekat malam yang kau hadapi.  Satu saat nanti, di satu waktu yang tepat, pasti kau temukan pagi yang indah, amat indah, dengan sinar Mentari yang hangat..?  Kuatkan saja hatimu.  Aku ada di kamarku, jika kau membutuhkan bantuanku yaa.. Jangan sungkan..” 

Aku mengirimkan sms ke Mas Adi, menenangkannya.  Tadi aku memang meminta izin untuk tidak siaran. 
 
Mas... aku baik-baik saja.  Memang panasku belum turun.  Mungkin ini hanya kecapekan fisik dan hatiku saja.  Nanti aku cerita kalau semua sudah bisa  kuhadapi.  Thx.. 4 caring.

Langit semakin gelap dan petir pun juga menyambar-nyambar.  Mmmm... Tuhan, jika ini memang jalanku, berikanlah keikhlasan, pinjamkan kekuatan, lapangkan jalan untuk hatiku menerimanya dalam Takdir dan KasihMu.  Aku hanya hambaMu yang belum mengerti mana yang terbaik bagiku, di antara milyaran keinginanku.  Berilah aku waktu yang cukup untuk mengerti jalan hidupku berdasarkan jalanMu.. aamiiin.

Sejenak ketenangan dan kehangatan menjalar di hatiku.  Keheningan dan kesunyian yang menyergap perlahan menipis, walau tak sepenuhnya hilang.  Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku.  Begitu banyak perjalanan yang telah tertempuh melintasi ruang hati dan batasan yang terlalui.  

Darinya, aku belajar memahami dan menerima perbedaan.  Mungkin itulah pelajaran yang harus kudapat tahun ini.  Kesempurnaan yang terus menerus kupatrikan dalam ingatanku, mulai mengubahku menjadi orang yang “lupa”.  Bahwa tak ada yang sempuna, maka berdo’alah dengan tepat.  Yaa.. Rabb, berikanlah yang terbaik bagiku menurutMu.

Sebenarnya, tak banyak keinginan dalam hidupku. Aku hanya ingin kehangatan hati.  Kenyamanan sanubari.  Dan hingga kini belum jua kumiliki dalam hidup.  Mungkin menurutNya, aku masih harus belajar banyak tentang konsep keikhlasan. 

Kini, seringkali kudapati itu, jika bersamanya.  Tak perduli sekejap, atau pun sesaat.  Perasaan itu sudah sangat kusyukuri, bagai kejadian yang luar biasa.  Walau sesudahnya, terasa keegoisan hati dan diriku, tak ingin melepas dan ingin terus mendekapnya.  Ahh...

.... ddrrtt... drrrttt... drttt....

Getar HPku membangunkanku dari lamunan panjang.  Hmm... rupanya aku terlelap.  Sambil mengucek mata yang belum sepenuhnya terbuka, berusaha melihat ke layar HP.  Nomer yang tak kukenal.  Tapi nampaknya dari luar kota.  Kulihat catatan log di HP, nomer ini pernah menghubungiku di bulan sepuluh.  Mmmm... siapa?  Memberanikan diri untuk menanyakannya.

... drrtt... drrtt... 

Kuangkat, dan kudengar suara bergemuruh.  Aaah... hujan memang menjadi musuh untuk sinyal.  Tak perduli seluas apapun jaringannya.  Kumatikan saja.  

...drrtt... drrtt...

Dengan sedikit terhuyung, aku pun duduk dan kemudian mengangkatnya. 
Vie... ini No, masih ingat?  Guru Fisikamu...

Deeg... tak percaya dengan apa yang terjadi.  Tuhan, nyatakah ini?
Dia dulu selalu menjagaku kala aku terjatuh, dan berusaha bangkit dari keterpurukanku.  Nyata kurasakan KasihNya, yang memelukku.  Semua pasti alasan... di setiap kejadian.

Yaa Rabb... terimakasih untuk semua warna perasaan hati yang sempat kurasakan ini.  UjianMu, mampu mengantarkanku untuk siap di jenjang yang lebih tinggi.  Memampukanku menjadi manusia yang selalu ikhlas menerima takdirMu.  Walau kuakui... jalanMu tak mudah dijalani.  Tapi.. melalui kehadiran orang-orang pilihanMu untuk menjagaku, kurasakan nyata bahwa: 

“Semua akan sangat indah pada waktunya”

“Don’t judge me by my successes, judge me by how many times I fell down and got back again” -Nelson Mandela.

Saat ini aku memang tengah berjuang memahami WAKTU.  Itu semua kau tuliskan pada Blogmu.  Ingin benar mengerti semua Rasa itu...
Apa pun, bagaimana pun, dan sampai kapan pun..
KAU adalah AKU,

Teruslah melaju Perahu Kertasku...
Kemana pun tujuanmu,
Aku akan jadi Angin untuk terus mengembangkan layarmu,
Tuliskanlah cerita indah di Kertasmu,
Dan izinkanlah aku menjadi tinta yang tak pernah kering,

Terbanglah tinggi membelah cakrawala langit,
Biarkanlah aku menjadi Awan tempatmu beristirahat melepaskan penat,
Nyalakan terus sinarmu Bintangku,
Lalu dampingilah aku meretas mimpi-mimpi yang kita miliki sendiri,

Aku tetap menjadi Kupu-kupu dengan keikhlasan membagi keindahan untukmu dan Kunang-kunang untuk menerangi jalanmu di tengah kegelapan...
Selalu ada di sini,
Di sudut hati yang selalu menantimu....

Kembali melangkah di “Positive Ways” dan melepas jauh “Negative Thinking” di luas samudera.... #Dy-Maaf

No comments:

Post a Comment