Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Friday, August 13, 2021

Teruntuk Cintakoe



Cintakoe,
Melewati jalan-jalan itu, menjaadi napak tilas yang cukup pilu.
Kesendirian disini, tak cukup membunuh RINDU yang selalu membuncah di kala mentari tenggelam. Memeluk hening malam.

Ingin rasanya mencium takzim tanganmu, dan menanti kecupan mesra di keningku.
Lalu mendekap sisa hari dengan cerita, yang lalu membuai kita dalam mimpi yang panjang.

Aira, sudah mendekap Baymax hadiah darimu.
Ia tak henti menanyakan keberadaanmu.. sayang.
Sama denganku..
Ia terjebak RiNDU yang luar biasa.
Daddy, mana Mommy?
I miss him so much..

Aku tersenyum..
Berusaha keras menahan airmata yang sudah sesak hendak berseluncur. Menyaput bedak yang sudah rapi.
Daddy..
Punya urusan yang belum selesai sayang, he will come to meet us.
Did he forget us, Mommy? 
Cecarnya kemudian.

Nope. .sayang,
He's never forgotten about us.
Jelasku sambil mengusap rambut ikalnya.

Anak ini, hanyalah anak sambung bagi kami. Pengikat cinta yang tak harus berkaitan dengan darah.
Namun, kebersamaan membuat wajah kami begitu mirip.
Tenanglah kamu disana sahabatku..
Anakmu baik-baik saja.
Ia tumbuh dewasa sebagai anak yang sangat manis.
Mewarisi sifat-sifatmu..

Sayang,
Aku ingin memelukmu lebih lama.
Menghabiskan bercangkir kopi lebih banyak.dengan ribuan kata yang terangkai dalam cerita.
Mengetikkan cerita ini pun dengan isakan yang tertahan, agar Aira dan Muêzza tak terganggu.

Aira sayang sekali dengan kitten itu. Bahagia, melihat senyumnya mengembang ketika kubawa Muêzza ke rumah.

He's so cute Mommy..
May we have it?

Sure.. sayang, Mommy membawanya untukmu. Rawat yaa..
Kasihan Muêzza, berhari-hari di selokan. Jauh dr ibunya.

Ok.. Mommy, I will take care him well.
Promise!

Aira.. Aira..
You're gorgeous and always being my best mood booster 😁🤓.

Sayangku,
Kudoakan..
Terselip waktu di antara kesibukan kita, untuk sebuah pertemuan.
Mendekap kebersamaan, bermunajat bersama dalam dekap do'a.

Imamku tercinta,
Untaian lantunan ayat-ayat cinta Illahi dalam Al-Qur'an begitu kurindukan. Ketika berjama'ah bersamamu.

Kami RiNDU..

...........

Kembali menatap layar laptop. Pukul 00:00 dini hari.
Mataku sembab dan bengkak. Terlalu banyak menangis.

Kang Bowo, masih ada di meja depan. Memutarkan lagu-lagu di playlist.

Menganggukkan kepala sejenak.
Dan aku bergegas pulang..

Sunday, July 25, 2021

11 bs 22 (2)

Chapter 2 part 30

Masih menatapmu. Menyimak semua ceritamu. 
Tidak ada kata yang bisa mewakili perasaanku saat ini. Hanya bersyukur padaNya, karena akhirnya kita dipertemukan. Walaupun berpuluh tahun yang lalu.. 
Kita sebenarnya tak berjarak. Mungkin, memang belum waktunya dipertemukan.

Begitu menghayati cerita tentang perjuangan dan kehidupanmu. Dirimu selalu menjadi sosok yang memukau.  
Aku menatapmu dengan sejuta arti. Di pantulsn cermin. Yaa Robbana.. (benar) aku teramat sangat mencintainya. Ingin selalu bisa menemani di ujung senja. Memeluknya erat.

