Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Tuesday, March 26, 2019

Renungan

/..sejenak menepikan penat. Di negeri 1000 masjid ini, aku kembali melemparkan pikiranku ke Bandung. Masjid Al-Furqon UPI. Selalu terekam jelas apa yang pernah menjadi saksi perjalanan di sini.
Di sudut Masjid, seperti kulihat sekelebat bayangan teman-temanku dahulu.
Dimanakah mereka kini?
Kami sudah lama tak berhubungan.
Aku, menjauh.
Menutup diri untuk semua pertemanan.
Patah.
Berkeping.

Aku, yang dulu teramat terbuka, tak percaya sebuah hubungan pertemanan yang tulus.
Palsu.
Semua hanyalah topeng.

Kemarahan yang kubawa ketika memasuki pelataran Masjid. Seperti menghilang bersama basuhan wudhu.
Aku, tenang kini.

Menangis dalam khusyu' bacaan-bacaan sholat yang kali ini (benar) merasuk dalam makna.
Memasuki ruang jiwa yang kerontang.

Tetiba, pengumuman diberikan oleh takmir Masjid ini bahwa akan ada kajian tentang shahih Bukhori Muslim. Setelah Ashar.
Aku memicingkan mata.
Berusaha melihat dari jauh.
Menanti.

Tak ada kebetulan dalam hidup.
Selalu ada alasan.
Percaya saja, bahwa Alloh SWT akan memberikan yang terbaik.
Melatih jiwa-jiwa dalam ketakwaan.

Suamiku,
Sejenak aku mengingatmu. Di tengah takbir ruku', i'tidal, duduk di antara 2 sujud.
Aku, menangis.
Begitu merindukanmu dalam perjalananku kali ini.
Semua begitu berbeda.
Sejak kehadiranmu dalam hidupku.
Jodoh dari langit.
Kita tak pernah saling mencari.
Kita dipertemukan dengan semua suratan yang sudah tertuliskan di Lauful Mahfudz.

Aku, percaya akan itu.
Semua memang tak pernah mudah di awalnya.
Namun kini, ketika keresahan melandaku, aku selalu mengingatmu.
Imamku.

Kepalaku terangkat.
Kembali memicingkan wajah. Menatap barisan tulisan-tulisan dalam bahasa Arab. Semua melemparkanku pada masa awal berjumpa denganmu.
Ma'had.

Jiwaku semakin tenang dalam keimanan.
Memelukmu di kejauhan dalam ikatan suci.
Semua mendekatkanku padaNya.

Robbanaa..
Jadikan aku, pemaaf yang tak pernah menghitung kebaikan yang pernah terbagikan.
Lembutkan hati, pikiranku untuk selalu membuang makian pada orang-orang sekitar.

Jadikan lisanku yang memberikan kedamaian.
Maafkan aku yang masih selalu mendosa.

Imamku,
Maafkan aku, yang masih sering lupa bahwa aku telah memilikimu.
Aku tak sendiri.
Masih sering meminta izin untuk perjalanan melarungkan dukaku.
Mengganggu kerjamu di sepertiga malam, dengan tangis konyol.

Surat Muhammad ayat 19:
_Maka berilmulah dulu, bahwa tiada Ilah selain Alloh_

Belajarlah dengan benar. Tak mudah memang. Tapi bukan tak mungkin.
Maka,
Perjalananku kali ini, menitipkan pelajaran dalam ketakwaan.

Ampuni aku yaa Robbal'alamiin 😇..
Masih suka mengeluh untuk sebuah ujian dan cobaan dalam hidup.
Selalu merasa menderita.
Padahal, masih banyak yang diuji lebih dariku.

--------

"Vie?"
"Dimanakah dirimu sayang?"

Aah, suara di ujung telpon itu begitu mengikatku dalam rindu.

"Aku baru sampai Masjid Agung Mataram.. Bang. Baru lepas sholat Ashar. Setelah ini aku akan ke Basecamp. Besok baru memulai pendakian, " jelasku menenangkannya.

"I'm okay.. sayang."
Lanjutku.

Pendakian kali ini memang tak kulakukan bersamanya. Karena aku memaksanya untuk mengijinkanku pergi kali ini.
Kembali ke sini.

"Take care of yourself yaa.. istriku. Cepat kembali. Aira berulang kali menanyakanmu," kata-katanya begitu lembut.

_I love you what the way you are, sayang_ ketika aku menjawab lamarannya.
Kala aku bertanya, apakah aku masih diijinkannya melakukan pendakian.
Dia telah berjanji tetap menerima dan menikahi kekuranganku. Membahagiakanku dan Aira.

Abang menyerah.
Merelakan diri menjaga Aira. Ketika aku keukeuh ingin melepas semua kebencian di puncak Rinjani.
Aku yakin, jauh di lubuk hatinya..
Teramat berat melepasku pergi. Karena sebelum menikah, dia selalu berkata akan menemani semua perjalananku menjelajah negeri ini.

"Iyaa.. Bang. I will do my best. Tunggu aku kembali yaa.."

"Okay.. sayang. Jaga kesehatanmu. I miss you so much. Aira pun merindukan mommynya.. sayaang 😘"

"Siap.. Abang. Aku akan segera kembali. See you.. "

"See you around soon, cinta.." tutupnya dengan manis.

Duuh,
Aku begitu merindukannya. Seharusnya dia disini. Our honeymoon di bulan April.
Tapi aku menginginkan pergi di akhir Maret. Dengan semua yang ada pada dirinya, aku teramat mencintainya.
Ketika kegelisahan melandaku seperti hari ini, dia mampu menenangkan badai. Menyederhanakan masalah.
Maafkan aku yaa Bang..
Untuk semua yang tak sempurna pada diriku.
Semoga,
Setelah ini..
Aku menjadi pendampingmu yang mau mendengarkanmu.. Bang.

Salam dari Lombok yaa..
Nanti kubuatkan kopi khas dari pulau kesayanganku ini. My second homeland.
Love you 😘💕❤️
Istrimu./

------

"Vie? Lo dimana?" tanya Shella.

"Hehehehe.. masih d Lombok sayy"

"Eetdaa.. lo ga berubah aja. Gue pikir setelah menikah, lo bakal lebih bisa diem." keluhnya di ujung telpon.

"Mm, diikiit laah." tawaku lepas.
"Gue bete.. marah, benci. Campur aduk"

"Orang yang penting itu lagi?," selidiknya

"Ya"

"Sudahlah.. Vie, jangan menghilangkan pahala kebaikan yang udah lo kasih. Dia memang ga pernah peduli sama perasaan lo.
Abang jauuh lebih layak lo kasih perhatian lebih.. ok dear? ... Pulang segera, kasian Aira.. yaa?" Shella menenangkanku dengan caranya.

"Iyaa... bawel, gue ga akan lama-lama," kelakarku. ... See you around yaa."

"Aashiiyaapp," jawabnya jenaka.

-----

Maka, nikmat mana lagi yang kamu dustakan Vie?

Sudah yaa..
Jika hendak menjelajah, persiapkan dengan matang. Berubahlah.
Alloh telah mempertemukanmu dengan orang yang tepat. Mencintaimu dengan segenap jiwa.
Selalu memeluk kekuranganmu..

Aah..
Dari Senggigi yang mengguratkan lazuardi, aku mengucapkan janji.. akan mengajakmu Bang, bersama Aira.

#aksaradalammakna #petualangjiwa #adventurer #kopidanaku

No comments:

Post a Comment