10/12/13
Aaah...
mimpi buruk itu hadir lagi. Napasku
masih terengah ketika terbangun tiba-tiba di tengah malam. Seperti biasa, langsung mengambil HP yang
tergeletak di dekatku. Mengetikkan 5
karakter yang telah biasa pula diterimanya.
Itu semua kulakukan untuk menghipnosis diriku sendiri, memampukan diri
untuk mampu keluar dari kesedihan yang terpendam dan teramat dalam.
Aku
baru saja selesai bekerja dan sekaligus menemani Dy menyelesaikan tahapan akhir
studinya. Hmmm... Tuhan memang Maha
Adil, memberikanku kesempatan untuk mewujudkan salah satu janjiku. Karena kebetulan aku mengerjakan proyek di
tempat Dy menuntut ilmu, melanjutkan studinya yang tertunda. Terimakasih... Tuhan, tangkupku dalam do’a di
keheningan malam.
Mimpiku
penuh tangis. Mungkin karena memang
terasa lelah hari ini, dan terus menyimpannya dalam hati. Terkadang aku memang seringkali memendam
kepedihan hati di sudut tergelap relung jiwaku.
Tawa selalu ingin kuhadirkan di keseharianku, walau bagaimana pun rasa
hari yang kujalani.
Tadi,
ketika tangis hampir pecah ketika kegundahan menyelusup dalam, langsung kuurai
melalui tulisan:
“Meredam
dan memendam Rasa. Ini jalanmoe. Semakin
berlari mengejar, tak koe genggam pasir dalam hidup, Jika ini juga jalankoe, hhh... koe pun ada
dalam hati dan mimpimoe,
#AnganTakTerjawab”
Telingaku
sibuk mendengarkan playlist dari Hpku.
Ini memang menjadi kebiasaanku yang lainnya, untuk mengurai keribetanku
sendiri. Aku terdiam menatapnya datang
bersama teman-temannya. Hmmm... tampan.
Aku
memang banyak terdiam. Hanya sesekali
menanyakan bagaimana proses yang baru mereka lalui. Hanya tertegun, menahan airmata yang terus
menerus berontak memaksa keluar. Hhhh...
duhai lara hati, bersabarlah dengan jiwa yang lapang. Ini memang harus terjadi.
Just little bit fear of tomorrow..
so don’t
be!
Aku
mencoba berusaha kembali mengenalnya.
Pribadi yang menarik, sederhana, penyayang, tenang dan sabar. Mmmm... memang, masih banyak lagi yang
menarik darinya. Namun, jika kuuraikan
semua maka takkan pernah cukup waktu untuk menuliskannya. Cukup dalam hatiku saja ya? Hahaha...
Obrolan di ruang tempatku bekerja membuatku gerah. Aahh.. rasanya topik mereka tak menarik, malah cenderung nyinyir. Biarkanlah..
Obrolan di ruang tempatku bekerja membuatku gerah. Aahh.. rasanya topik mereka tak menarik, malah cenderung nyinyir. Biarkanlah..
Aku
melangkah keluar, dan melanjutkan kegiatan yang tadi ingin kulakukan. Ini adalah harinya. Aku (hanya) ingin menemaninya. Menunggunya.
Mengingat Dy yang akan melanjutkan perwujudan mimpinya, menciptakan
gambar abstrak ketakutan di kanvas jiwa dan pikiranku. Don’t feel fear about the future... Vie,
walau tak mudah tertepiskan rasa itu.
Karena kegamangan yang luar biasa datang menghampiri.
Menunggunya,
menyaksikan tawa lepasnya bersama teman-teman.
Jujur.. membuatku merasa “sedikit” tersisih.
Hhhh.. jealousy? ssshh... kenapa aku menjadi sedemikian negatif untuknya. Dia sahabatku. Yang kutahu takkan menyakiti perasaan dengan kehalusan hatinya (mungkin). Pernah kulihat menitikkan airmata, walau cepat dihapusnya dan tersamarkan di deras hujan. Entah apa yang berkecamuk dalam hatinya kala itu. Namun bagiku... itu sungguh luar biasa.
Hhhh.. jealousy? ssshh... kenapa aku menjadi sedemikian negatif untuknya. Dia sahabatku. Yang kutahu takkan menyakiti perasaan dengan kehalusan hatinya (mungkin). Pernah kulihat menitikkan airmata, walau cepat dihapusnya dan tersamarkan di deras hujan. Entah apa yang berkecamuk dalam hatinya kala itu. Namun bagiku... itu sungguh luar biasa.
There’s
a hard feeling in my heart....
Hey..
lo ngelamun...
Sepenggal
pesan singkat yang terketik ketika memutuskan untuk menemuinya saja. Belajar berdamai dengan perasaanku ini. Aku merasakan kesedihan dan kepedihan luar
biasa. Entah darimana asalnya. Selang 1 hari berganti, dan aku memang tahu,
kenapa...
