Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Tuesday, October 11, 2016

Terdiam..

Lompatan waktu begitu terasa cepat. Tak ada yang sempurna..
Sepekan pun takkan cukup menghapus jejak yang sudah menapak di batas waktu.

Hanya mencari teman perjalanan, terasa begitu melelahkan.
Cacian, hinaan, dan hujatan, menyertai bagai badai yang meluruhkan pertahanan jiwa.

Ka, jika enggan kau melangkah di sampingku. Tak mengapa..
Aku biasa sendiri dan ditinggalkan.
Jadi biarkan semua menghilang dalam kebaikan yang ingin kutanamkan.

Tak ada yang abadi. Hal ini sudah terprediksi sejak awal. Ketika sebiji sawi itu bertunas. Ini yang aku maksudkan dulu. Bahwa bukan aku yang pergi. Tapi kamu.
Sendiri itu menenangkan..Ka.
Tak perlu pedulikan perasaan orang lain. Tangis, tawa, dan canda itu menari indah di angan saja.

Yakinkan hal itu pada dirimu.
Serpihan hati yang kembali terserak, semakin membubuk bersama tenggelamnya mentari hari ini.

Melangkahlah ke depan.
Karena ini memang jalanmu. Rangkullah mimpi bersama bahagia.
Apa pun adanya.
Sekejab itu bermakna dari pada jutaan kata.

Aku masih menangis.. Ka. Sementara kau sudah tak perdulikan apa pun tentang aku.
Menitikkan buliran bening yang menderas, mewakili pedihan jiwa.
Sesaat,
Sekejab,
Tapi tikamanmu melukai dalam. Tak ada yang abadi..

Terimakasih.. untuk semua yang akan terkenang di penggalan medio Oktober.

Aku hanya mampu tercekat di keheningan. Melihatmu pergi.. Ka.
Tegarnya karang di Pantai Senggigi kembali melarungkan duka, lara, nestapa, dan sedih.

Aku..
Menangisimu.. Ka.

Buliran tasbih, mengiringi lantunan doa. Ketenangan di negeri 1000 masjid, kembali terkenang.
Aku merindukannya..Ka.

Memburam mata, tersaput kabut menahan airmata yang tertahan.
Tuhan..
Ijinkan kali ini, keikhlasan mengalir dalam doa. Mengiringi langkahnya. Menatap punggung tegap yang berlalu di hadapan.

Jika ini memang ujian yang Kau siapkan (lagi), bolehkah aku meminjam pundakMu untuk menyandarkan kepedihan?

Lelah.. meletihkan.
Penat..

Maafkan.. aku, Tuhan..
Tak henti mengeluh,
Tak cukupkan tangisan.

Hidup bukan apa yang kita inginkan.
Hidup adalah yang terbaik.
Semua berpulang padaMu.
IjinMu..

Maka, nikmatMu yang mana lagi yang engkau dustakan?

***

Aku menepati janjiku.. Ka. Melunasi perkataan yang tertuang dalam barisan kata.
Smoga.. yang terbaik dapat kau rengkuh dalam nyata.

Seperti janjiku,
Selalu disini, tak beranjak meninggalkanmu sendiri.
Tetap menggenggam tanganmu erat.
Dalam diam, tatap, harap, yang tercekat.

Always do the best.. Ka.

PS:
If you need me, just close your eyes.
Lay your sorrow in the darkness.
Then you'll find the light which guide you..

4 comments:

  1. Kenapa sastra secantik ini tak dibangunkan blog yang cantik juga? Hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mmm..msh kurang cantikk kaah??

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete