Nuansa
Berjalan berdampingan di atas segala perbedaan, terasa tak mudah (memang)... Tetap mampu berdiri sendiri, (namun) terasa rapuh jika berjalan tanpamu... Always a reason behind something... #SahabatSejati

Saturday, February 14, 2015

Secarik Surat Untuk Tuhan

Tuhan,
Yang kutahu,
Aku akan terus belajar memahami caraMu mengajariku tentang hidup.
Sementara..
Kesendirian di keramaian yang (mungkin) harus kumaknai dengan benar.
Hanya..
Maafkan aku, Tuhan. Ketika keimananku terasa tipis, karena sempat terlintas pilihan tidur di keabadian (saja).
Kehilangan yang kurasakan, memang bertubi-tubi.
Dalam kegelapan dan tanpa Matahari.
Aku menjelma menjadi pribadi yang sangat lemah dan rapuh.
Kembali menjadikan perjalanan ke gunung, darat, dan lautan sebagai jalan pelampiasan untuk menemukan kedamaian.
Tuhan,
Peluk diriku di kehadiran kebahagiaan.
Sebentar saja..
Karena aku malu jika ingin selamanya merangkulnya.
Sebab aku hambaMu yang (masih) berkubang dalam dosa, yang aku sadari maupun yang tidak.
Tuhan,
Nyanyikanlah untukku kedamaian dan ketenangan jiwa.
Walau yang kutahu, mungkin belum layak untuk meminta itu.
Tuhan,
Di sampingku Aira terlelap dengan wajah yang mendamaikan hati.
Terimakasih telah menghadirkannya dalam penggalan waktu yang tersisa.
Memaksa tidur di keabadian adalah kesalahan pikiran yang picik, sempit dan naif.
Tapi..Tuhan,
Kali ini..
Aku benar-benar merasa sendiri, terhukum olehMu.
Maafkan aku..Tuhan,
Untuk kelancangan ini.
Aku (hanya) ingin menjadi Vie..
Annisa Alviani, wanita kuat dan tegar yang selalu bisa bangkit dari keterpurukan hidup.
Menjalaninya dengan  keikhlasan, tawadhu, qana'ah, dan istiqomah.
Masih pantaskah aku memohon padaMu..Tuhan?
Masih layakkah aku meminta kehadiran sahabat hati dan teman jiwa?
Untuk melengkapi kepingan-kepingan kehidupan yang belum lengkap.
Yang menemani, mengingatkan dan saling menjaga.
Hingga akhir cerita itu tiba.
Hhh...
Maafkan (sekali) lagi..Tuhan,
Ketika aku terlalu memaksa..
Aamiiinnn,
*tangis, peluk, cium* 😢

No comments:

Post a Comment