Jika
kau bisa merasakan hatiku, mungkin kau tahu apa yang kurasakan. Tak kuminta kau mengertinya. Aku hanya sedang terlempar di ruang gelap
sudut hatiku. Meredamkan semua
kegelisahan itu. Dan semua memang tentangmu. Menatapmu begitu dalam...
Begitu ingin rasanya terus mendekap,
memimpikan dan merindukanmu. Egoiskah
aku? Kirimkan jawabanmu bersama angin
malam, yang memenuhi ruang jiwaku yang tengah memekat. Aku terlelap dengan baju lengkap, di ruangan
tempat pertamamu memelukku hangat.
Tak pernah terjawabkan tanya, mengapa? Ataukah, nyatakah? Namun, percayalah.. jika aku berada di sini, terus mampu kurasakan hadirmu.. Walau candra terus berganti, dan luka itu terus ada. Apapun itu... aku tetap sahabatmu.
Tak pernah terjawabkan tanya, mengapa? Ataukah, nyatakah? Namun, percayalah.. jika aku berada di sini, terus mampu kurasakan hadirmu.. Walau candra terus berganti, dan luka itu terus ada. Apapun itu... aku tetap sahabatmu.
Duhai Malam pekat,
Ingin kumilikinya
selalu..
Mungkinkah?
Duhai Pagi yang terang,
Mampukah
kusembunyikannya di cahaya Mentari?
Duhai angin semilir,
Adakah aku di aliran darahnya,
Untuk memompakan
semangat hidup baginya?
Duhai Embun,
Sanggupkah aku hadir menyejukkan
hatinya?
Duhai Sang Pemilik Cinta
dan Kasih,
Masihkah aku “ada”?
Aku memampukan diri,
mengiringi kebahagiaanmu malam ini...
Untuk meretas
mimpi-mimpi di WAKTUmu,
Terus ada di sisimu,
selama kau (masih) inginkan itu...
11/12/13
Hari
ini tanggal yang teramat cantik. Tanggal
11 adalah tanggal kelahiranku. Hari Rabu
adalah hari kelahiranku. Hmmm... namun
yang terjadi hari ini, bisa kukatakan tak terlalu manis. Yaa.. Tuhan menghadirkan cintaNya dengan
beragam cara. Dan itulah takdir.
Everything
happens by reason...
Kuketikkan
pesan ini berulang kali ke phone cell-nya.
Badanku demam. 39© C... wow, dan
aku hanya sendiri di kos. Hhh.. hujan di luar semakin menderas, sederas
airmata yang memang menggulirkan kegalauan yang luar biasa.
Tak
ada yang buatku terpuruk dan terjatuh, kecuali jika itu tentang My Mom.. Dan
amat membenci orang yang berusaha keras menjauhkanku darinya. Tapi, semua kejadian memang ada
alasannya. Belajar menerimanya, berdamai
dengan rasanya... itu sakit..
Banyak
yang berkecamuk dalam perasaanku hari ini.
Hmm.. Tuhan pinjamkan sedikit kekuatanmu.
Bolehkah
aku menyandarkan lelah ini sejenak padamu... Dy?
Terus
berusaha menjaga kesadaranku, dengan mengiriminya pesan. Benar-benar tak sanggup sendiri. Sejenak terlelap dan terbangun kembali. Mencoba bangkit untuk mencari sesuatu yang
bisa kugunakan untuk menurunkan panas tubuhku.
Bisa benar-benar konslet otakku..
Fari
kemudian pulang. Kukenali suara motornya. Menengok dan menemaniku berbincang sejenak,
sebelum kembali ke kamarnya. Pintu
kamarku memang jarang terkunci. Ia selalu marah tentang hal itu, karena amat
membahayakan keselamatanku. Ia memang teman yang baik.
Sebelum terduduk, ia membuatkan teh manis untukku dan mengatakan, “semua pasti ada hikmahnya... Vie. Tak selamanya pekat malam yang kau hadapi. Satu saat nanti, di satu waktu yang tepat, pasti kau temukan pagi yang indah, amat indah, dengan sinar Mentari yang hangat..? Kuatkan saja hatimu. Aku ada di kamarku, jika kau membutuhkan bantuanku yaa.. Jangan sungkan..”
Sebelum terduduk, ia membuatkan teh manis untukku dan mengatakan, “semua pasti ada hikmahnya... Vie. Tak selamanya pekat malam yang kau hadapi. Satu saat nanti, di satu waktu yang tepat, pasti kau temukan pagi yang indah, amat indah, dengan sinar Mentari yang hangat..? Kuatkan saja hatimu. Aku ada di kamarku, jika kau membutuhkan bantuanku yaa.. Jangan sungkan..”
Aku
mengirimkan sms ke Mas Adi, menenangkannya.
Tadi aku memang meminta izin untuk tidak siaran.
Mas...
aku baik-baik saja. Memang panasku belum
turun. Mungkin ini hanya kecapekan fisik
dan hatiku saja. Nanti aku cerita kalau
semua sudah bisa kuhadapi. Thx.. 4 caring.
