Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Sunday, July 14, 2013

@11/07

Maafkan aku..
Maafkan aku..
Dan maafkanlah aku... untuk semua yang telah terjadi,

Maka, maafkanlah aku (lagi) dan lagi...
Jangan pergi dan menjauh dariku... 
#takut

Pagi ini memang perasaanku cukup campur aduk.  Lelah menanti.  Aku memang masih sering melupakan janjiku untuk selalu berfikir positif. Yaa... aku memang wanita biasa kan?
Salahkah aku untuk apa yang telah terjadi?  Jika kejujuran dan ketulusan itu tergadaikan dengan harga mahal, maka tak kan kumaafkan diriku untuk ini.  Aaaarrgghh... sambil terbaring, aku mengabaikan telfon yang menjerit-jerit.  Kulihat nomernya.  Tak kukenal.  Kubiarkan saja, dan akhirnya berhenti.

Kubalikkan badan, menatap tembok dan langit-langit yang mulai menguning (maaf.... ya Dy, kupinjam kata-katamu, bisikku dalam hati).  Ugh.. lamanya waktu berdetik.  Tak kunjung berbalas.  Masih terlelapkah kau?
Kaki kiriku tiba-tiba teramat sakit jika digunakan berjalan.  Rencana yang semula kususun, berkeping.
Sudahlah... 

Terhenti di titik ini..
Aku harus belajar lebih bersabar.  Karena seringkali angan dan fikiran ini bergulir liar tak terbendung.  Walau sejak kepindahanku ke kota ini, aku selalu belajar be positive.  Mengambil hikmah dari sepahit apa pun yang terjadi di hari yang terlewati. 
Mengawali pagi dengan " Thanks God.. for giving me chance one another day to be happy with him".  Namanya selalu ada dalam setiap hembusan nafas dan do'a.  Dy..
Tak terhenti menyebut namanya...
Maaf yaa... Dy, jikalau seringkali terhubung denganku dan perasaanku.  Mudah-mudahan kau tak keberatan dengan itu.

Well, akhirnya kuputuskan saja membuka komputer jinjingku.  Bersama novel-novel yang belum satu pun selesai kubaca.  Tak apalah..
Nafsu makanku menurun drastis.  Kembali tertekan oleh keadaan perasaanku.  I'm moody person.  Maka semua kejadian, akan terhubung langsung dengan perasaanku.  Melow.  Dan seringkali kukuatkan diri. Come on... woles... Vie!.
Ini adalah hari ke 2, Ramadhan yang teramat berbeda kujalani.  Jujur, yang terindah yang pernah ada dalam hidupku.  Di awali dengan sahur dan buka dengan Dy.  Belum pernah aku merasakan keindahan Ramadhan seperti ini.  Keindahan dan keajaiban cintakah itu?  Sssstttt... sudahlah, biar hatiku yang menjawabnya yaa..

Mungkin, kalian seringkali bertanya.... mengapa selalu kusebutkan namanya di hembusan nafasku.  Siapakah dia?  Hhhmmmhhh... kukatakan jelas di setiap kuterima pertanyaan itu, Dy adalah sahabatku.  Sahabat terbaikku.  Sahabat yang menjabat erat hatiku.  Yang selama hampir 5 bulan ini menemani langkah-langkahku, kala aku merasa benar-benar terpuruk.  Masa yang tak bisa kukatakan indah atau nyaman.  Karena tersiksa secara mental dan fisik.  Mengalami kesulitan tidur yang akut.  Dan penurunan berat badan yang drastis.  Ehhmmm... diet yang praktis?  Fikiran nakalku.. terus menggoda.  Ssshhhh.. don't be,  just take care your own health, Vie.. nasehat Mbak Anis yang selalu mengingatkanku untuk makan.  Demikian pula dengan Dy.  Pesan singkatnya setiap pagi selalu mengingatkan "sudah sarapan?" atau "tetap jaga makanmu yaa...."
Nyaman yaa.. jika ada yang memperhatikanmu, di dunia nyata.  Bukan adegan sinetron semata.  Tadinya kufikir potongan perhatian itu hanya ada di dunia dongeng atau dunia sinetron dan FTV.  Karena memang aku tak pernah mengalami sebelumnya.  Tapi ternyata dugaanku itu salah total.  Masih ada keindahan dunia perasaan yang belum pernah kusentuh, dan kudapatkan itu bersamanya.  Bersama Dy...

Akhirnya.. selesai juga.  Proposal penelitian yang ingin kukirimkan.  Di antara kegalauan perasaanku, semua menemukan ujungnya.
Kuambil HP dan kukirimkan beberapa pesan singkat.  Memastikan apakah akan terluangkan waktu di ujung hari ini.  Selalu merasa kurang nyaman, karena terasa banyak menyita waktu Dy.
Hhmmmhh.. terganggukah kau?  Pertanyaan itu yang hampir selalu kukatakan padanya.
Iiihh... ribet mode on deeh... Gini yaa.. kalau terganggu, aku pasti bilang kok.  Jawaban  itu pula yang selalu kudapatkan.

"Yaa.. akan ke sana."

...........
...........