Abangku sayang,
Mencintaimu adalah pilihan hidup yang tak mudah.
Tantangan nyata terlihat.
Tapi..
Cinta yang mengalir, adalah keikhlasan yang serius. Hanya ingin tumbuh dan menua bersama.
Sahabat sedunia dan sesurga..

Maka, datanglah menjemputku di shelter. Menuju home sweet home kita..

.....

Vie..
Seolah mendengar Abang memanggil..

Lamunanku tersentak.
Sejenak mengumpulkan ingatan. 
Aku baru saja terjaga.
Mengingat kejadian terakhir.
Aah.. lagi, aku tertidur ketika sesenggukan sendiri.
Malam minggu yang hening.

Aira, sedang pulang ke rumah ibu.
Kangen simbah.. ujarnya polos.
Dengan berat hati, aku pun mengizinkannya.
Travel membawanya menembus malam menuju Sleman. Mbak Marni menemaninya.
Drama yang dibuatnya pun menggelikan..

Hanya memeluknya erat..
Ga apa.. sayang, mommy pasti pulang kalau semua pekerjaan selesai yaa..

Aira, permata hatiku..
Sebaiknya tak kau saksikan airmata yang terus tak henti mengalir.
Tak mampu juga tegar menjawab pertanyaanmu..
"Mommy.. where is Daddy? I missed him so much.."

Sayang,
Mommy selalu menghitung hari yang terlalui tanpa Daddy.
Tak mudah nak..
Dengan senyum yang Mommy hadirkan, menjawab tanpa menitikkan airmata..
".. sabar yaa nak, Daddy will come soon.. visiting and staying with us again..

Tak terasa, adzan Subuh berkumandang. Abu.. minta dielus.
Seolah memahami, aku butuh ditemani.
Terbangun pukul 1 dini hari, dan mandi pukul 2.
Alhamdulillaaahh.. tak terbatuk-batuk karena kedinginan seperti biasa.

Bermunajat, menulis..
Bercerita padanya dengan cara yang berbeda.
Abang..
Really need you here,,

....

Bergegas menuju studio..
To The Bone, Pamungkas mengalun.
Di sudut, Mas Bowo tersenyum melambaikan tangan. Dan mengacungkan jempol. Tanda bahwa semua siap dimulai..
Deretan lagu sudah disiapkan di play list.

1..2..3..

Haiii.
Paagii good people, Vie disini...
Tetap semangat yaa!
Setelah lagu ini, siapa pun yang ingin bercerita.. Vie tunggu yaa,

.......

Thursday, June 24, 2021

Fixing The Broken Heart

Buku ini menemukan aku, di tumpukan buku-buku yang diobral di Gramedia Merdeka.
Tempat ini selalu menjadi persembunyian yang baik. Melarungkan luka dan gundah.
Dan,
Disanalah aku menemukan sedikit kebahagiaan dalam untaian cerita yang tertulis rapi.
Kepergianmu..
Menggores luka yang teramat dalam. Di hati yang sudah tak lengkap.
Salahkah aku?
Menerimamu dalam hidupku. Sahabat menua..
Belum pernah diduakan sehingga tak mampu berempati?
Tidak..
Aku menjalani semua dengan keikhlasan dengan porsi dan posisi.
Tak pernah sedetik pun melarang kepulanganmu ke rumah. Tak pula menuntut apa-apa.
Yang kupahami, semua ini lahir dari pemikiran yang dalam dan panjang.
JalanNya.
Karena Dia tak pernah menitipkan cinta yang salah. Selalu ada alasan kenapa. Tak pernah ada kebetulan.
Ketika ada pernyataan diatas, sadarkah mereka.. apa yang selalu kurasa? Berada sejenak di posisiku.
Nyaman?
Silahkan saja anda coba...
Aku pikir, mungkin sedetikpun akan sempat anda bisa lalui dengan perasaan lega.
Namun.. akupun tak bisa memaksa siapapun untuk menjadi aku.
Pun seperti.. aku dipaksa menjadi orang lain.
Yaa Robbana..
Tunjukkan saja ketika aku salah melangkah. Tapi peluklah aku.. 
Ketika Kau tahu aku tak kuat memikulnya.
Aku hanya bisa menangis dan menangis.
Semua serasa salah..