Langit
semakin gelap dan petir pun juga menyambar-nyambar. Mmmm... Tuhan, jika ini memang jalanku,
berikanlah keikhlasan, pinjamkan kekuatan, lapangkan jalan untuk hatiku
menerimanya dalam Takdir dan KasihMu. Aku
hanya hambaMu yang belum mengerti mana yang terbaik bagiku, di antara milyaran
keinginanku. Berilah aku waktu yang
cukup untuk mengerti jalan hidupku berdasarkan jalanMu.. aamiiin.
Sejenak
ketenangan dan kehangatan menjalar di hatiku.
Keheningan dan kesunyian yang menyergap perlahan menipis, walau tak
sepenuhnya hilang. Aku mencintainya
dengan sepenuh hatiku. Begitu banyak
perjalanan yang telah tertempuh melintasi ruang hati dan batasan yang
terlalui.
Darinya,
aku belajar memahami dan menerima perbedaan.
Mungkin itulah pelajaran yang harus kudapat tahun ini. Kesempurnaan yang terus menerus kupatrikan
dalam ingatanku, mulai mengubahku menjadi orang yang “lupa”. Bahwa tak ada yang sempuna, maka berdo’alah
dengan tepat. Yaa.. Rabb, berikanlah yang
terbaik bagiku menurutMu.
Sebenarnya,
tak banyak keinginan dalam hidupku. Aku hanya ingin kehangatan hati. Kenyamanan sanubari. Dan hingga kini belum jua kumiliki dalam
hidup. Mungkin menurutNya, aku masih
harus belajar banyak tentang konsep keikhlasan.
Kini,
seringkali kudapati itu, jika bersamanya.
Tak perduli sekejap, atau pun sesaat.
Perasaan itu sudah sangat kusyukuri, bagai kejadian yang luar biasa. Walau sesudahnya, terasa keegoisan hati dan
diriku, tak ingin melepas dan ingin terus mendekapnya. Ahh...
....
ddrrtt... drrrttt... drttt....
Getar
HPku membangunkanku dari lamunan panjang. Hmm... rupanya aku terlelap. Sambil mengucek mata yang belum sepenuhnya
terbuka, berusaha melihat ke layar HP.
Nomer yang tak kukenal. Tapi
nampaknya dari luar kota. Kulihat
catatan log di HP, nomer ini pernah menghubungiku di bulan sepuluh. Mmmm... siapa? Memberanikan diri untuk menanyakannya.
...
drrtt... drrtt...
Kuangkat,
dan kudengar suara bergemuruh. Aaah...
hujan memang menjadi musuh untuk sinyal.
Tak perduli seluas apapun jaringannya.
Kumatikan saja.
...drrtt...
drrtt...
Dengan
sedikit terhuyung, aku pun duduk dan kemudian mengangkatnya.
Vie...
ini No, masih ingat? Guru Fisikamu...
Deeg...
tak percaya dengan apa yang terjadi. Tuhan,
nyatakah ini?
Dia dulu
selalu menjagaku kala aku terjatuh, dan berusaha bangkit dari keterpurukanku. Nyata kurasakan KasihNya, yang
memelukku. Semua pasti alasan... di
setiap kejadian.
Yaa
Rabb... terimakasih untuk semua warna perasaan hati yang sempat kurasakan
ini. UjianMu, mampu mengantarkanku untuk
siap di jenjang yang lebih tinggi. Memampukanku
menjadi manusia yang selalu ikhlas menerima takdirMu. Walau kuakui... jalanMu tak mudah
dijalani. Tapi.. melalui kehadiran
orang-orang pilihanMu untuk menjagaku, kurasakan nyata bahwa:
“Semua
akan sangat indah pada waktunya”
“Don’t
judge me by my successes, judge me by how many times I fell down and got back
again” -Nelson Mandela.
Saat
ini aku memang tengah berjuang memahami WAKTU.
Itu semua kau tuliskan pada Blogmu.
Ingin benar mengerti semua Rasa itu...
Apa pun, bagaimana pun,
dan sampai kapan pun..
KAU adalah AKU,
Teruslah
melaju Perahu Kertasku...
Kemana
pun tujuanmu,
Aku
akan jadi Angin untuk terus mengembangkan layarmu,
Tuliskanlah
cerita indah di Kertasmu,
Dan
izinkanlah aku menjadi tinta yang tak pernah kering,
Biarkanlah
aku menjadi Awan tempatmu beristirahat melepaskan penat,
Nyalakan
terus sinarmu Bintangku,
Lalu
dampingilah aku meretas mimpi-mimpi yang kita miliki sendiri,
Aku
tetap menjadi Kupu-kupu dengan keikhlasan membagi keindahan untukmu dan
Kunang-kunang untuk menerangi jalanmu di tengah kegelapan...
Selalu ada di sini,
Selalu ada di sini,
Di
sudut hati yang selalu menantimu....
Kembali
melangkah di “Positive Ways” dan melepas jauh “Negative Thinking” di luas
samudera.... #Dy-Maaf
No comments:
Post a Comment