Hening.  Aku tak ingin mengganggunya.  Pekerjaannya mungkin menyita waktunya.  Nanti pasti akan menghubungi aku.  Mandi sajalah...  Bersiap-siap.  Karena walau kakiku masih terasa sakit, ingin rasanya bisa menikmati hari di luar.
Langit mendung... waaahh,  mudah-mudahan tak hujan, risauku.
Sayangnya... do'aku tak terkabul.  Hujan mulai deras mengguyur.

Kalau hujan... kita buka di rumah.  Masak saja yang ada.  Pesan yang dikirimnya.
Gee.... aku pun bergegas mengeluarkan kembali apa yang sudah kubereskan.  Aku memang bukan ahli masak.. hingga hanya memasak ala kadarnya, bukan ala chef, hahahaa..
Aaiihh.. mudah-mudahan enak.

Terpaksa berjalan dengan menyeret kaki yang terasa kaki.. memang bukan hal mudah.  Terkadang kutahan sakitnya, karena memang mengundang pertanyaan banyak orang.
"Kunaon... neng.." tanya asisten rumah tangga tetanggaku.  Wanita yang berusia lansia itu masih giat bekerja.
"Aah.. teu sawios-wios.. Mak."  aku tersenyum, sambil menahan sakit karena setelah itu berusaha berjalan biasa.

Dan..
Itu terus berlanjut hingga Dy datang.  Walau akhirnya.. menyerah.  Pijatannya pun meredakan nyeri itu.
Wuiih... lembut yaa.. Hanya terdiam menerima perlakuan manis itu.  Makasiihh... Dy, ujarku.
Kemudian menyiapkan takjil karena waktu berbuka telah dekat.
Hujan masih mengguyur.

"Nanti dirimu pulang?"
"Yaa.. aku kan punya rumah..," sahutnya ringan.

Terasa perih.. yang tiba-tiba menyeruak.  Namun tertahan.  Aku sangat tahu kenyataan itu.  Tak adil buatnya, jika kuminta semua waktunya kan?  Mamanya pasti bertanya-tanya... kemana putra terganteng dan ter'unyu'nya menghilang sejak awal sahur hingga kini.  Hhhmmmmppphhf.....

"Kenapa... Vie?"
"Ga apa-apa.. nanya doang kali."  kututupi kegalauan itu dengan tawa.

Perbincangan itu mengalirlah.  Kuceritakan rencanaku, untuk melengkapi berkas-berkas persyaratan.  Yaa.. Dy memang suporter utama.  Hingga malam beranjak dewasa.

"Pulang jam berapa?  Eeeh... bukan ngusir yaa... Ga ingin khawatir, jika dirimu pulang terlalu malam."
"Hhmmm... boleh ga temanimu lagi, malam ini?," tanyanya tiba-tiba.
"Katanya...."
"Ssttt...."  telunjuknya menutup mulutku. "Aku ga bilang mo pulang jam berapa kan?  Jadi aku akan pulang seperti biasanya saja.  Akan kutemani dirimu.  Tidur sana...."

Mataku berkabut tipis.  Kutahan tangis karena haru.  Dan malam berlalu dengan perjalanan waktu yang indah.  Melihatnya tertidur di sofa ruang tamu.  Menemaniku.  Menyelipkan perasaan yang teramat indah.  Tak perlulah banyak kata yang harus diungkapkan, jika bicara tentang kasih sayang dan cinta sebenarnya.  Tunjukkan saja dengan sikap.  Lakukan saja yang terbaik, bagi orang yang kau cintai.  Tulus dan ikhlas saja.  Banyaklah memberi, bukan meminta.
Karena sesungguhnya... yang terjadi kemudian adalah keindahan yang tak pernah kubayangkan dalam hidup kami.  Waktu yang menjawab tanyaku, tentang deJa Vu itu.  Kami memang pernah saling memiliki, menyayangi dan mencintai.  Kesempatan kedua yang tengah dijalani ini... akan kumanfaatkan untuk memperbaiki kesalahan yang kulakukan padanya dulu.
Memang, kini... tak bisa sepenuhnya kumiliki Dy.  Karena kini ia telah memiliki rencana untuk meretas mimpinya sendiri.  Bersama orang terkasihnya tentu...  Bukan aku.
Tapi... jika pernah kau baca puisi tentang Cinta Sederhana... maka kalian akan benar memahami.

Cintaku sederhana saja,
Bagai kata yang tak sempat dikatakan kayu pada api yang menjadikannya abu...
Cinta itu adalah kesediaan untuk melihatmu bahagia... 
Karena buatku,  sudah cukup melihat pendar bening kebahagiaan itu di matamu.

Dy..
Di mana pun kau kini... 
Percayalah... perasaan yang dititipkan padaku ini, takkan mengganggumu.  Bisa menikmati hari denganmu, di sela-sela kegiatan dan pekerjaanmu saja... sudah menjadi anugerah terindah dalam hidupku.  
Lanjutkan saja mimpimu...
Aku akan tetap jadi teman hidupmu.  Selalu begitu... Hingga waktu berlalu di titik nadir...
Ingatlah saja malam ini tanpa henti..
Gambarkan keindahannya di kanvas fikiranmu dengan warna pelangi.
Rindukanlah..
Rindukan aku...
Bolehkah??

Keindahan tanpa jeda, dengan Cinta Putih..
@VD





No comments:

Post a Comment