.......

Vie..
Kamu kenapa?
Aira sakit?

Wajahmu pucat Vie. Kamu sudah makan?

Aku menggeleng. Sekali untuk semua pertanyaan itu.
Lelah pikiranku.
Terlalu banyak kata-kata yang terus bergerak. Berlarian dalam pikiranku.

Lelah.. yaa Robb,
Sangat lelah..


Thursday, November 28, 2019

/catatanperjalanan_chapter28/

Selamat pagi..cinta,

Mungkin tak pernah disadarinya, itu salah satu hal trrmanis yang pernah aku terima. Yaa.. tak cuma satu, tapi lebih,

Catatan perjalanan bersamamu, memang menuliskan kisah yang berbeda.
Alloh Maha Baik,
Memberikan lebih dari yang kuminta..

Tak putus syukur untuk itu semua,

....

12:01
Terbangun dari mimpi buruk yang sudah beberapa kali datamg.
Astaghfirullah..
Aku memang lelah,

Kembali menyesap kopi lebih dari seharusnya.
5-6 cangkir kopi hitam tanpa gula,

Sesekali aku melepaskan tatapan ke gawaiku. Menatap orang-orang yang bergegas di depan Gelora Bung Karno.

Pintu busway 1F pun terbuka, menaikkan para penumpang.
Suasana yang tak pernah kusaksikan di Bandung.
Tak ada yang tengah mengudap.
Pun tak tercium aroma cilok, bacil, basreng, dll.

Bandung,
Benar telah lekat dalam darah.
Sepekat seduhan robusta dalam setjangkir KOPI ku.

Apa kabar Aira?
Hampir setiap malam, kami selalu vc.
Cerita-ceritanya mengalir deras.
Makin cerewet saja..
Rambut ikalnya pun tumbuh lebat.
Diikat seperti Princess Elsa...Mommy
Pintanya, jiika aku pulang.

Sayang,
Berjauhan denganmu, benar tak pernah mudah.
Aku sering merasa sendirian di antara pikuk Jakarta.

Dini hari, kutuliskan semua gelisahku dalam catatan pesan untukknya.
Merujuk pada khawatir yang tak pernah berujung.

Jangan tanyakan,
Betapa merindunya.
Memeluknya ketika sedang ada di titik nadir, adalah janji yang tak pernah kuingkari.

Jeda,
Selalu membatasinya.
Dan aku menangis..

Aku,
Melakukannya lagi..
Nanar menatap kosong layarku.
Blank point..

Terduduk di emper stasiun ini.
Tak menyesap kopi,
Hanya wedang sereh yang kubuat pagi ini.

Merasakan lukanya.
Menitikkan airmata dalam masker (kembali).
Sudah tak ada kata yang mampu terucap.
Berulangkali menguatkan iman..
Terlihat jelas..
Suicidal thoughts,
Aku takut..

Perjalanamku sebagai penyiar tak terhenti. Mengadu skill di Jakarta..
Memulainya dari bawah.
Berjuanglah..
Kuatkan jiwa,

Bandung,
Bandung,
Bandung..
Cinta tak tertahan, mengalirkan deras airmata..
Perih jika menatap langit yang kemudiam memerah, dari halte Bundaran Senanyan.

Aitmata kali ini..
Sudah tanpa suara, senyap dalam riuh pagi,

Ayah.. lapar,
Seorang gadis kecil, seumuran Aira..
Merengek pada ayahnya.
Disamping mereka, setengah karung botol air mineral.
Jika ditimbang..
Mungkin hanya dapat sebungkus nasi tanpa lauk.

