Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Friday, November 15, 2013

TEMAN SEJATI: di sepenggal jeda..



Alunan “Someone Like You” yang sayup mengisi ruang yang selama ini ada dalam angan, memang impian yang mewujud.
Tak pernah berharap sejauh ini, hanya rasa yang semakin dalam terasa ini mulai menjebakku dalam keegoisan yang tak bertepi.  Takdir yang mulai kusadari tengah kujalani kini..

Tuhan...
Sadarkan aku, bahwa ini memang berbatas dalam tepian  nyata. Persahabatan ini memang indah, hampir tanpa jeda.  Mulai mengajariku keikhlasan dalam kedamaian waktu.
Hanya akan menjadi yang terbaik untuknya, dan takkan melupakan apa yang terjadi di lintasan waktu yang kami miliki.

Hari ini..
Aku menangis lagi..
Memintanya meminjamkan bahu lagi..
Aku menangis ketika menyadari “cinta” yang masih bergetar manakala menyentuh pagi.
Harus bisa memasrahkan diri dalam takdir yang harus terjalani.
Jika memang semua tak bisa termiliki...
Aku tetap bersyukur untuk yang kumiliki hari ini bersama,
Betapa aku teramat terikat mencintai...
Itu yang tak pernah aku ketahui, terlalu dalam (ternyata)...

Bintang,
Ternyata...
Ketika saatnya tiba,
Melepaskan itu memang tak mudah...
(masih) berjuang untuk bisa mengatakan:
“jika aku memang bukan jalanmu... aku ber”henti”, dan jika aku memang tercipta untukmu... kita akan bertemu”
Benar kurasakan itu tadi, 
Dan tetap ada airmata yang menitik...
Dari mata yang menanar dan hati yang terluka...
Untuk sebuah kisah di penggalan masa lalu itu,

Aah.. 
Temani aku  yaa... Bintang,
Benar melepaskan ini bersama angin yang sepoi berhembus,
Belajar untuk kembali bangkit dan terus menggerakkan hati ke depan,
Tanpa rasa takut..
Tiada bayang-bayang kelam yang telah berlalu,
Berani katakan “good bye” untuk terus menata kepingan hati yang retak,

Sentuhan pagi yang memelukku erat ini,
Ternyata tetap mengisi hati dengan airmata..
Kuyakin,
Tak ada yang inginkan posisiku,
Namun jika aku yang terpilih untuk menjalani ini,
Tuhan..
Beri saja kekuatan dan keikhlasan untuk bisa berdamai dengan kepedihan,

Bintang,
Jika mungkin...
Selalu minta kau temani, 
Selama kau berkenan untuk itu,
Karena hatiku memang menangis...
Masih terjatuh, manakala berkata:
Belajar berani percaya...

Tuhan,
Izinkanku untuk menggenggam tangan dan hatinya,
Untuk sebuah kekuatan . 
Walau sangat kusadari.... ini tetap ada di tepian waktu.
Namun.. beri saja keikhlasan untuk bertahan atas jabat hati.

Bintang,
Katakan padaku:
Semua “badai” ini akan berlalu,
Teruslah di sini,
(Bisakah?)

Bintang,
Berjanjilah..
Takkan meninggalkanku dalam kegelapan, 
Teruslah temaniku...
Selagi ada waktu,
Selama yang kau inginkan,
Karena (hanya) engkau “Teman Sejati”ku,

Bintang,
Aku mencoba “berani” hadapi ini dengan ketegaran yang terasa “rapuh”...
Karena kutahu..
Tetap ada bahumu yang bisa kupinjam..
Selalu ada tanganmu untuk kugenggam dalam kekuatan,
(Berkenankah?)

Di batasan waktu kutuliskan ini,
Kabut yang menyaput dingin dalam sanubari ini,
Mengajariku berdamai dengan kesakitan,

Walau hanya aku dan kau yang tahu..
Arti “cinta” dan “rasa” yang kita punya ,,
Walau kuingin halangi waktu yang kini terasa melaju teramat cepat..
Tak ingin berhenti mengisinya dengan kebersamaan yang indah,
Dengan caraku...
(Bolehkah?)

Maafkan...
Selalu ingin kukatakan itu...
Untuk hal yang tak kuketahui tentangmu,
Terimakasih..
Masih berkenan meluangkan waktu di antara,
Untuk benar menemaniku kini,

Selalu ingin aku bertanya padamu.. Bintang,
Walau selalu kelu dalam tulisan dan lisan..
Tak mampu ucapkannya:
"Jika aku telah jauh..
Akankah kau akan merasakan "kehilangan"ku?
Akanlah kau melupakan penggalan kisah ini?
Akankan kau akan melihatku di akhir nanti?"

Tahukah.. kau, Bintang..
Jiwaku kini memang telah mati,
dan,
Bukan "cinta"ku... 