Hatiku semakin perih,
Otakku kram..
Jiwaku biru,

Tuhan,
Berikanlah aku kemampuan berempati..
Tak hanya ingin dimengerti tanpa memahami,
Banyak meminta, tanpa mau memberi..
Jadikan aku orang yang tawadhu, qana'ah,
GarisMu,
Adalah ikhlas dalam sabar..
Tak berbatas..
Tanpa harap balasan,

Maafkan aku, Vie

#aksarabermakna #perjandusastra

Wednesday, October 9, 2019

Diskusi Pagi

Hai..
Sahabat hatiku,
Sapaku pada semburat merah di ufuk Timur.
Sebentar lagi..
Golden Sunrise,

Pemandangan yang tak pernah didapatkan di Ibukota (sebelum pindah 😁), atau di perkotaan.
Udara dingin yang menggigit tulang, memasukkan energi positif yang sering terlewatkan.
Ya, karena biasanya masih enggan meninggalkan hangat dekapanmu dan selimut.. 😂

Saat ini,
Mentariku lebih awal menyapa di ujung Timur Indonesia.
Masih dengan setjangkir kopi tubruk Wamena.
Yang masih mengepulkan panasnya.
Sederhana saja..
Caraku untuk menemani jejak langkah,

Berusaha tenang..
Di tengah keriuhan yang marak terjadi,
Volunteering memang selalu menuliskan kisahnya dengan tulus.
Semua demi kemanusiaan yang seringkali terkikis oleh keegoisan dan kepentingan.

Biarkanlah..
Bebaslah dari belenggu dengki,
Karena itu akan menyakiti jiwamu..
Mengalirlah di batas perbedaan,
INDAH,

Aku RINDU..
Padamu, Aira, dan kehangatan KITA,
Sendiri bukanlah sunyi..
Hening tak pula berarti kesepian,
Ini hanya tentang CINTA, dalam kejujuran rasa.

Satu..
Akan menjadikan semua indah,
Namun berSATU,
Melengkapi perjalanan dengan sempurna.

Teman perjalanan,
Selalu menjadi pelangi, yang membuat semua larut dalam manis..

"Vie..
Selalu ingatlah, bahwa waktu adalah jeda.
Ruang terbatas dalam pikiranmu.
Melesatlah..
Aku memelukmu dalam do'a."
Pesannya..

.......

Kuhentikan penaku,
Menikmati makna fajar..
Tak ada gelap yang tak berujung,
CAHAYA,
Perlahan (akan) memupuskannya dengan harapan.
Jemputlah,

Ingatlah sayang,
Aku selalu mendekapmu dalam do'a..
Menjemput mimpi bersama,
Dan..
Melodi semesta akan mengiringinya..
Bersabarlah,

Sesapan KOPI akan membungkus lelahmu,
Aku (selalu) ada di sampingmu..
Tak peduli ribuan kilo yang membatasi,
Karena ini hanya sejengkal,
5cm di depan mata..
Dalam bentangan sajadah,
Cinta..

Tunggu..
Aku akan segera pulang,
Jemput ya?

#petjandusastra #setjangkirkopi #temanngopi

Monday, August 12, 2019

Rindu

Aira,
Bagaimana kabarmu sayang?
Lama Mommy tenggelam dalam perjalanan baru ini. Petualangan di rimba kota ini. Dimana mimpi mewujud dengan perjuangan peluh yang membaur di Commuter line, Bus way,

Ya, ibukota ini memang mampu menjadi magnet jutaan orang.
Tak pernah terlintas bisa berada di tengah-tengah riuhnya.

Pun tak sekejap pun berangan berlarian mengejar waktu..
Sesuatu yang hampir tak pernah terasa di Bandung.
Tempat damai dalam hening, yang diciptakan dengan semnyuman.
Kisah RINDU nya dalam setjangkir kopi, membungkusnya sempurna.