Tuhan,
Jika masih Kau izinkan...
Biarlah airmata ini untuk yang "abadi",
Jika boleh kuminta..
Perkenankanlah ini tetap dalam "keabadian "....
Aaamiin,

(Maafkan aku Tuhan.. jika pemintaanku (terlalu) banyak.. )

@SepenggalJedaTangis

Thursday, November 14, 2013

@11.11.2013



Cin ta,

Surat ini kubuat beberapa hari setelah merenung dalam perjalanan masa yang telah terlewati.  Tak sanggup menuliskannya langsung, karena keindahan perasaan yang membuncah, menutup mataku dalam jeda mimpi yang panjang.

Dalam hening.... kucoba uraikan tulisan ini, sambil menemanimu meretas cita-cita.



Sayang,

Memang... kini di langit pergantian  tak kulihat BINTANG gemerlap yang menuntun perjalanan menuju cahaya.  

Terdiam menatap kilauan lampu yang memendar.  Ini adalah keinginan yang lama terpendam.  Menatapnya, dengan kehadiran dirimu yang mendampingi. 

Yaa.... BINTANG langit itulah dirimu kini. 

Tegak berdiri memelukku dalam diam.  Sejuta makna terasa...

Tak perlu banyak kata yang terucap di antara kita.  Ikatan rasa ini biarlah terbekap di dalam hati yang terjabat erat.  Sangat lekat.



Kasih,

Kembang di taman hati takkan pernah layu, bermandi cahaya Mentari yang berkilau.  Bagai menyaksikan “hanami” dengan keindahan sakura yang tengah bermekaran di Jepang.  Semua terasa lengkap.  Terdiam dalam tangis yang tertahan...

Tahun ini benar-benar “lengkap” buatku.

Perahu Kertas itu terus melaju, dan menghadirkan puisi termanis di dawai hati.  



Sahabat jiwa,

Terhatur terimakasih tak terbilang, untuk jabat dan genggam yang telah terjalin.  Kedamaian yang terasa kian hangat ini, mengantarku dalam rangkaian nyata yang hampir tak kupercayai.

Kehadiranmu yang melengkapi kehidupan, membuatku kembali percaya. Sandaran hati manakala letih itu (tetap) ada buatku...

Walau tanya selalu berkecamuk, kubiarkan itu berlalu dalam batas malam yang berlalu.

Senyummu.. menutup hari ini dengan lembut. 



Tuhan,

Terimakasih atas kearifanMu mengirimkan penjaga yang menemaniku dalam kerinduan terhadap Pagi dengan Mentari, serta Malam dengan Bintang. 

Izinkanlah kekuatan hadir dalam hati, untuk melihat keindahan dan kebahagiaan yang harus dimilikinya juga.

Tetap kuat menjaga, menemani dan menyayanginya...

Tanpa  jeda,

Aaamiiinn....

#Bintang Timur: Dy @DagoGolf

Saturday, November 9, 2013

@KANGEN


Pagi... Bintang,

Di bawah langit mana pun kini aku berada, yang kucari hanya dirimu..

Melihatmu berkelip menyapa.. membuatku merasakan damai yang luar biasa.

Sederhana itulah,

Rasa yang terjalin di antara Mentari dan Bintang...



Pagi ini... Bintang,

Kala aku terbaring terpaparkan sakit..

Terasa terus menggenggam tanganmu,

Yang merawat dengan rasa sabar, ikhlas dan ketelatenan,



Dan,

Pagi ini pula ... Bintang,

Kudapati do’a yang menyejukkan hati:

“Tuhan yang Terkasih.... bisikkanlah namaku, dalam mimpi belahan jiwa yang telah Kau siapkan untukku, dan akan Kau pertemukan denganku. Yang telah lama aku rindukan.   
Mohon agak segera yaa.. Tuhan.   
Aku kangen, kaangeen sekali.  Aamiin...” @MarioTeguh



Kuingin kau tahu.. Bintang,

Sebelum lelapku...

Selalu kusempatkan untuk menjagamu terlelap, walau sedetik berselang..

Hanya ingin memastikanmu,

Melihat damaimu,

Doaku pun terselip..

Sambil mengecup lembut pipimu,

Mengusap perlahan rambutmu,

“Tuhan yang Penyayang... izinkan aku terus menjaga, menyayangi, dan mencintainya, dengan segenap rasa yang tersimpan dalam baginya.  
Beri aku kekuatan.. Tuhan, untuk mendekapnya dengan rindu, mewujudkan mimpi-mimpinya, dan berjalan dengan tawa yang ikhlas untuk bahagia yang diinginkannya.   
Beri aku waktu di sinar Mentari.... untuk terus selalu dapat menemaninya.  Aamiin....”



Maka,

Airmata yang tertahan itu, hanya menetes dalam jiwa dan sanubariku saja.. Bintang,

Membasuh semua perih yang terasa sesaat,

Tergantikan oleh fajar di ufuk Timur @Senggigi.
#Dy: Bintang Timur