Paham sekarang sayang,
Semua kisah yang ada bukanlah isapan jempol atau hanya untaian khayal.
Ini memang nyata,

Semoga aunty bisa menggantikan sejenak tugas Mommy.. mendongeng sebelum kau merajut mimpimu.
Tunggu Mommy yaa.. cinta,
Kita akan bersama, segera..
Bersama Daddy yang akan mendekapmu dalam hangat kasih,

Banyak..
Teramat banyak yang ingin ditulis, namun lelah hampir menjadi irama Mommy kala Mentari meninggalkan jejak jingga. Sebelum langit tersaoukan kelam.
Lalu gemintang bermunculan memberikan terang.

Redup..
Namun sama seperti bunga, jauuh di dalam tanah, akarnya selalu menjadi cahaya.
Percayalah sayang..
Semua ini akan berakhir indah,
Seindah senyummu yang selalu mengembang sempurna, ketika Mommy pulang.

Kamu, sudah semakin besar sayang..
Time really flies

Peluk cium Mommy, 💕😘😍

Thursday, June 6, 2019

1440 15:15

Sepenggal cerita, dalam denting waktu yang terus memanggil namamu dalam sepi.

Catatan,
yang kubuat..
untuk sejenak menenangkan hati, jiwa, dan sanubari.
Dengan buliran bening, hidung yang tersumbat..
Mengurangi rasa yang menyesakkan dada.

Aku,
(benar) merinduMu, ingin memelukmu..
Saat ini,

Takbir sudah berkumandang. Pertanda esok merupakan hari kemenangan yang menjadi ujung Ramadhan.

Berbeda. Semua memang tak seperti Ramadhan dan Syawal bertahun sebelumnya. Aku, Aira, dan Abang.
Harus terpisahkan dalam jarak yang tak biasa.

Tak terasa, mata pun memburam. Berusaha menahan gejolak hati yang tak menentu.
Maafkan.. Bang,
Aku masih juga sering menangis, untuk pilihanku.

Yaa Robbil Izzati,
Aku hanya ingin sebuah keajaiban di awal Syawal ini. Kemudahan memeluk kebersamaan bersamanya. Walau sebentar, itu akan menjadi nikmat yang selalu kusyukuri.
Ajari aku, secara perlahan saja.
Tak mudah..
Ini teramat sulit dicerna otak dan perasaanku.

Aku, menantimu..
Dalam hening sujud dan do'a.

Yaa Robbanaa..
Jika memang ini yang terbaik buatku, berikanlah aku kelapangan jiwa. Menerimanya.
Dengan takwa dan  kelembutan sanubari.
Aku..
Percaya padaMu.
Menyandarkan lelah di bahumu.
Abang..
Masih juga menangis, ketika terpisah oleh jeda, jarak, dan waktu.
Selalu merindukan kebersamaan sederhana bersama.

Mudahkanlah.. Tuhan,
Lembutkanlah dan lapangkanlah hatiku menerima ketetapanMu.
Aku,
Percaya padaMu.
Menyandarkan lelah di bahumu..
Abang,

/catatan/
.. perjalanan waktu, menuntunku bersamamu di ujung waktu. Keinginan untuk bisa menua bersama, belajar tentang kehidupan dengan seni. Mengalir bersama.
Tak selalu bahagia.. karena memang ini bukan cerita dongeng yang sempurna.

I am Groot..
Berarti tumbuh bersamamu. Selalu bergandengan tangan.
Jarak, jeda, akan menjadi rutinitas.
Sederhana dalam sujud dan do'a terbaik, itu caraku untuk menjabat hatimu.
Jangan pernah lelah memaafkan yaa Bang,
Jika aku memang berbuat salah.
Juga kuharap Abang tak letih, mengajariku untuk sedikit bersabar bersama waktu.
Ini, hanyalah sepenggal bagian cerita kita.
Bersamamu,
Cahaya Mentari selalu terasa hangat.
Terimakasih telah menyentuhkan banyak pelajaran hidup, dalam setiap diskusi panjang kita..